Tas laptop berbahan limbah daur ulang produksi Klaten diminati pasar Eropa - WisataHits
Jawa Tengah

Tas laptop berbahan limbah daur ulang produksi Klaten diminati pasar Eropa

RADARSOLO.ID – Tas laptop Klaten berbahan limbah daur ulang dengan aluminium foil laris di pasaran luar negeri. Mulai dari Prancis, Inggris, Swedia hingga Belanda. Bagaimana tas laptop produksi Bank Sampah Rukun Santoso sampai ke Benua Biru untuk pertama kalinya?

ANGGA PURENDA, Klaten, radar solo

Beragam produk dipamerkan pada Pameran Produk Daur Ulang Sampah di RS Bagas Waras Klaten pekan lalu. Jawa Pos Radar Solo memiliki nomor yang dilingkari sedang berdiri memamerkan berbagai karya. Sampai akhirnya berhenti tepat di depannya sedang berdiri Bank Sampah Rukun Santoso.

Untuk menarik perhatian pengunjung, berbagai model tas dengan warna berbeda dipamerkan. Jika dilihat lebih dekat, tas yang dibuat oleh Bank Sampah di Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo ini, memiliki komponen aluminium foil berwarna cerah. Alhasil, tas-tas yang dipamerkan memiliki gradasi warna yang unik untuk setiap produknya.

Tak disangka, potongan-potongan aluminium foil dari kemasan deterjen masuk ke dalam makanan ringan yang ditemukan di rumah tangga. Bahkan, anggota Bank Sampah Rukun Santoso menggunakan aluminium foil daur ulang yang sudah lama terurai menjadi pernak-pernik untuk membuat segala sesuatu mulai dari tas laptop hingga tas belanja.

Setidaknya satu hari, dibutuhkan hingga 25 kg limbah daur ulang aluminium foil per hari. Karena itu, selain mendaur ulang sampah di sekitar rumah, mereka juga menerima kiriman dari berbagai daerah. Pengelola bank sampah membelinya dengan harga Rp 11.000 per kg.

“Dulu kita cuci dulu lalu jemur sampai kering. Kemudian ibu-ibu potong kecil-kecil,” kata Rukun Santoso Sriyono, pendiri Bank Sampah, 60 tahun. Jawa Pos Radar Solo.

Bank Sampah Rukun Santoso didirikan pada tahun 2013. Dia mulai dengan kekhawatiran tentang limbah yang mencemari saluran irigasi. Hingga akhirnya didirikanlah bank sampah yang saat ini beranggotakan 15 orang yang merupakan warga sekitar. Kini fokusnya adalah mengolah berbagai sampah daur ulang menjadi tas, dompet, dan bros.

Yang paling populer adalah tas laptop, yang secara rutin dikirim ke Belanda dan Prancis setiap tiga bulan. Sementara itu, juga dikirim ke Nusa Tenggara Timur (NTT) setiap bulan untuk diperdagangkan di tempat-tempat wisata di sana. Harga tas laptop dengan komponen berbahan daur ulang abon aluminium foil berkisar antara Rp 60.000 hingga Rp 80.000.

“Kami memiliki enam penjahit yang khusus menjahit produk tas ini. Karena omzet produk kreasi kami dalam sebulan bisa mencapai Rp 20 juta. Sementara itu, kami menjual sampah yang tidak bisa dihasilkan dengan pendapatan hingga 15 juta rupiah per bulan. Kami punya dua pegawai untuk memilah sampah,” kata Sriyono.

Merebaknya produk tas ini di pasar luar negeri tak lepas dari kedatangan tamu undangan asing dari salah satu perusahaan di Klaten. Termasuk kenalan warga lokal di misi luar negeri. Mereka mengunjungi distribusi Bank Sampah Rukun Santoso dengan pameran berbagai produk sampah daur ulang.

“Tas laptop kami diminati di pasar luar negeri karena penggunanya menunjukkan kesadaran lingkungan. Karena bahan yang digunakan adalah sampah daur ulang,” imbuhnya.

Tak heran jika peran Bank Sampah Rukun Santoso dalam mengolah sampah daur ulang menjadi wadah pembelajaran bagi bank sampah se-Jawa Tengah. Bahkan, di Desa Karanglo, Bank Sampah juga aktif membuka kursus pelatihan cara membuat aneka produk dari sampah daur ulang, dengan peserta didominasi oleh pelajar.

“Pada akhirnya, keberadaan bank sampah ini dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Seperti penjahit kami, yang dulunya hanya pengrajin sayur dan kemudian belajar menjahit. Dalam seminggu dia bisa mendapatkan antara Rp 1 juta hingga Rp 2 juta, yang membuatnya bekerja lembur,” katanya. (*/Roti roll)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button