Tata letak Pura Besakih dibandingkan dengan Masjid Al-Jabbar oleh Ridwan Kami - WisataHits
Jawa Barat

Tata letak Pura Besakih dibandingkan dengan Masjid Al-Jabbar oleh Ridwan Kami

Tata letak Pura Besakih dibandingkan dengan Masjid Al-Jabbar oleh Ridwan Kami

jakarta

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membandingkan pembangunan Masjid Al-Jabbar dengan pendirian Pura Agung Besakih. Menurutnya, kedua hal itu sama saja karena menggunakan APBD.

Nama Ridwan Kamil semakin viral beberapa hari terakhir setelah diresmikannya Masjid Al Jabbar pada 31 Desember 2022 jika digunakan untuk meningkatkan transportasi di Jawa Barat.

Ridwan Kamil pun menanggapi kritik netizen dengan berkicau di Twitter. Ia mempublikasikan perbandingan pembangunan Masjid Al-Jabbar dengan tempat ibadah lainnya, salah satunya Pura Besakih di Bali.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

“Terkait APBN/APBD dalam membangun tempat ibadah sesuai dengan aspirasi/urgensi/kebutuhan masyarakat terkait. Mohon diperhatikan dengan jelas. Hatur Nuhun,” tulisnya.

Kemudian, dalam cuitannya ini, Ridwan Kamil juga mengunggah cuplikan berita utama terkait pendirian Pura Besakih yang menelan biaya Rp 1 triliun dan Masjid Raya Jateng senilai Rp 450 miliar.

Respons Ridwan Kamil kembali dikritik netizen. Menurut mereka, perbandingan tersebut tidak tepat karena Pura Besakih merupakan pura yang berusia ratusan tahun dan penataan yang dilakukan adalah fasilitas yang ada di sekitar pura.

Pura Besakih telah masuk dalam Daftar Cagar Budaya

Sementara itu, detikcom Menyusul Proyek Rekonstruksi Pura Besakih yang disebut menghabiskan dana hingga Rp 1 triliun. Dikutip dari laman Kementerian PUPR, Sabtu (1/7/2023) pendirian kawasan Pura Besakih di Kabupaten Karangasem, Bali dilakukan untuk melindungi kawasan cagar budaya.

Pendirian Pura Agung Besakih diperkirakan akan selesai pada akhir tahun 2022.Tata Letak Pura Besakih Agung. Foto: I Wayan Selamat Juniasa

Sebagai cagar budaya, Pura Agung Besakih menjadi pusat peribadatan umat Hindu di Bali. Kawasan suci ini sering digunakan untuk kegiatan ritual pada saat-saat seperti upacara Tawur Labuh Gentuh, Karya Ida Bhatara Turun Kabeh dan Panca Wali Krama.

Selain itu, Pura Besakih juga menjadi primadona tujuan wisata. Menteri PUPR Basuki mengatakan pengerjaan fisik penataan kawasan tidak akan mempengaruhi luas bangunan utama Pura Besakih yang digunakan sebagai tempat ibadah.

“Yang terpenting dalam menata kawasan ini adalah meningkatkan kenyamanan para pengunjung yang sedang beribadah dan berwisata. Karena menurut informasi, akan sangat ramai pada upacara besar. Untuk itu akan dibuatkan jalur masuk dan keluar yang berbeda agar tidak terjadi kemacetan, termasuk pengaturan lalu lintas jalan untuk kendaraan,” ujarnya.

Pura Agung Besakih merupakan rumah ibadah terbesar di Bali dan menjadi tujuan wisatawan domestik maupun mancanegara, terutama pada hari-hari besar kegiatan keagamaan umat Hindu.

Dengan banyaknya kunjungan wisatawan dan kondisi yang tidak tertata, maka kelangsungan kegiatan ritual keagamaan seringkali terganggu sehingga mengurangi kekhidmatan dan kenyamanan masyarakat dalam melakukan kegiatan spiritual.

Penataan Pura Agung Besakih sudah berlangsung sejak Agustus 2021 dengan mekanisme rancang bangun dan diharapkan selesai pada Desember 2022. Namun karena pembebasan lahan belum selesai, proyek ini dijadwalkan selesai pada Maret 2023.

Pemerintah akan menetapkan kawasan suci Besakih di Bali.  Dana yang disediakan pemerintah sebesar Rp 1 triliun.Kompleks Pura Besakih. Foto: Kementerian PUPR

Pelaksanaan fisik perjanjian tersebut dilakukan oleh PT PP (Persero) Tbk selaku kontraktor pelaksana dan PT Ciriajasa Cipta Mandiri selaku pengelola konstruksi dengan biaya anggaran pemerintah sebesar Rp 378,4 miliar (MYC 2021-2022).

Tatanan itu dilaksanakan di dua wilayah, yakni kawasan Manik Mas dan kawasan Becingah. Tata letak kawasan Manik Mas meliputi tempat parkir 5 lantai, kios besar 18 unit, kios kecil 12 unit, Bale Pasandekan, Pura Melanting, Gedung Anjung Pandang dan jalan akses.

Sementara itu, penataan kawasan hatangah meliputi pembangunan kios besar 196 unit, kios kecil 162 unit, bale pasandekan, bale gong 2 unit, pelataran dan taman bermain anak.

Mengutip Diantara, Pendirian Pura Agung Besakih juga menggunakan APBD Provinsi Bali senilai Rp 221 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun tempat parkir mobil Manik Mas berkapasitas 1.268 sepeda motor dan 77 mobil.

Selain itu, APBD juga digunakan untuk penyelenggaraan proyek Margi Agung, pembangunan gedung audiovisual, pembangunan kios, MCK, gedung SD, Puskesmas, gedung MDA Besakih, gedung Lembaga Perkreditan Desa dan fasilitas lain.

Simak videonya, Kolam Seru Masjid Al-Jabbar Jadi Kolam Renang Pengunjung
[Gambas:Video 20detik]
(pin/soket)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button