Jawa Timur

Tanaman Koro, bertujuan untuk menjadi varietas unggulan nasional Kabupaten Malang

KABUPATEN – Sebagai daerah penyangga kawasan wisata Bromo, Desa Waringin Anom, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang memiliki potensi yang kaya terutama hasil pertanian. Budidaya tanaman koro yang selama ini dimanfaatkan warga sebagai tanaman penutup tanah untuk tanaman jeruk utama, kini berubah 180 derajat. Kini ia tidak lagi menjadi tanaman penutup tanah, tetapi telah menjadi tanaman utama yang dapat memberikan kontribusi besar bagi kelangsungan hidupnya.

Budi Widodo SP, Inspektur Ahli Muda Bibit Tanaman, Kementerian Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang, mengatakan keberadaan tanaman koro ini tersebar di tiga kecamatan di Malang Timur. “Ini Jabung, Tumpang dan Poncokusmo dengan total luas tanam dan panen sekitar 75 hektare,” ujarnya saat ditemui di ambang panen Koro awal pekan lalu. Untuk jumlah produksi tahunan bisa mencapai 1.500 ton. Sejauh ini, menurut pria yang juga bekerja paruh waktu sebagai roaster dan penjual kopi sangrai dan kopi bubuk, Pasar Koro Malang telah berkembang hingga mencakup Pasar Sayur Karangploso dan Pasar Porong.

Mengenai budidaya Koro, Budi menjelaskan ada beberapa hal diantaranya mengatasi hujan yang menjadi musuh utama. Karena hujan merangsang munculnya tunas vegetatif dan dengan demikian menghambat perkembangan bunga dan buah. Selain itu, ada virus Gemini yang menyebabkan warna kuning pada daun yang menyebabkan gagal panen. Menurut Budi, untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan budidaya koro dengan teknik budidaya. “Peran semua pihak, terutama akademisi, sangat dibutuhkan untuk mengatasi hal ini,” ujarnya.

Sedangkan untuk tahap saran, Budi menyatakan sebagai galur unggulan Kabupaten Malang saat ini masih dalam tahap pengamatan ke-3. Dia kemudian membuat deskripsi dan kemudian mengajukan pendaftaran. Setelah itu, sertifikat dari Kementerian Pertanian dikeluarkan dan kemudian dikeluarkan rilis. Nantinya, akan diterbitkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian tentang tanaman Koro sebagai varietas unggul Kabupaten Malang.

Secara terpisah, Ketua Kelompok Tani (Kapoktan) Palapa 1 Sumaji mengatakan budidaya tanaman Koro diberdayakan sebagian besar bawahannya dengan anggota hingga 200 orang dengan luas sekitar 4.000 m2. Sebagai gambaran, untuk satu hektar lahan dia bisa memanen sekitar 2 ton koro dengan cangkangnya. Sedangkan kulit Koro masih bisa dijual untuk hasil panen.

Selain itu, Camat Poncokusmo Didik Agus Mulyono, SP MAP, mengatakan sangat berterima kasih atas upaya Dinas Pertanian dan Perkebunan yang telah meningkatkan potensi unggulan pertanian di Kabupaten Poncokusumo. “Karena upaya tersebut secara tidak langsung dapat mendongkrak perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Keunggulan tanaman ini adalah dapat hidup di lahan marginal dan penanganannya tidak terlalu sulit serta dapat beradaptasi dengan daerah poncokusmo. Sebagai bukti bahwa tanaman koro dapat hidup di pinggiran pohon jeruk. Kemudian sepanjang masa, selain sebagai sayur, koro juga dapat dijadikan sebagai snack kacang, lalapan, tempe sebagai pengganti kacang kedelai, siomay dan siomay, dan tidak menutup kemungkinan juga untuk dibuat kecap karena kandungan proteinnya yang tinggi. (mas)

Source: radarmalang.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button