Stagnan selama lima tahun, MTD jadi obat rindu masa lalu • Radar Jogja - WisataHits
Yogyakarta

Stagnan selama lima tahun, MTD jadi obat rindu masa lalu • Radar Jogja

RADAR JOGJA – Magelang Tempo Doeloe (MTD) sempat stagnan selama lima tahun dan kembali digelar. Kegiatan bertajuk De Kampung ini menjadi obat rindu masyarakat. Tak ayal hal itu membuat mereka penasaran dan berlabuh di alun-alun kota Magelang.

Pameran MTD ini menghadirkan keragaman masa lalu. Hal ini dimaksudkan untuk menyampaikan pemahaman dan pengetahuan kepada generasi muda. Pertama-tama, tentang pentingnya sejarah dan pelestarian budaya bangsa. Ketua Panitia MTD Andritopo mengatakan kegiatan ini sudah berlangsung sejak tahun 2006. Itu diprakarsai oleh komunitas bersepeda tua Magelang. Namun, pada 2017 dihentikan karena beberapa alasan. “MTD tahun ini merupakan ajang penyatuan kembali masyarakat Magelang, pecinta sejarah dan pelaku budaya,” ujarnya, Jumat (16/12) malam.

Dikatakannya, pada tahun 2006 Komunitas Sepeda Tua Magelang atau VOC memiliki banyak sepeda dan foto yang berhubungan dengan Magelang tempo dulu. Kemudian mereka berpikir bahwa semua ini perlu diungkap agar orang tahu. Dengan modal yang tidak seberapa, mereka mulai bekerja sama untuk mengecat tembok kediaman Kedu. Waktu itu modalnya hanya Rp 150.000. “Uangnya hanya cukup untuk sewa stand dan parkir sepeda di luar,” jelasnya.

Setiap tahunnya MTD menghadirkan tema dan tampilan yang berbeda. Tahun ini bahkan bisa dibilang tanpa persiapan yang tepat. Hanya untuk 10 hari. Meski demikian, ia berharap kedepannya MTD akan lebih berkualitas, lebih maju dan lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Ia mengatakan, peserta yang hadir berjumlah 40 orang yang berasal dari Kabupaten dan Kota Semarang, Yogyakarta, Solo, dan Magelang. Sebenarnya sudah ada 167 peserta yang mendaftar, tapi kali ini dikurasi secara lengkap. Karena secara khusus memamerkan barang atau sembako lama.

Sekjen Kota Magelang, Asisten Pemerintahan Taufiq Nurbakin mengatakan di tengah perkembangan teknologi yang pesat, kecintaan masyarakat terhadap budaya dan sejarah masih tinggi. “Ini bukti bahwa sesuatu yang lama, jika dirawat dengan baik, dirawat dan dirawat, menjadi menarik dan lebih berharga,” jelasnya.

Plt Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Magelang, Sarwo Imam Santosa, mengatakan Magelang sangat miskin sumber daya alam. Namun, kawasan tersebut dapat menjadi daya tarik dengan adanya kegiatan wisata. “(MTD, red) itu unik. Sesuatu yang bisa dijual karena ada ceritanya. Beda dengan atraksi lainnya,” jelasnya.

Menurutnya, MTD ini bisa menjadi salah satu cara untuk memberitahu masyarakat tentang sejarah kota Magelang. Dengan berbagai objek yang dihadirkan pada MTD tersebut menggambarkan bahwa Kota Magelang dulunya menjunjung tinggi nilai peradaban. Ia berharap kegiatan ini dapat diadakan secara rutin dan lebih besar lagi. “Magelang pasti banyak acara, kalau tidak sepi. Karena objek wisatanya hanya Gunung Tidar dan Taman Kyai Langgeng (TKL),” kata Sarwo. (Aya/Sebelum)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button