Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, potensi maritim selatan Jawa Barat perlu dioptimalkan - WisataHits
Jawa Barat

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, potensi maritim selatan Jawa Barat perlu dioptimalkan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Provinsi Jawa Barat perlu melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi potensi tekanan inflasi yang terkena dampak stagflasi global. Yaitu stagnasi ekonomi yang diikuti oleh inflasi global yang lebih tinggi.

Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Herawanto, potensi Jawa Barat perlu dimanfaatkan untuk mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Ini termasuk mengoptimalkan sektor maritim dan industri kreatif untuk pengembang game.

“Kemaritiman, potensi di Jabar tidak kalah besar, terutama di selatan, baik untuk perikanan maupun untuk budidaya. Tapi konektivitas infrastruktur terbatas,” kata Herawanto di acara Media Update tentang perkembangan ekonomi di Jawa Barat akhir pekan ini.

Hadir dalam diskusi tersebut Kepala BI Perwakilan Cirebon Hestu Wibowo, Kepala Perwakilan BI Tasikmalaya Darjana dan Kepala ISEI Cabang Bandung Prof. Martha Fani Cahyandito.

Herawanto menjelaskan, untuk menghindari stagnasi, pertumbuhan ekonomi yang ada harus dijaga agar tidak terpengaruh dan tidak bisa berproduksi. Namun, salah satu yang terpenting adalah identifikasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi baru.

“Potensi kelautan dan perikanan ini merupakan salah satu ekonomi yang harus digarap lebih serius, terutama di Selatan. Hingga saat ini, penangkapan ikan masih diandalkan di utara Jawa Barat. Di selatan itu bisa sangat besar untuk menangkap dan mengolah tanah. Ini sumber pertumbuhan baru,” jelasnya.

Potensi lain yang bisa dikembangkan adalah pariwisata dan produk kreatif, yang harus menjadi aktor nasional.

“Secara digital kita memiliki anak-anak muda kreatif yang potensi pasarnya terus berkembang dari tahun ke tahun. Begitu juga dengan produk-produk kreatif lainnya,” ujarnya.

Herawanto optimistis potensi bahari Jawa Barat Daya akan optimal ketika tol Gede Bage Tasikmalaya Cilacap terealisasi. Karena potensi konektivitasnya terbuka.

“Di depan mata kita, potensi maritim akan tinggi. Investor juga akan banyak mengawasi,” katanya.

Dalam kesempatan itu, kata dia, disampaikan pula beberapa rekomendasi kebijakan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengantisipasi potensi tekanan inflasi.

Beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat dilakukan adalah, pertama, mengkoordinasikan langkah-langkah untuk merespon potensi stagflasi global dan tekanan inflasi yang tinggi. Yakni dengan memperkuat strategi kebijakan 4K (ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, harga terjangkau dan komunikasi efektif).

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) khususnya dalam menjaga keamanan pasokan dan kelancaran distribusi pangan di wilayah Jawa Barat didukung melalui pemanfaatan teknologi dan ketersediaan sistem informasi yang tepat.

Kedua, kata dia, perbaikan kinerja ekspor dan investasi Jabar harus tetap dipertahankan di tengah tekanan stagflasi global.

Berbagai dukungan, kata dia, antara lain memberikan peluang dan insentif ekspor, terutama untuk komoditas potensial di luar yang sudah ada, seperti perikanan dan kelautan serta pertanian di Jawa barat daya, yang perlu didukung dengan konektivitas yang baik.

Selain itu, ada upaya untuk meningkatkan efisiensi industri hulu dan hilir, mengoptimalkan substitusi bahan baku impor dan memanfaatkan membanjirnya pesanan dari negara pesaing dengan menembus ceruk pasar baru ke pasar potensial. Seperti di Australia dan Arab Saudi, produk kendaraan elektronik perlu lebih ditingkatkan.

Saat ini, menurut Herawanto, Jabar masih mencatatkan kinerja ekspor yang positif dan membaik dengan pertumbuhan sebesar 17,73 persen dibandingkan Mei 2022. Kondisi tersebut juga didukung oleh indikator Indeks Manufakturing (PMI) Jabar yang berada di 59,9. , mencerminkan geliat pelaku industri manufaktur dalam fase ekspansi.

Hal tersebut, kata dia, turut mendorong pergerakan sektor perdagangan yang ditunjukkan oleh data yang dirilis Gaikindo bahwa terjadi lonjakan otomotif dalam negeri yang tumbuh 5,03 persen (yoy), disertai dengan pembukaan ekspor baru. pasar seperti Australia dan Timur Tengah.

Keempat, kata dia, selain untuk menjaga konsumsi masyarakat, realisasi keuangan daerah harus dipercepat untuk mendorong realisasi kegiatan investasi proyek infrastruktur baik PSN nasional maupun daerah.

Kelima, kata dia, meningkatkan kapasitas tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan industri melalui pendidikan dan pelatihan profesional di bidang teknologi.

“Keenam, meningkatkan inklusi dan literasi digital melalui pemanfaatan teknologi,” ujarnya.

Source: repjabar.republika.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button