Jawa Timur

Tiga peninggalan sejarah Majapahit yang dijadikan obyek wisata budaya

DAERAH, Jawa Pos Radar Mojokerto – Disburporapar Kabupaten Mojokerto mengusulkan tiga situs sejarah untuk dijadikan obyek wisata budaya. Selain dapat memberikan kontribusi pendapatan asli daerah (PAD), pemerintah daerah dapat melakukan pemeliharaan dan pengembangan secara menyeluruh.

Sebagai Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Mojokerto, Norman Handhito, pelestarian cagar budaya tetap menjadi perhatian pemerintah daerah. Termasuk pemanfaatannya yang berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat kota sekitar peninggalan sejarah. “Sebagai salah satu upaya pemanfaatannya, kami mengusulkan tiga candi untuk bekerja sama. Dikomersialkan untuk menjadi bagian dari atraksi budaya dan sejarah kita,” ujarnya kemarin.

Tiga peninggalan sejarah tersebut adalah Candi Wringinlawang di Dusun Wringinlawang, Desa Watesumpak, Kecamatan Trowulan, Candi Gentong di Desa Jambumente, Kecamatan Trowulan, dan Situs Sumur Upas, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan. Ketiganya merupakan bagian dari bukti kebesaran Majapahit di Mojokerto dan memiliki daya tarik bagi wisatawan. Baik lokal maupun mancanegara karena tetap memiliki nilai sejarah yang tinggi. Namun, usulan ini belum mendapat tanggapan dari kementerian.

Meski demikian, Disbudporapar optimis jika nantinya menjadi salah satu wisata sejarah di Kabupaten Mojokerto akan memberikan banyak manfaat. Tidak hanya ekonomi, tetapi juga pemeliharaan benda cagar budaya oleh pemerintah daerah dapat dilakukan lebih optimal. “Artinya, dengan adanya tur ini, dia bisa lebih dulu meningkatkan perekonomian, menciptakan lapangan kerja bagi warga sekitar dan juga berkontribusi pada PAD. Dan yang terpenting, perawatan yang kami lakukan bisa optimal,” jelasnya.

Dengan perjanjian kerjasama, pengembangan bersama dapat dilakukan di masa mendatang. Sehingga, menurut Norman, ketiga benda cagar budaya tersebut, yakni warisan dan kekayaan sejarah, tidak bisa dibiarkan begitu saja. Selain memberikan sentuhan pengasuhan, juga pendidikan yang baik untuk generasi saat ini. “Potensinya ada, pasti jadi referensi wisatawan ya sob, kalau tidak diverifikasi harus bisa berkembang. Dan itu bagian dari melestarikan peninggalan sejarah yang merupakan bukti keagungan Kerajaan Majapahit yang pernah ada di Mojokerto,” jelasnya.

Selanjutnya berdasarkan data yang ada, dipercaya bahwa Candi Wringinlawang yang merupakan gapura/gerbang bata merah tanpa atap ini merupakan pintu masuk ke suatu kawasan penting pada masa Kerajaan Majapahit berkuasa. Wringinlawang memiliki dua gapura ganda setinggi 15,5 meter berbentuk bujur sangkar berukuran 13 x 11,5 meter. Terdapat area taman yang luas di sekitar candi yang bisa digunakan wisatawan untuk menikmati pemandangan. Keindahan candi terlihat dari arsitekturnya yang masih terjaga dengan baik, yang merupakan hasil dari beberapa kali pemugaran sejak masa Kolonial Belanda hingga Orde Baru.

Begitu juga dengan Candi Gentong. Pura yang terdiri dari dua kompleks permandian ini terletak di sisi timur Candi Brahu. Struktur bangunan suci ini disebut gentong karena sebelum dilakukan penggalian masyarakat melihat adanya gundukan besar yang berlubang di tengahnya berbentuk seperti gentong. Banyak pecahan tong juga ditemukan di sana pada zaman kuno.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa juga telah melakukan prosesi pengambilan tanah dan air di lokasi Kedaton-Sumur Upas. Tanah dan air akan dibawa ke Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Ini merupakan instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo kepada seluruh gubernur di jalur pembangunan IKN. (ori/ron)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button