Susahnya tinggal di Sukamakmur: sinyal jelek, jalan rusak - WisataHits
Jawa Barat

Susahnya tinggal di Sukamakmur: sinyal jelek, jalan rusak

SUKAMAKMUR RADAR BOGOR, Kehidupan di kecamatan Sukamakmur harus siap dengan segala keterbatasannya. Sulitnya sinyal dan jaringan internet, transportasi umum yang sulit, akses jalan yang rusak hingga sulitnya memperoleh pelayanan kesehatan.

Baca Juga: Perampokan di SMAN 1 Sukamakmur, Sekolah Disebut Terjadi Empat Kali

Data yang dihimpun Radar Bogor, setidaknya ada tiga desa yang belum terjangkau jaringan internet. Yakni Warga Jaya, Sirnajaya dan Sukawangi.

Sejak berdirinya Kabupaten Sukamakmur hingga saat ini, warga di sana kesulitan mendapatkan jaringan internet yang stabil. Bahkan tidak ada jaringan telepon seluler.

“Sinyalnya sulit di sini. Terutama internet,” kata Jaelani, warga Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten BogoR, Selasa (7/5/2022).

So Jae, begitu ia biasa disapa, menjelaskan bahwa di desanya tidak ada penjual atau konter pulsa. “Karena jarang beli odds karena sinyalnya susah,” jelasnya.

Untuk mendapatkan jaringan atau sinyal internet, Jae mengaku harus pergi ke desa Sukamulya yang jaraknya sekitar 500 meter. “Dia turun dulu, lalu dia menemukan sinyal,” katanya.

Oleh karena itu, informasi yang didapat orang di sana kebanyakan dari mulut ke mulut. Ada sangat sedikit informasi di sana.

Namun, Jae mengatakan mereka menggunakan layanan Wi-Fi untuk kelas menengah ke atas. Tapi Anda bisa menghitung angka dengan jari Anda.

“Biasanya sekolah, tempat wisata dan kantor desa memiliki WiFi. Ketika warga sudah pergi ke sawah atau ladang di pagi hari, mereka juga pergi ke pasar. Jarang pakai handphone,” jelasnya.

Selain sinyal sulit, angkutan umum di Sukamakmur juga tidak ada. Masyarakat di sana biasanya hanya turun bukit seminggu sekali ke pedagang grosir di Desa Tajur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor.

Mereka berbelanja dengan menyewa mobil pick up. Biasanya mobil bisa disewa oleh delapan sampai dua belas orang.

Maka jangan heran ketika Anda melintasi Jalan Raya Sukamakmur, Anda akan menemukan banyak mobil pikap yang penuh dengan sembako serta orang-orang yang berdesakan di dalam mobil.

Misnah (45) adalah salah satunya. Setiap minggu dia pergi berbelanja dengan truk pickup. Bersama para tetangga. Tarifnya Rp 30.000 per orang.

“Di sini tidak ada angkot, jadi kita belanja bersama di mobil pikap,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Mishnah mengaku warga sudah terbiasa. Ia tidak takut jatuh dari bak terbuka saat melintasi Jalan Raua Sukamakmur yang rusak akibat naik turunnya perbukitan.

Sebaliknya, dia dan warga lainnya tampak senang dan tertawa ketika mobil yang ditumpanginya bergoyang, seringkali karena kondisi jalan yang buruk. “Sudah menjadi kebiasaan sejak kecil,” jelasnya.

Ia menduga, minimnya angkutan umum di Sukamakmur tidak terlepas dari letak geografis kecamatan dengan ekstensi Jonggol.

Baca Juga: Jalan Rusak di Sukamakmur, Layanan Kesehatan hingga Bisnis Terputus

“Di sini ada bukit dan gunung. Jadi tidak ada angkot. Makanya saya pakai mobil pick up dari awal,” jelasnya.

Sebagai informasi: Kecamatan Sukamakmur memiliki 10 desa yaitu Desa Sukamakmur, Desa Pabuaran, Desa Cibadak, Desa Sirnajaya, Desa Sukaharja, Desa Sukapeace, Desa Sukamulya, Desa Wargajaya, Desa Sukaresmi dan Desa Sukawangi.

Kecamatan Sukakamur merupakan pemekaran dari Kecamatan Jonggol. Pada tanggal 26 Mei secara resmi menjadi Kabupaten Sukamakmur berdasarkan Keputusan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1999. (Setiap orang)

Reporter: Arifal
Penerbit: Joseph

Source: www.radarbogor.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button