Syahdu, Gerimis Ikut Penampilan Rahayu Supanggah di Balai Kota Solo - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Syahdu, Gerimis Ikut Penampilan Rahayu Supanggah di Balai Kota Solo – Solopos.com

SOLOPOS.COM — Para penari menampilkan tarian Amartya yang diiringi dengan konser gamelan untuk menghormati Rahayu Supanggah di Mahambara Gamelan Nusantara, Gamelan Indonesia untuk Dunia, di halaman Balai Kota Solo, Jumat (16/9/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO – Gerimis tipis mengiringi konser Mahambara Gamelan Nusantara Tribute To Rahayu Supanggah pada Jumat malam (16/9/2022) di Kompleks Balai Kota Solo. Ribuan warga Kota Bengawan menyaksikan acara tersebut.

Meski gerimis, namun warga tetap antusias menyaksikan acara tersebut. Penonton duduk tertib di karpet merah. Gerimis yang turun membuat acara semakin meriah.

Promo Dukung BUMN Binaan UMKM Go Online, Tokopedia Registrasi 2.000 NIB

Acara tersebut juga dihadiri oleh Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka dan pejabat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Mereka juga menyaksikan penampilan mendiang master gamelan Rahayu Supanggah.

Seperti diketahui, Rahayu Supanggah adalah seorang seniman solo legendaris yang mendedikasikan pikiran, tenaga, dan hidupnya untuk memperkenalkan gamelan kepada masyarakat dunia. Dia telah berkolaborasi dengan banyak seniman dunia pada sejumlah karya seni.

Seperti Peter Brooks Mahabharata dan Ong Keng Sen’s King Lear (1997). Rahayu Supanggah juga menggubah Purnati dimainkan oleh Kuartet Kronos. Ia pernah berkolaborasi dengan Garin Nugroho dalam Opera Jawa (2006) dan Satan Jawa (2016).

Baca Juga: Konser Gamelan Mahambara Iringi Perayaan Serah Terima Sertifikat UNESCO

Dalam karya ini mereka berkolaborasi dengan beberapa grup orkestra dunia. Ini termasuk Melbourne Symphony Orchestra, Metropolitan Festival Orchestra dan Netherlands Chamber Orchestra.

Di akhir hayatnya, Rahayu Supanggah berhasil mewujudkan dan mewarisi dua mimpi besarnya, yakni menggelar Festival Gamelan Internasional dan menetapkan Gamelan sebagai Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda UNESCO.

modal putus asa

Konser di Balai Kota Solo pada Jumat malam menampilkan beberapa karya legendaris Rahayu Supanggah. Sebagai Kebogiro Dayohe Teka, Amartya, Duett, Kartini, Tinutur Pidato, Escargo, Jo Dirasaknodan bulan Bintang.

Direktur Pembinaan dan Pendayagunaan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Restu Gunawan dalam sambutannya mengatakan penetapan gamelan sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia merupakan hasil karya banyak orang.

Baca Juga: 200 Seniman Rayakan Gamelan Solo Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

“Malam ini kita juga menularkan bentuk kekejaman kita dari Kemendikbud yang berani menggantikan para master. Kami sangat mencari modal ini. Kami berani menunjukkannya, itu bagus. Dalam hal apapun, tetap percaya diri, ”katanya.

“Jadi kami berlatih gamelan di kantor setiap Jumat pagi, dan ya kira-kira begitulah hasil latihan teman-teman kami,” tambahnya.

Restu mengatakan, konser Mahambara Gamelan Nusantara Tribute to Rahayu Supanggah dan penyerahan sertifikat gamelan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO harus digelar di Solo pada 2021. Namun karena adanya pandemi Covid-19, acara tersebut ditunda dan baru dilaksanakan tahun ini.

“Alhamdulillah kami bisa merayakannya,” katanya. Restu mengatakan acara ini didedikasikan untuk Rahayu Supanggah atas peran dan dedikasinya selama ini.

Baca Juga: Lusa Mahambara Gamelan Nusantara Diluncurkan di Halaman Balaikota Solo

“Terima kasih kepada nara sumber, penggagas, semua pihak dan teman-teman Kemendikbud sejak 2017 yang telah berusaha mempersiapkan dan mengusulkan. Ini hasil gotong royong semua pihak,” jelasnya.

Wacana Festival Gamelan

Restu mengakui bahwa penetapan gamelan oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia Takbenda bukanlah tujuan akhir. Banyak yang harus dilakukan.

“Kami masih memiliki banyak pekerjaan di depan kami, itu delapan poin. Tapi intinya, mari kita bersama-sama mengembangkan gamelan. Saya tahu di Solo hampir semua kelurahan memiliki taburan gamelan,” imbuhnya. Salah satu prioritas program ke depan, menurut Restu, adalah mengenalkan gamelan kepada siswa.

Sementara itu, Kepala Biro Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo Aryo Widyandoko mengatakan 18 kecamatan dan delapan sekolah di Solo telah menerima sejumlah hibah gamelan. Keberadaan gamelan adalah untuk mengeksplorasi budaya atau tradisi.

Baca Juga: Jurus Kepepet Rahayu Supanggah, Anak Desa Yang Jadi Komposer Dunia

“Total 26 Kelurahan dan sekolah menerima satu set gamelan. Belakangan ini kami memantau apakah kelurahan digunakan atau tidak. Kalau ada yang tidak terpakai, bisa dipindahkan ke desa lain,” katanya.

Aryo juga mengaku sedang mempertimbangkan layak tidaknya komunitas penabuh gamelan di setiap desa dan sekolah untuk tampil. Hal ini terkait dengan wacana penyelenggaraan festival gamelan atau karawitan tingkat kota. Ia berharap DPRD Solo mendukung wacana tersebut.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button