Telaah Mutiara Sejarah Kerajaan Majapahit di Mojokerto - WisataHits
Jawa Timur

Telaah Mutiara Sejarah Kerajaan Majapahit di Mojokerto

JurnalPost.com – Matahari terbit di ufuk timur, menandakan aktivitas telah dimulai. Pagi ini kami rombongan mahasiswa pertukaran dari berbagai daerah di Indonesia mengadakan kegiatan yang disebut Modul Nusantara yang merupakan salah satu kegiatan wajib mahasiswa peserta program pertukaran pelajar mandiri untuk mengenal lebih jauh tentang budaya, sejarah dan adat istiadat di Timur. Jawa, khususnya Surabaya, untuk mengalami.

Kali ini kita mengunjungi Desa Majapahit untuk mengunjungi beberapa wisata Warisan Kerajaan Majapahit seperti Museum Majapahit, Makam Raden Wijaya, Candi Brahu serta wisata religi Patung Buddha Tidur yang merupakan Patung Buddha terbesar di Indonesia merupakan Buddha tidur terbesar ketiga patung di dunia.

Sejarah singkatnya, Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu-Budha terakhir di Nusantara antara abad ke-13 dan ke-16. Dalam sejarah, Majapahit dianggap sebagai salah satu kerajaan terbesar, dan wilayahnya mencakup hampir seluruh nusantara. Kerajaan Majapahit didirikan pada tahun 1293 oleh Raden Wijaya, menantu Kertanegara, raja terakhir kerajaan Singasari.

Kampung Majapahit Terletak di jantung bekas ibu kota Kerajaan Majapahit. Kampung Majapahit adalah wisata berbasis seni, budaya, sejarah, alam dan ekonomi kreatif. Konsep desa liburan ini adalah desa multi produk, yaitu tempat dimana semua wisata digabungkan menjadi satu. Selain itu, desa Majapahit ini dikelilingi oleh puluhan candi dari bekas kerajaan Majapahit.

Tanggal 15 Oktober 2022 sekitar pukul 07.00 WIB kami memulai perjalanan dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur menuju desa Majapahit, sesampainya disana kami langsung disambut hangat oleh tim Sanggar Bhagaskara. Sebelum melakukan kegiatan inti, ada sambutan oleh Bapak Supriyadi Trowulan sekaligus pembukaan acara yang akan kita lakukan dengan pemukulan gong dan tarian penyambutan oleh Tim Sanggar Bhagaskara.

Usai resepsi kami diarahkan ke Gedung B untuk focus group discussion membahas asal-usul desa Majapahit, sejarah, budaya dan kewirausahaan. Selain itu, kita disuguhi sajian khas dari daerah Mojokerto yaitu onde-onde yang menjadi kuliner andalan pengunjung karena keunikannya yang menggunakan tepung terigu sebagai bahan dasarnya. Alhasil, perpaduan kulit lembut dan gurih yang ditaburi biji wijen di bagian luarnya membuat siapa saja yang mencicipinya ketagihan.

Selanjutnya yang pertama kami lakukan adalah mengunjungi makam orang nomor 1 dalam sejarah Kerajaan Majapahit yaitu Raden Wijaya dengan menggunakan transportasi yang disediakan oleh pengelola desa Majapahit. istrinya, Dara Petak dan Dara Jingga serta 2 dayangnya berada di 1 lokasi. Makam ini berdinding pagar, di sampingnya berdiri sebuah pohon besar yang juga dianggap keramat oleh warga sekitar.

Di luar tembok ada beberapa makam lain, serta air mancur dan tempat peziarah untuk bermeditasi. Pastinya bau dupa tidak pernah hilang dari setiap sudut kubur. Tak heran, makam ini biasa didatangi para politisi, alasannya juga dikatakan bisa mendapatkan “berkah” dari Raden Wijaya yang mampu mempersatukan nusantara.

Setelah mengunjungi makam Raden Wijaya, kami melanjutkan perjalanan menuju patung Buddha Tidur atau biasa disebut (Maha Vihara Majapahit) yang berjarak sekitar 750 meter dari makam Raden Wijaya. Wisata religi ini merupakan patung Buddha terbesar di Indonesia dan terbesar ketiga di dunia. Untuk masuk ke wisata religi, hanya merogoh kocek 5000 untuk dewasa dan 3000 untuk anak-anak. Sebelum masuk kita disuguhi dua arcapalas yang tampak menjaga pintu masuk utama sebelum menuju ke arah bangunan utama

