TPST Piyungan sangat ramai, sampah mulai dibuang di zona transisi

YOGYAKARTA, iNews.id – Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan penuh. Kebijakan Pemkot Yogyakarta yang melarang warga membuang sampah organik di TPA alias memisahkannya dari tingkat rumah tangga, tak berdampak signifikan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY Kuncoro Cahyo mengatakan, jumlah sampah yang masuk ke TPST Piyungan tidak berkurang signifikan sejak pemkot memberlakukan kebijakan tersebut dua pekan lalu.

Namun, dia sangat mengapresiasi politik pemerintah daerah. “Ini sangat bagus dan harus diikuti oleh pemerintah daerah lainnya,” ujarnya, Sabtu (15/1/2023).

Menurutnya, TPST Piyungan saat ini sangat ramai. Beberapa strategi Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Sampah belum bisa menjadi solusi yang signifikan bagi TPST Piyungan.

Kuncoro mengatakan, jumlah sampah yang masuk ke TPST Piyungan terus bertambah. Sebab, katanya, kesadaran masyarakat untuk memilah sampah belum terwujud.

Ia mengatakan, volume sampah meningkat tajam sejak munculnya pandemi Covid-19. Bahkan, peningkatan yang terjadi sebelum pandemi Covid-19 hampir mencapai angka 50 persen. “Ya, mungkin karena perilaku masyarakat selama pandemi Covid-19. Belanja di rumah biar sampahnya masuk ke dalam,” ujarnya.

Sebelum pandemi Covid-19, jumlah sampah yang masuk ke TPST Piyungan mencapai 500 ton per hari. Sampah tersebut berasal dari tiga kabupaten yakni Sleman, Bantul dan Kota Yogyakarta.

Namun, selama 2,5 tahun pandemi Covid-19, sampah meningkat hingga rata-rata 760 ton per hari. Meski saat ini bisa mencapai 700 hingga 80 ton atau rata-rata sekitar 760 ton per hari.

“Aktivitas di rumah lebih banyak selama pandemi. Dan memang volume (sampah) bertambah,” ujarnya

Diakuinya, volume sampah akan meningkat signifikan akibat libur panjang. Selain sampah rumah tangga yang semakin meningkat, sampah dari tempat wisata juga semakin meningkat, terutama sampah makanan.

Penerbit : Ainun Najib

Ikuti iNewsYogya News di Google News

Bagikan artikel:

Source: news.google.com