Jawa Tengah

Terbang bebas, nikmati pemandangan dari atas

Paramotor kemudian terlihat terbang melintasi langit di Kota Pekanbaru. Utamanya di kawasan Jalan Rambutan, Panam dan sekitarnya. Banyak penduduk setempat mengira itu adalah lompatan parasut. Banyak juga yang memikirkan paralayang. Bahkan, paramotor, salah satu wisata dirgantara yang saat ini sedang viral dan menyedot perhatian warga sekitar.

RIAUPOS.CO – Kehadiran paramotor di tengah Kota Pekanbaru memang tengah diperdebatkan. Alasan untuk ini adalah bahwa ini tidak umum. Selain itu, paramotor ini juga bisa membuat wisatawan terbang bebas melihat pemandangan kota Pekanbaru dari atas.

Adalah AKP Hendra Setiawan SH yang menjadi pilot paramotor tersebut. Olahraga dirgantara ini ia geluti sendiri sejak 2012. Baru-baru ini, ia bersama kawan-kawan dari Federasi Olahraga Dirgantara (FASI) Pekanbaru membuka wisata dirgantara untuk umum di bawah naungan FASI.

“Sebenarnya olahraga paralayang dirgantara sudah umum sejak zaman dulu. Tapi karena di Riau tidak ada bukit atau gunung, khususnya di Pekanbaru, kami kembangkan paramotor ini. Karena paramotor ini bisa terbang kemana saja. Yang penting ada lapangan dan tidak ada halangan,” ujarnya saat diterpa Riau Pos belum lama ini.

Pemberitahuan Opt-out Pengadilan Federal Australia

Ia mengaku awalnya hanya terbang bersama rekan dan keluarganya. Namun, ketika melihat potensi wisata dan hiburan di sana, ia mulai membuka diri untuk pengangkutan penumpang atau tandem. ” Ternyata antusiasmenya luar biasa. Banyak orang tertarik. Bahkan ada yang datang ke Jakarta dari Siak, Rokan Hulu,” jelas bapak empat anak ini.

Saat ini, karena kesibukan dan keterbatasan izin terbang, ia dan rekan-rekannya hanya membuka penerbangan komersial pada hari Sabtu dan Minggu. Waktunya pagi dan sore saja (tergantung kondisi cuaca).

”Disarankan pagi ini dari pukul 07.00-10.00 WIB. Sore hari dari jam 15.00-18.00 WIB, itu yang dianjurkan,” lanjutnya.

Namun, dia tidak membuka penerbangan siang hari. Karena pada siang hari dan panas atau thermal yang menyebabkan kondisi crash atau tidak nyaman saat berada di udara.

Titik lepas landas dan pendaratannya sendiri berada di lapangan terbang Tucano yang terletak di kompleks Auri. Tempat ini juga menjadi arena latihan paramotor dan atlet paralayang.

Untuk rutenya, kata Hendra cukup terbatas. Karena untuk bisa terbang, paramotor ini harus memiliki surat izin terbang (SIT) dari TNI AU dan Notam atau SIT dari bandara.

“Hal yang sama berlaku untuk pesawat. Kami akan terbang, kami akan mendarat, check-in dulu. Titik terbang juga ditentukan. Tidak boleh ada lintasan (pesawat, red),” lanjutnya.

Oleh karena itu, rute penerbangan hanya mengitari Jalan Rambutan menuju kawasan Panam menuju Bangkinang. Pasalnya, kawasan tersebut bebas dari jalur penerbangan pesawat. Pemandangan kawasan, meski terbatas, sangat bagus dari jarak maksimal 200 meter.

Sisi lain Kota Pekanbaru dari atas langit akan membuat mata Anda enggan untuk berkedip. Pemandangan jembatan penyeberangan, tanah pertanian dan bangunan yang biasa kita lihat dari bawah jauh lebih indah dari atas. Sepuluh menit yang diberikan saat terbang terasa tak ternilai harganya.

Belakangan, Hendra juga merekam aksinya dan para penumpang di udara dengan kamera 360 derajat yang dipasangnya. Sehingga momen dalam penerbangan diabadikan dan menjadi kenang-kenangan untuk mengenang kembali.

Hendra mengatakan olahraga ini aman untuk segala usia. Dimulai dengan anak-anak semuda 9 tahun dan diakhiri dengan orang tua. “Siapa pun bisa mencoba. Asalkan dalam keadaan sehat dan bugar serta berat badan di bawah 100 kilogram,” lanjutnya.

Bagi yang berminat menerbangkan paramotor bersama Hendra, bisa datang langsung ke Bandara Tucano di kompleks Auri atau langsung menghubungi Instagram @hendra.wsn.

aerosport hendra


Gambaran paramotor

Pria yang saat ini bertugas di Polda Riau itu juga menjelaskan paramotor tidak hanya bisa terbang kemana-mana, tapi juga dilengkapi dengan motor. Dari segi prinsip terbang, paramotor sebenarnya hampir sama dengan paralayang.

“Satu-satunya perbedaan adalah mesinnya. Paralayang terbang turun gunung dan tidak membutuhkan motor, sedangkan paramotor bisa terbang kemana saja karena paramotor menggunakan motor sebagai penggeraknya,” jelas Hendra.

Paramotor sendiri memiliki dua jenis yaitu kaki peluncuran paramotor landing atau roda dan roda landing paramotor landing.

Namun, untuk bisa menerbangkan paramotor, Anda harus menguasai dan memiliki lisensi paralayang terlebih dahulu.

“Setelah itu kalau mau upgrade ke paramotor harus latihan lagi. Nanti baru bisa dapat lisensi paramotor,” kata pria yang pernah menjabat Kapolsek Benai itu.

