Jawa Timur

Tripper, mari kita jaga sampah plastik saat traveling

Sampah plastik masih menjadi penyumbang polusi terbesar kedua di Indonesia. Jumlah persediaan terus bertambah dari tahun ke tahun karena plastik banyak digunakan sebagai kemasan berbagai kebutuhan sehari-hari.

Selain itu, masih banyak masyarakat yang tidak peduli dengan pemanfaatan dan pengolahan sampah yang membutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahun untuk terurai di dalam tanah.

Baca juga: Mari selamatkan lingkungan, ini 7 tips sederhana memulai hidup dengan minim sampah

Tania Tan, ketua Corporate Communications Alliance to End Plastic Waste, menjelaskan setidaknya Indonesia menghasilkan 6,8 juta ton sampah plastik per tahun. Sebanyak 4,8 juta ton salah penanganan dan 620.000 ton terbuang di laut.

Melihat kenyataan tersebut, diperlukan kerjasama yang nyata untuk menangani sampah plastik di Indonesia. Selain itu, pemerintah telah menetapkan target Indonesia bebas sampah plastik pada tahun 2040.

Aliansi untuk Mengakhiri Sampah Plastik (The Alliance) kemudian bergerak. Dengan misi untuk mengakhiri sampah plastik di lingkungan, organisasi filantropi ini mengimplementasikan proyek dan berinvestasi dalam solusi inovatif untuk mengembangkan atau meningkatkan sistem pengelolaan sampah.

Didirikan pada tahun 2019, The Alliance menyatukan jaringan global lebih dari 90 pemimpin industri dari seluruh rantai nilai plastik. Bekerja sama dengan pemerintah, masyarakat sipil, pengusaha dan masyarakat, lembaga ini menggerakkan ekonomi sirkular sampah plastik.

Misalnya, hari ini Mei 2022 meluncurkan program Indonesia Bersih: Penghapusan Sampah Plastik di Kabupaten Malang. Program ini bertujuan untuk menyediakan layanan persampahan terpadu kepada lebih dari 2,6 juta orang ketika beroperasi penuh pada tahun 2025.

Tania menjelaskan, tim Indonesia Bersih bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyiapkan fasilitas layanan pengumpulan, pemilahan, pengolahan, dan daur ulang sampah tingkat rumah tangga bagi warga di luar kota Malang.

Pemerintah Indonesia juga telah mengalokasikan lahan untuk pembangunan lima Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan empat Stasiun Peralihan (SPA), yang dijadwalkan akan dimulai pada semester kedua tahun ini.

Sejalan dengan hal tersebut, Aliansi bersama dengan banyak pemangku kepentingan mengikutsertakan dan mengedukasi masyarakat dalam pengelolaan sampah, khususnya melalui proses daur ulang. Ketika program ini beroperasi penuh, Aliansi bertujuan untuk mengolah 50.000 ton sampah plastik dengan tingkat daur ulang lebih dari 60 persen.

Sistem ini juga diharapkan dapat menciptakan 3.000 lapangan kerja baru. “Fase One Net Indonesia akan dibangun dengan biaya US$29 juta. Ini hanya hibah dari The Alliance,” jelas Tania.

Malang dipilih karena merupakan tujuan wisata dalam dan luar negeri. Menurut Tania, program ini juga mendapat dukungan penuh dari Pemkab Malang. Sebagai pilot project, ia berharap hal yang sama bisa diterapkan di daerah lain.

“Program ini masih konsisten dengan tujuan destinasi prioritas,” ujarnya saat ditanya daerah mana saja yang akan menjadi sasaran proyek ini.

Baca Juga: Sampah Mikroplastik Bikin Muara Tebing Menuju Teluk Jakarta

Sementara itu, kata dia, barang-barang yang sudah dipilah di TPST dan SPA serta bisa didaur ulang sedang dibersihkan untuk diambil nanti. pelanggan atau pemasok perlengkapan industri. Sampah plastik bekas dapat diolah menjadi barang jadi seperti botol.

“Bagaimana botol baru dibuat dari botol plastik bekas. Jadi kami tidak membuat sumber plastik daur ulang lainnya,” jelasnya.

Penerbit: Fajar Sidik

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button