Tiga tahun kepemimpinan Jokowi, Venus memaparkan lima penilaian dan sorotan pendanaan IKN - WisataHits
Jawa Timur

Tiga tahun kepemimpinan Jokowi, Venus memaparkan lima penilaian dan sorotan pendanaan IKN

Dosen Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Venus Kusumawardana, SE, MM.(is)

BACAMALANG.COM – Dalam rangka memperingati 3 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, Dosen Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Venus Kusumawardana, SE, MM menyampaikan lima kata kunci antara lain fokus pendanaan Ibu Kota Nusantara ( IKN) di tengah defisit ekonomi.

“Catatan pertama, Presiden Jokowi akan memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Dalam hal ini, Presiden Jokowi ingin membangun sumber daya manusia yang pekerja keras, dinamis dan terampil, cakap dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, serta akan mengundang talenta global untuk bekerja sama,” kata Venus kepada BacaMalang.com, Senin (18/10/2022).

Komentar kedua, kata dia, pemerintah akan terus mengembangkan infrastruktur, seperti fokus pada term pertama, baik pembangunan bandara, pelabuhan, jalan tol dan lain-lain, karena infrastruktur tersebut akan menghubungkan area produksi dengan area penjualan, memudahkan akses ke kawasan wisata dan kawasan komersial untuk meningkatkan kesempatan kerja baru dan mempercepat penciptaan nilai ekonomi nasional.

Ketiga, Presiden Jokowi ingin segala bentuk hambatan regulasi disederhanakan dan dihilangkan. dengan mewujudkan jalan pemerintah dengan meminta DPR mengesahkan dua undang-undang (UU), yaitu UU Penciptaan Lapangan Kerja dan UU Penguatan UMKM.

Masing-masing undang-undang tersebut menjadi omnibus law, yaitu undang-undang yang sekaligus merevisi beberapa undang-undang, bahkan puluhan undang-undang. Puluhan undang-undang yang menghambat penciptaan lapangan kerja segera direvisi. Puluhan undang-undang yang menghambat perkembangan UMKM juga segera direvisi.

Terkait penyederhanaan birokrasi, Presiden Jokowi menilai eselonisasi harus disederhanakan dan diganti dengan jabatan fungsional yang menghargai keahlian dan kompetensi.

Keempat, Presiden Jokowi ingin lebih menyederhanakan birokrasi dalam skala besar. Selain itu, selain mengurangi prosedur dan birokrasi yang panjang, investasi untuk menciptakan lapangan kerja juga harus diprioritaskan.

Kelima, transformasi ekonomi. Menurut Presiden, Indonesia perlu beralih dari ketergantungan pada sumber daya alam menuju manufaktur dan jasa modern yang berdaya saing yang memberikan nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Program prioritas lainnya dibarengi dengan program bantuan sosial seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Program Keluarga Harapan (PKH).

Tujuan pembangunan infrastruktur menjadi program prioritas pada masa pemerintahan Presiden pertama Jokowi agar pembangunan dilakukan secara merata di daerah-daerah terluar Indonesia guna mengejar ketertinggalan Indonesia di sektor ini dibandingkan dengan negara lain.

Selain itu, Presiden Joko Widodo juga mengupayakan reforma agraria dengan mempercepat penerbitan sertifikat hak atas tanah untuk mengurangi sengketa tanah karena kurangnya sertifikat.

Bukti lebih lanjut dari komitmen pemerintah Jokowi untuk memperkuat sumber daya manusia adalah penyediaan dana abadi penelitian sebesar Rs 1 triliun pada tahun 2019. Dana ini bertujuan untuk menjadi katalis bagi tradisi penelitian yang meningkat di Indonesia.

Dalam fokusnya, Presiden Jokowi menaruh perhatian pada pengembangan sumber daya manusia, dimulai dengan penciptaan sistem pendidikan yang memperkuat karakter peserta didik. Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Siswa merupakan bentuk perhatian pemerintah dalam mempersiapkan pembinaan spiritual siswa.

Presiden Jokowi juga mendorong masyarakat untuk meningkatkan kemampuan literasinya. Rendahnya tingkat literasi (budaya baca) menyebabkan percepatan kehancuran masyarakat beradab. Mendapatkan kamar dan pengecekan dan pengecekan ulang belum terjadi karena adanya pesan palsu (hoaks).

Saksikan keberhasilan pemerintahan Presiden Jokowi pada periode pertama dalam membangun infrastruktur, baik dalam pembangunan bandara, dermaga, jalan tol dan lain-lain. Jika melihat posisi keuangan APBN kita yang setiap tahun negatif seperti pada APBN 2020 tentunya minus Rp 1039 T. APBN 2021 juga minus Rp 1006,4 T. APBN 2022, Indonesia Defisit Rp 732,2 T.

Dimana penerimaan negara kita Rp 1.836,1k sedangkan belanja pemerintah kita Rp 2.714.21k, maka defisit anggaran sebesar Rp 868 ribu jika diplot sebagai persentase dengan defisit terhadap PDB sebesar 4,8%.

Dan pembiayaan utang Indonesia tahun 2022 sebesar Rp 973 triliun. Tentu pemerintah harus memikirkan dari mana menutupi defisit tersebut? Apakah penerbitan SUN (obligasi pemerintah) atau obligasi pemerintah atau obligasi pemerintah untuk investor swasta atau pembayaran kepada asing.

Dalam situasi saat ini, situasi utang nasional dan beban utang cukup berisiko. Sejumlah indikator menunjukkan tingginya tingkat risiko utang dan pembayaran bunga utang pemerintah. Rasio pembayaran bunga utang terhadap pendapatan pemerintah mencapai 19,06 persen pada 2020 saja selama pandemi.

Utang luar negeri (HLN) Indonesia pada Juli 2022 sebagai rasio HLN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) yang dimiliki sekitar 30,7% menurun dari rasio 31,8% pada bulan sebelumnya.

Pada triwulan II Juni 2022, posisi utang pemerintah secara nominal meningkat Rp 39,5 triliun dibandingkan posisi utang akhir Juni 2022 sebesar Rp 7.123,62 triliun. Rasio utang negara terhadap produk domestik bruto (PDB) kini mencapai 37,91%.

Sementara itu, utang luar negeri (HLN) Indonesia kembali menurun pada Agustus 2022. Posisi HLN Indonesia pada akhir Agustus 2022 sebesar US$397,4 miliar, turun dari posisi HLN bulan sebelumnya sebesar US$400,2 miliar.

Berapa utang negara yang dibayar Jokowi? Pemerintah, yang melunasi utang $1,9 miliar, menjadi salah satu alasan di balik penurunan HLN. Dari total pembayaran, $1,576 miliar dalam bentuk pokok dan $374 juta dalam bunga dilaporkan.

Dengan posisi utang Indonesia saat ini yang mencapai Rp 7.163,12 triliun atau 39,56% dari PDB kita. Hal ini cukup membuat kita percaya bahwa setiap pembangunan, jika dilakukan dengan utang, semakin membahayakan stabilitas perekonomian nasional.

“Fokusnya adalah pada status pembangunan saat ini dengan perbandingan utang yang juga meningkat. Akankah rencana pengembangan IKN ibu kota negara di Kalimantan ini terus berlanjut? Dari mana dananya? Apakah Anda akan membayar hutang? Tentu tidak hanya infrastruktur yang harus dibangun. Tapi ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Untuk menjadi bahan evaluasi dan refleksi kita bersama”, pungkasnya.(telah)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button