Untuk mengangkut penumpang niaga atau tandem niaga seperti Hendra, Anda harus membeli lisensi paramotor tandem niaga khusus untuk “membonceng” penumpang umum niaga. Tentu saja, jika Anda tidak memiliki atau tidak memiliki lisensi, Anda tidak boleh terbang.

“Jadi tidak sembarangan. Butuh proses panjang untuk mendapatkan lisensi terbang paramotor komersial itu. Saat ini saya sudah bisa menerbangkan sepeda roda tiga tandem dan mengangkut penumpang umum karena saya sudah memiliki kualifikasi atau lisensi sepeda roda tiga tandem yaitu PPG-3 T2,” ujar atlet paramotor Riau tersebut.

Hendra dan kawan-kawan saat ini tergabung dalam Riau Paragliding Club. Terdiri dari 10 pilot paramotor profesional berlisensi aktif yang memiliki 5 mesin solo dan 2 unit mesin tandem untuk penerbangan tandem komersial.

“Saat ini ada dua mesin yang kami gunakan untuk tandem paramotor, yaitu mesin Rotax 582 dari Austria dengan parasut Davinci Duet #42 dari Korea dan mesin HE Air Max 220 dari Austria dengan parasut Korea Sting 250′ jelasnya.

Harga mesin tersebut bervariasi. Pesawat solo harganya Rp 60 juta. Hanya mesinnya. Harga parasut Rp 35 juta. Adapun tandem, segala macam hal.

“Begitu juga motor dan mobil, ada tipenya,” jelas Hendra.

Dengan segala pengetahuan, keterampilan dan jam terbang yang dimiliki oleh seorang pilot maupun paramotor tandem komersil seperti dirinya, keselamatan penumpang tentu menjadi prioritas nomor satu. “Insya Allah aman. Keselamatan selalu menjadi yang utama bersama kami. Oleh karena itu, jika cuaca kurang baik, kami bersedia membatalkan jadwal penerbangan penumpang agar tidak membahayakan,” lanjut Ketua Pengprov Paramotor Riau.

Oleh karena itu, seorang pilot paramotor juga harus bisa membaca cuaca dan arah angin serta tentunya berkoordinasi dengan BMKG dan Tower Air Traffic Controller (ATC) untuk mengetahui kondisi terkini.

Lebih ringan potensi wisata lokal

Dari Bali, Bogor hingga Sumatera Utara, olahraga dirgantara seperti paramotor dan paralayang telah menjadi wisata umum yang wajib diikuti wisatawan. Paramotor bahkan menjadi salah satu objek wisata yang paling banyak dicari karena menawarkan nuansa yang berbeda dari wisata lainnya.

Hal itu disadari oleh Hendra. Namun di Pekanbaru sendiri, wisata paramotor lebih mudah dikembangkan dibandingkan paralayang. Mengingat kondisi geografis Pekanbaru yang tidak memiliki perbukitan dan pegunungan. “Wisatawan datang ke sini sejak beberapa bulan terakhir viral. Saya sering kewalahan dengan jadwal dan slot penerbangan. Bahkan ada yang datang jauh-jauh dari Jakarta hanya untuk mencoba ini lalu langsung kembali ke Jakarta. Ini menandakan bahwa wisatawan yang menyukai wisata dirgantara ternyata cukup tinggi,” jelasnya.

Berhadapan dengan semangat tersebut, ia dan rekan-rekannya terus berupaya agar kehadiran pilot paramotor ini juga bisa memicu potensi wisata di Riau. Baru-baru ini, pihaknya melihat ada sebuah bukit di kawasan Candi Muara Takus yang bisa menjadi potensi wisata dirgantara. Bukitnya asri dan pemandangan sekitarnya masih sangat alami. Pihaknya juga telah melakukan survei dan koordinasi dengan Pokdarwis setempat serta pemerintah untuk mengembangkan kawasan tersebut.

“Terus berusaha. Tahun depan insyaallah sudah dibuka. Tinggal soal peningkatan akses saja,” jelasnya.

Ia berharap pemerintah lebih peduli untuk mengembangkan potensi wisata ini. Sehingga kedepannya keindahan Riau yang belum terkuak bisa dilihat dari langit dengan paramotor.

Sampaikan pesan dalam sekejap

Bukan hanya untuk bersenang-senang, paralayang sebenarnya bisa menjadi sarana untuk menyampaikan pesan kepada publik. Sama seperti Hendra. Ia beberapa kali terbang solo dengan paramotornya sambil melambai-lambaikan spanduk berisi pesan kepada publik.

Diantaranya kedutaan untuk tidak membakar hutan dan lahan, kedutaan untuk vaksinasi dan lain-lain. Ia bahkan pernah tampil dalam atraksi bersama YouTuber di sebuah acara catwalk besar di kampung halamannya di Telukkuantan dengan seragam resminya beberapa waktu lalu.

Acara lain seperti Tour de Muara Takus juga dibarengi dengan pengawasan udara dari paramotor kesayangannya.

Persiapan Pra PON dan PON

Momen penerbangan tandem komersial ini sebenarnya juga menjadi momen latihan bagi Hendra yang akan mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) 2023 dan PON 2024 mendatang. Ya, tahun 2024, olahraga paramotor masuk ke divisi yang digelar pada PON 2024 sesuai rencana.

“Selain hobi, kami juga mengupayakan kinerja. Bagaimana kita akan bersaing. Salah satunya di Jakarta pada Pra-PON 2023. Kami berlatih dan berkompetisi di sini. Semoga bisa menjadi bagian dari PON 2024 di Aceh,” harap suami Ade Erviyana itu.

LAPORAN SITI AZURA, Pekanbaru – Foto & KOLEKSI PRIBADI EVAN GUNANZAR

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button