Selain keindahan bangunan di Vihara, patung Buddha ini dikelilingi oleh kolam yang berisi ratusan ikan koi dan tanaman teratai yang bisa menarik perhatian kita. Di dalam kompleks Vihara Asih terdapat bangunan Sasono Bakti, yang digunakan oleh umat Buddha untuk berdoa. Relief besar juga terdapat pada dinding belakang bangunan utama. Relief-relief ini menceritakan tentang Buddha Gautama yang menjalankan ajarannya

Sementara Maha Vihara Majapahit berfungsi sebagai tempat peribadatan umat Buddha, namun tidak ada larangan bagi pengunjung dari agama lain memasuki vihara ini dengan syarat tidak berisik. Karena para biksu dan biksuni Maha Vihara Majapahit sangat menghargai ketenangan.

Sebelum melanjutkan perjalanan, kami terlebih dahulu makan bersama dengan tim Sanggar Bhagaskara yang juga menjadi pemandu wisata kami, dalam wisata religi menuju patung Buddha tidur. Setelah makan kami melanjutkan perjalanan ke Candi Brahu yang tidak jauh dari Wisata Religi Patung Buddha Tidur.

Selesai makan, kami melanjutkan perjalanan menggunakan transportasi yang disediakan oleh tim Bhagaskara Studio. Untuk mengikuti wisata religi ini kita cukup membayar tiket masuk yang sangat murah yaitu hanya 3000. Kita disuguhi area yang luas, bangunan unik yang berpadu dengan rerumputan hijau di sekitar candi. Tempat ini cocok untuk bersantai sambil belajar tentang sejarah Kerajaan Majapahit

Menurut penduduk setempat, pura ini berfungsi sebagai tempat untuk membakar jenazah raja-raja. Namun, hal tersebut langsung dibantah oleh para peneliti, karena tidak ditemukan jejak abunya. Para peneliti mengatakan kuil ini adalah tempat pemujaan Buddha, dengan beberapa benda logam yang biasanya digunakan dalam upacara keagamaan telah ditemukan.

Setelah selesai menikmati keindahan dan belajar tentang sejarah Kerajaan Majapahit, kami melanjutkan perjalanan ke Museum Trowulan. Bisa dibilang museum ini memiliki koleksi terlengkap. Karena Museum Trowulan konon pernah menjadi pusat pemerintahan Majapahit saat itu. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan situs peninggalan candi di sekitarnya seperti Candi Brahu, Candi Bajang Ratu, Candi Tikus dan masih banyak lagi yang lainnya.

Ada berbagai macam tiket masuk ke Museum Trowulan, namun Anda tidak perlu khawatir karena biayanya yang cukup murah, yaitu 2.500/orang untuk pengunjung umum, 1.500/orang untuk pelajar/anak-anak dan 5.000/orang untuk turis asing. Orang. Museum ini buka dari Senin hingga Sabtu dan tutup pada hari Minggu dan hari libur nasional.

Keunikan museum ini tidak hanya mengoleksi benda-benda peninggalan kerajaan Majapahit tetapi juga beberapa peninggalan dari kerajaan Kahuripan, Kediri dan Singasari. Ada beberapa koleksi diantaranya miniatur candi, koleksi arca, mata uang kuno, tempayan tanah liat, koleksi keramik hingga peralatan rumah tangga.

Setelah menyelesaikan walking tour Museum Trowulan, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Candi Bajang Ratu, namun ditengah perjalanan hujan turun, saat itu dosen modul Nusantara kami memberikan 2 pilihan, yang pertama melanjutkan perjalanan, dan yang kedua kembali ke kampus untuk mengakhiri kunjungan kami. Jawaban saya dan siswa lain secara bersamaan memilih opsi pertama, yaitu melanjutkan perjalanan.

Sesampai disana ternyata wisata candi bajang ratu tutup karena masih hujan, tapi penjaga candi mempersilahkan kami masuk dan pemandu modul nusantara memberi kami izin untuk masuk, walaupun hanya soal swafoto untuk mengabadikannya. keindahan Candi Bajang Ratu.

Candi Bajang Ratu adalah kunjungan terakhir kami untuk mempelajari lebih lanjut tentang sejarah Kerajaan Majapahit. Banyak pengalaman dan ilmu yang saya dapatkan setelah berkeliling desa Majapahit, salah satunya adalah belajar tentang pentingnya adab dan sopan santun saat bertemu dengan orang baru. Meskipun mereka tidak berbicara secara langsung, saya melihat bagaimana mereka memperlakukan kami ketika mereka mengunjungi desa.

Oleh: EDON, Exchange student di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button