Tradisi Lametik, sebagai bentuk rasa terima kasih kepada warga Desa Kebonbimo atas pelestarian air - WisataHits
Jawa Tengah

Tradisi Lametik, sebagai bentuk rasa terima kasih kepada warga Desa Kebonbimo atas pelestarian air

BOYOLALI – Sebagai bentuk rasa syukur atas kelestarian Umbul Tlatar, warga Desa Kebonbimo Kabupaten Boyolali menggelar tradisi Lametan pada Sabtu (17/9). Mereka membersihkan alun-alun umbul, Bergfasnacht, dan memperebutkan dua bebek putih di salah satu kolam setempat.

Sekretaris Desa (Sekdes) Kebonbimo Lyan Astamara menjelaskan bahwa tradisi Lametik sudah menjadi kebiasaan turun temurun bagi para petani. Terutama petani di Desa Pager, Kabupaten Semarang dan Kebonbimo. Petani akan membersihkan saluran air sampai ke sumbernya.

“Tradisi Lametik ini mengandung harapan agar air di Umbul Tlatar melimpah. Bisa mengairi sawah petani dan menjadi mata pencaharian,” jelasnya Jawa Pos Radar Solo.

Tumpeng yang dibawa warga juga disantap bersama. Baik oleh warga sekitar maupun oleh penonton. Tradisi Lametik terhenti karena pandemi.

“Bahkan, tradisi itu ditiadakan selama pandemi dan baru sekarang diadakan lagi. Tradisi ini selalu berlangsung di dua desa. Desa Kebonbimo dan Desa Pager, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang. Karena kedua desa ini paling banyak menggunakan air Umbul Tlatar. Terutama untuk irigasi pertanian,” tambah Kepala Desa Kebonbimo, Sudadi.

Tradisi ini disambut positif oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Boyolali Supana.

“Kami berharap kegiatan ini dapat mendongkrak pariwisata di Tlatar. Tlatar tidak hanya dikenal karena benderanya, tetapi juga karena tradisinya. Jadi, selain wisata air, juga mendongkrak kegiatan ekonomi masyarakat sekitar,” ujarnya. (rgl/adi/bendungan)

BOYOLALI – Sebagai bentuk rasa syukur atas kelestarian Umbul Tlatar, warga Desa Kebonbimo Kabupaten Boyolali menggelar tradisi Lametan pada Sabtu (17/9). Mereka membersihkan alun-alun umbul, Bergfasnacht, dan memperebutkan dua bebek putih di salah satu kolam setempat.

Sekretaris Desa (Sekdes) Kebonbimo Lyan Astamara menjelaskan bahwa tradisi Lametik sudah menjadi kebiasaan turun temurun bagi para petani. Terutama petani di Desa Pager, Kabupaten Semarang dan Kebonbimo. Petani akan membersihkan saluran air sampai ke sumbernya.

“Tradisi Lametik ini mengandung harapan agar air di Umbul Tlatar melimpah. Bisa mengairi sawah petani dan menjadi mata pencaharian,” jelasnya Jawa Pos Radar Solo.

Tumpeng yang dibawa warga juga disantap bersama. Baik oleh warga sekitar maupun oleh penonton. Tradisi Lametik terhenti karena pandemi.

“Bahkan, tradisi itu ditiadakan selama pandemi dan baru sekarang diadakan lagi. Tradisi ini selalu berlangsung di dua desa. Desa Kebonbimo dan Desa Pager, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang. Karena kedua desa ini paling banyak menggunakan air Umbul Tlatar. Terutama untuk irigasi pertanian,” tambah Sudadi, Kepala Desa Kebonbimo.

Tradisi ini disambut positif oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Boyolali Supana.

“Kami berharap kegiatan ini dapat mendongkrak pariwisata di Tlatar. Tlatar tidak hanya dikenal karena benderanya, tetapi juga karena tradisinya. Jadi, selain wisata air, juga mendongkrak kegiatan ekonomi masyarakat sekitar,” ujarnya. (rgl/adi/bendungan)

Source: radarsolo.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button