Sosialisasikan Pengurangan Stunting, DPR RI Edukasi Warga Garut Soal Gizi Anak - WisataHits
Jawa Barat

Sosialisasikan Pengurangan Stunting, DPR RI Edukasi Warga Garut Soal Gizi Anak

TIMESINDONESIA, GARUT – Komisioner IX DPR RI Hj Nurhayati melaksanakan program sosialisasi percepatan penanggulangan stunting di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sosialisasi tersebut digelar untuk membantu pemerintah menurunkan angka stunting.

Anggota DVR RI dari Fraksi PPP menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi ini dilakukan sebagai langkah awal untuk melakukan pencegahan. Selain itu, kegiatan ini sedang ditindaklanjuti oleh pihaknya dengan langkah-langkah konkrit.

“Angka stunting secara nasional masih sangat tinggi sekitar 24 persen. Di dapil saya (kota/pemerintahan Tasikmalaya dan Garut) salah satu biang keladi terbesar,” kata Hj Nurhayati saat diterima di Gedung PGRI, Kabupaten Garut, Kota Garut, Jawa Barat, Sabtu (12/3/2022).

Menurutnya, sosialisasi seperti yang dilakukannya perlu dilakukan secara terus menerus untuk menyebarkan informasi stunting ke daerah-daerah. Menurutnya, stunting tidak bisa diatasi hanya dengan sosialisasi.

“Stunting tidak hanya bisa ditangani melalui sosialisasi, kita juga harus mengatasinya melalui intervensi langsung,” ujarnya.

Menurutnya, bayi stunting akut perlu diintervensi langsung dengan makanan bergizi yang diberikan kepada mereka untuk konsumsi sehari-hari selama beberapa bulan. Pemberian makanan bergizi harus diawasi.

“Faktor ekonomi, faktor pola asuh, lingkungan juga bisa mempengaruhi anak stunting, faktor pola makan yang buruk juga bisa menjadi pemicunya,” ujarnya.

Anak yang terkena stunting memerlukan intervensi langsung dari segi gizi karena kurangnya asupan makanan. Minimal, kekurangan nutrisi ini memengaruhi pertumbuhan otak, saraf kognitif, tinggi badan, dan lainnya.

“Kalau berat badan dan tinggi badan lebih rendah, tapi otak masih normal, masih bisa dibilang stunting rendah. Tapi saat otak tidak bekerja dengan baik, tinggi dan berat badan tidak normal, itu namanya retardasi pertumbuhan,” jelasnya.

Adapun solusinya, Hj Nurhayati mendorong pemerintah baik pusat maupun daerah untuk melaksanakan program yang dicanangkannya.

Sosialisasi-Stunting-2.jpg

“Ya, kami mendorong pemerintah untuk menjalankan program yang kami mulai. Karena program ini berjalan dengan baik, banyak yang meninggalkan stunting,” ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada Juni 2022, Pemkab Garut merilis data pertumbuhan terhambat mencapai puluhan ribu anak melalui Dinas Kesehatan. Maka jumlahnya harus bertambah.

Leli Yuliani, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, mengumumkan berdasarkan data pada Jumat, 17 Juni 2022, jumlah anak yang mengalami stunting sebanyak 24.934 dari total 215.615 anak.

“Yang kami lakukan adalah pendataan berupa buaian dan data lainnya sebanyak 143.773 atau sekitar 66,7 persen dari total target,” kata Leli.

Leli menjelaskan, puluhan ribu anak terbelakang tersebar di 42 kecamatan di Kabupaten Garut. Ia mengatakan Kecamatan Sukaresmi merupakan daerah dengan angka stunting tertinggi, sedangkan Kecamatan Limbangan tercatat sebagai daerah terbanyak dalam hal jumlah anak.

Dijelaskannya, persentase stunting di Kabupaten Sukaresmi mencapai 34,6 persen atau 301 anak. Sementara itu, jumlah anak di Kecamatan Limbangan yang mengalami stunting sebanyak 928 anak dengan persentase 30,1 persen.

“Data ini menggambarkan bayi kurus usia 0 sampai 23 bulan, sebanyak 6.885 anak. Sedangkan dari 24 bulan sampai 59 bulan, tercatat sebanyak 18.049 anak. Jadi total ada 24.934 anak yang masuk kategori stunting sejauh ini,” kata Leli.

Leli menjelaskan tingginya angka stunting di Garut kemungkinan karena pola asuh orang tua dan kondisi sosial ekonomi keluarga.

Pemerintah Kabupaten Garut sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi stunting pada anak. Selain pendataan, pemerintah daerah juga berupaya mengatasi stunting dengan memberikan bantuan sembako bergizi kepada anak-anak di sejumlah wilayah Garut.

**) Ikuti berita terbaru KALI Indonesia di Berita Google

Klik tautan ini dan jangan lupa untuk mengikutinya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button