Untuk mendukung green tourism, PLN UID Bali gencar membangun PLTS dan 64 SPKLU Ultrafast Charging - WisataHits
Jawa Timur

Untuk mendukung green tourism, PLN UID Bali gencar membangun PLTS dan 64 SPKLU Ultrafast Charging

IWIP mempercepat pengembangan taman bisnis komponen baterai kendaraan listrik

Manajer Humas PLN UID Bali Made Arya Sabtu 09 Juli 2022 | 12:25 WIB

Wartawan: Azis Husaini, Bidara Pink Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -DENPASAR. Industri pariwisata di Bali kini mulai bangkit. Beberapa jalan kayu sudah penuh, restoran, pasar, dan toko suvenir kini dipadati pengunjung. Tidak hanya tempat oleh-oleh khas Krisna, gerai yang menjual pernak-pernik di Pantai Kuta ini juga ramai dikunjungi wisatawan asing maupun domestik.

Kehidupan hotel dan kegiatan bisnis lainnya membuat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sangat membantu. Dengan konsumsi listrik yang mulai mengalir deras, suasana berbeda saat pandemi melanda Bali.

Konsumsi daya minimal. Made Arya, Manajer Komunikasi PLN UID Bali, mengatakan daya yang tersedia di Bali saat ini mencapai 1,3 GWh dengan beban puncak 0,84 GWh, atau dengan kata lain PLN masih memiliki cadangan cadangan listrik sebesar 37%.

“Penggunaan energi hijau di Bali masih rendah yaitu 0,3%, namun ke depan tidak akan ada pembangunan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar (bukan energi bersih),” kata de Arya, Manajer Komunikasi PLN UID Bali di kantornya, ( 5/7).

Arya mengatakan konsumsi listrik di Bali sudah mulai pulih. Hingga Mei 2022, penjualan listrik meningkat 11,14% dibandingkan bulan dan tahun sebelumnya. “Pelanggan terbesar di Bali adalah kategori rumah tangga sebesar 82%, disusul oleh pelanggan bisnis sebesar 11%. Saat ini kami memiliki 1.597.016 pelanggan,” jelasnya.

PLN UID Bali juga saat ini sedang mempersiapkan tenaga handal untuk acara Kepresidenan G20 di Nusa Dua. Perusahaan telah menyiapkan beberapa energi hijau sesuai dengan Green Energy Spirit yang dicanangkan oleh negara-negara peserta G20.

Dijelaskannya, PLN bekerjasama dengan IPP membangun PLTMH Sambangan berkapasitas 1 MW di Kabupaten Singaraja.

Kemudian ada PLTS Banglet dengan kapasitas 1MWp di Kabupaten Bangli, PLTS Kubu dengan kapasitas 1MWp di Kabupaten Kubu, PLTS Hybrid di Nusa Penida dengan kapasitas 3.5MWac + BESS 1.82MWh, Rooftop PV di 35 gedung PLN Bali Group dengan kapasitas 869,75 kWp. “Biaya investasi yang dibutuhkan adalah Rp 87,5 miliar,” katanya.

Arya mengatakan, meski tetap fokus mengejar proyek hijau, ada beberapa tantangan dalam pengembangannya. Misalnya, energi hijau tergantung pada kondisi alam, karena saat ini sumber energi yang dapat digunakan di Bali adalah air dan sinar matahari.

Pembangunan PLTA/PLTMH membutuhkan debit air yang besar dan aliran yang kontinyu, penggunaan energi surya membutuhkan lahan yang luas (1MW = 1 hektar) dan sumber energi efektif yang dapat digunakan 5 jam sehari. Selain itu, fluktuasi tegangan keluaran dapat mempengaruhi keandalan sistem distribusi (intermiten).

Dalam pengembangan proyek tersebut, PLN bekerja sama dengan pihak swasta dan Perusda dalam pengembangan energi hijau melalui kerjasama IPP yang ditetapkan dalam RUPTL.

Di sisi lain, PLN juga menggandeng anak usahanya PT Indonesia Power dan PT Pembangkitan Jawa Bali untuk membangun PLTS Hybrid Nusa Penida dan PV Rooftop PLN Bali Group. “Salam, RUPTL telah merencanakan untuk membangun PLTS di Bali pada tahun 2030. Tahun 2023 akan dikembangkan 2 x 25 MW di Bali Timur dan di Bali Barat,” jelasnya.

Selain proyek pembangkit listrik, PLN juga terus membangun ekosistem kendaraan listrik dengan membangun stasiun pengisian baterai. Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) juga dikembangkan untuk menghadapi era disrupsi transisi energi kendaraan di Bali.

Saat ini ada 22 unit SPKLU eksisting yang tersebar di 15 site, untuk penambahan G20 ada 70 unit SPKLU, 60 unit terpasang di 2 site, sisanya 10 unit standby.

Rencananya pembangunan SPKLU Ultrafast Charging akan mencapai 64 UFC (60 PLN + 4 Hyundai). Proyek ini akan berbasis di Apurva Kempinski 30 UFC Hotel, yang akan berlokasi di sisi 6 Shelter atau 14 UFC Road. Nantinya PLN akan memiliki 5 shelter atau 10 UFC sedangkan Hyundai akan memiliki 1 shelter atau 4 UFC. Kemudian di 8 shelter atau 16 PLN UFC.

Kemudian di parkiran pusat ITDC Nusa Dua 34 UFC yang terdiri dari 8 Shelter atau 16 UFC existing lot dan tambahan lahan 8 Shelter atau 16 UFC dan 2 Mobile UFC.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Source: jelajahekonomi.kontan.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button