Tanam bambu di lereng Gunung Merapi untuk penanggulangan bencana dan ekowisata - WisataHits
Yogyakarta

Tanam bambu di lereng Gunung Merapi untuk penanggulangan bencana dan ekowisata

Tanam bambu di lereng Gunung Merapi untuk penanggulangan bencana dan ekowisata

tanpa judul

Krjogja.com – MAGELANG – Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) bekerjasama dengan Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan (FKDKP) melakukan simbolisasi penanaman 15.875 bibit bambu di lahan seluas 27 hektar di Desa Ngargoretno, Magelang, Jawa Tengah.

Program penanaman bambu ini merupakan bentuk dukungan PPATK terhadap pelestarian lingkungan hidup di Indonesia untuk mencegah dan memberantas green financial crime dan merupakan bagian dari rangkaian kegiatan dua dasawarsa PPATK tahun 2022. Lereng lahan di desa Ngargoretno kawasan Bukit Menoreh, Magelang, Tengah Jawa Hal ini membuat daerah tersebut rawan longsor dan kekeringan.

Desa-desa yang dihuni oleh sekitar 1.500 kepala keluarga, atau 3.500 jiwa, lebih rentan mengalami kekeringan pada musim kemarau dan lebih rentan terhadap longsor pada musim hujan yang lebih panjang. Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan, apa yang dilakukan FKDKP merupakan contoh semangat luar biasa lembaga perbankan yang bekerja sama dalam mendukung program pembangunan berkelanjutan yang dimotori oleh pemerintah dan masyarakat global.

“Hal ini juga sejalan dengan gagasan ekonomi hijau yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kesetaraan sosial sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan,” kata Ivan, Jumat (18/11/2022).

Selain itu, Desa Ngargoretno memiliki potensi wisata yang luar biasa karena terletak di perpaduan kawasan Perbukitan Vulkanik Menoreh dan kawasan Karst Marmer Ngargoretno. Penambahan beberapa jenis tanaman bambu bertujuan untuk mendorong desa Ngargoretno menjadi kawasan wisata edukasi.

Diharapkan skema penanaman pohon bambu yang memiliki banyak manfaat antara lain mengurangi erosi, mencegah longsor, serta menjaga dan meningkatkan drainase air dari sumber mata air hulu dan sekitar aliran sungai dapat mengurangi resiko bencana di Desa Ngargoretno.

Ini karena bambu secara ekologis dapat dengan cepat meningkatkan tutupan vegetasi di daerah terbuka di sekitar daerah aliran sungai.

Selama lima tahun ke depan, PPATK dan sembilan bank yang tergabung dalam FKDKP, yaitu Bank CIMB Niaga, Bank Danamon, Bank Allo, Bank Permata, Bank Mega, Bank Aladin Syariah, BPD Central Java, Bank of China (Hong Kong) Limited Cabang Jakarta dan Bank Muamalat akan bekerja sama dengan Yayasan KEHATI dan masyarakat setempat untuk meningkatkan tutupan lahan dan mengurangi risiko bencana ini.

Ketua FKDKP Fransiska Oei menyatakan, semangatnya untuk mengembangkan program pariwisata berkelanjutan patut diapresiasi dan didukung.

“Kami berharap program ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan direplikasi di daerah lain karena warga, pemerintah daerah dan swasta dapat bersinergi membangun desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan ekologi dan kearifan lokal,” kata Fransiska Oei.

Riki Frindos, Direktur Eksekutif Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), menambahkan lembaga ini memiliki sejarah panjang dalam mengembangkan program konservasi bambu dan pemanfaatannya secara lestari. Yayasan (KEHATI) menyambut baik program penanaman bambu bersama PPATK dan FKDKP.

“Selain sebagai rencana pengurangan risiko bencana, program ini dapat meningkatkan keragaman dan keanekaragaman hayati bambu serta memberikan manfaat ekonomi,” ujar Riki. (ati)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button