Surani, Mempertahankan Eksistensi Kain Jumputan • Radar Jogja - WisataHits
Yogyakarta

Surani, Mempertahankan Eksistensi Kain Jumputan • Radar Jogja

RADAR JOGJA – Eksistensi Batik Jumputan mengalami penurunan tajam di masa pandemi Covid-19. Namun, para pengrajin sebagai usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terus berupaya. Bahkan, mereka tetap bersyukur meski pendapatan mereka relatif kecil.

Surani, pendiri Sanggar Jumputan Maharani mengaku hampir tidak memiliki penghasilan sejak Maret 2020 hingga Februari 2022. Karena kain yang ia buat hanya laku satu potong atau lebih dalam sebulan. “Saya milik tabungan saya di tiga. Habis semua,” jelas Rani, panggilan akrabnya, saat disambar Radar Jogja kemarin (8/8) di rumahnya, Desa Tahunan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

Namun, keterpurukan ekonomi yang menimpanya tidak membuat Rani berhenti berproduksi. Wanita berusia 47 tahun ini memutar otak untuk terus memberdayakan orang-orang di sekitarnya. Ia sadar, meski situasi sulit, masih ada perut yang perlu diisi. Itu adalah 50 pengrajin yang dia beri wewenang, meskipun sekarang hanya tujuh yang tersisa.

Oleh karena itu, Rani membuat banyak motif yang rumit. Mengingat penjualan yang sangat rendah. Jadi pekerja bukan target yang dibutuhkan. Selain itu, kain dapat disimpan dengan harapan nantinya dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. Rani mengakui dia mulai memiliki aliran penjualan yang stabil, yang dia syukuri. Meskipun pendapatan jauh dari depan pandemi. “Dulu dijual dengan harga Rp 2,5 juta setidaknya dalam satu hari. Sekarang bisa dijual Rp 1,5 juta sebulan yang kita syukuri,” ujarnya.

Rani menafsirkan situasi ini dengan rasa syukur. Mengingat dia memulai bisnis hanya dengan modal 200.000 rupee dan dua potong kain mori. “Sekarang tidak apa-apa, ada tanda-tanda kehidupan,” katanya.

Wanita yang memulai usahanya pada awal tahun 2011 ini juga mengatakan bahwa para pelaku UMKM di Kota Jogja sedang bersemangat. Ia mencontohkan salah satu temannya yang merupakan pedagang perak. Sahabatnya pun tak malu beralih dari berjualan bawang merah ke petai. “Keren. Yoga itu mudah bangun. Beda dengan bidang lain. Karena UMKM punya semangat yang bagus,” ujarnya.

Rani juga bersyukur dengan adanya pandemi ini, karena telah mengungkapkan pengetahuannya tentang berjualan online. Kini ia kerap mengunggah aktivitas penjualan produk Jumputannya melalui Instagram, Facebook, dan Tiktok. “Jelas, itu cocok dengan pembeli. Merupakan suatu kehormatan bagi mereka untuk memiliki foto mereka di media sosial kami,” katanya.

Pj Wali Kota Jogja Sumadi mengatakan, UMKM merupakan salah satu potensi yang ada di Kota Gudeg. Keberadaan UMKM membantu pertumbuhan ekonomi di masa pandemi. Daerah lain mengalami pertumbuhan ekonomi negatif akibat pandemi. “Alhamdulillah, Jogjakarta satu-satunya daerah yang pertumbuhannya positif pada jam 4.16 pagi selama pandemi. Karena tidak hanya menopang pariwisata, tetapi juga memungkinkan UMKM tumbuh,” katanya. (gemuk/bising)

Source: radarjogja.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button