Untuk menarik minat wisatawan, Hendi meminta agar diadakan lomba estafet obor secara rutin di Gajahmungkur Semarang - WisataHits
Jawa Tengah

Untuk menarik minat wisatawan, Hendi meminta agar diadakan lomba estafet obor secara rutin di Gajahmungkur Semarang

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG – Dalam rangka Hari Olahraga Nasional dan HUT RI ke-77, Kabupaten Gajahmungkur menggelar lomba obor pada Sabtu malam (9/3/2022).

Ada 182 peserta dari delapan Kelurahan yang dibagi menjadi 26 tim. Lomba lari ini merupakan lomba lari estafet dimana obor harus dinyalakan dari awal sampai akhir.

Peserta mengambil rute dari Taman Sudirman – Pertigaan Sentinel, Desa Gajahmungkur – Lapangan Stonen Timur Bendan Ngisor – Bukit Stonen – Koramil Gajahmungkur – SD Kemala Bhayangkari 04 – Masjid Merapi Baiturrohim – kembali ke Taman Sudirman.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Antrian Di SPBU Bojong Pekalongan Tak Terlihat Lagi

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memberikan penghormatan atas terselenggaranya estafet obor setelah dua tahun absen akibat pandemi Covid-19.

Ia mengimbau agar tradisi estafet obor diatur agar menjadi daya tarik wisata tidak hanya bagi warga Semarang tetapi juga bagi wisatawan mancanegara.

“Kompetisi estafet tidak seperti kompetisi olahraga lainnya, membutuhkan koordinasi tim, kecepatan tinggi dan konsentrasi. Juga, Anda harus menjaga agar obor tetap menyala dari awal hingga akhir,” kata Hendi, panggilan akrabnya.

Menurutnya, lomba obor memiliki makna tersendiri, dengan nyala obor melambangkan semangat dan kehidupan perjuangan para pahlawan kemerdekaan.

Tongkat estafet telah diwariskan kepada generasi penerus, yang harus menjaga semangat ini tetap hidup dengan melanjutkan perjuangan.

“Perjuangannya adalah bersatu sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya untuk pembangunan bangsa dan negara, khususnya kota Semarang,” lanjutnya.

Baca Juga: Raih Tiga Poin, Persijap Jepara Menang tipis atas Perekat Kabupaten Tegal

Sementara itu, Camat Gajahmungkur Ade Bhakti Ariawan mengatakan lomba estafet obor tahun ini merupakan yang ketiga kalinya digelar di tingkat kecamatan.

Tradisi estafet obor ini berdasarkan tradisi salah satu RW di Gajahmungkur yang rutin digelar sejak tahun 1982.

“Sebagai kota layak anak yang mendukung kesetaraan gender, estafet obor tahun ini membuat komitmen kami untuk mengikutsertakan anak-anak usia 12-16 tahun dan mengikutsertakan perempuan dalam setiap tim,” jelasnya.

Source: muria.tribunnews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button