Siomay Le Gino di Klaten, Viral dan Jadi Menu Makan Siang di Keraton - Solopos.com - WisataHits
Yogyakarta

Siomay Le Gino di Klaten, Viral dan Jadi Menu Makan Siang di Keraton – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Menu yang disajikan di Stand Pangsit Goreng Le Gino di Dusun Gombang, Desa Pasung, Kecamatan Wedi. Foto diambil beberapa minggu lalu. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, Klaten — Pangsit Goreng Le Gino di Cengkareng, Jakarta Barat sempat viral sekitar dua tahun lalu. Pembeli siap mengantri berjam-jam untuk menikmati olahan pangsit di stand.

Stand Pangsit Le Gino tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di Klaten. Lokasinya di Dusun Gombang, Desa Pasung, Kecamatan Wedi.

AksiJos! Petani dan peternak Klaten bisa menjadi pendukung kedaulatan pangan

Sugiyono, pembuat siomay viral, pernah diundang ke Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo untuk menghidangkan olahan siomay.

Warung Le Gino Pangsit di Klaten dikelola oleh pasangan suami istri, Sri Hartanto, 40 – Erna Kusmiyati, 39. Mereka tidak lain adalah putra dan menantu pasangan Sugiyono-Daryanti. Toko yang telah buka selama lebih dari setahun ini terletak di rumah sepasang suami istri tidak jauh dari Dorfgasse.

Menu siomay yang ada di toko ini bermacam-macam, yaitu mie goreng, siomay kelapa, siomay sop, kwetiau, nasi goreng pangsit, mie pangsit, siomay basah kecil, siomay basah jumbo dan siomay kwetiau. Harga mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per porsi.

Baca juga: Wah! 90 persen anak pelaku usaha angkringan di Bayat bergelar sarjana

Pangsit yang ada di booth tidak berbeda dengan dumpling Le Gino di Jakarta. Kulit tebal dengan isian daging cincang. Beberapa konsumen menilai rasa pangsit olahan sebagai gurih dan manis di luar kotak.

Erna menjelaskan, resep siomay di stand yang dijalankannya bersama suaminya adalah resep asli dari Sugiyono, pencipta siomay Le Gino. Erna belajar langsung dari suaminya, Sri Hartanto, yang biasa membantu Sugiyono menyiapkan siomay di sebuah warung di Jakarta.

“Suami saya membantu ayah saya membuat siomay di sebuah warung di Cengkareng. Kalau di Klaten, saya yang buat,” kata Erna saat diwawancarai Solopos.comSabtu (27/822).

Warung Pangsit Le Gino di Klaten buka setiap hari mulai pukul 09.00 WIB. Rata-rata, 30 porsi dibeli oleh pembeli dalam satu hari.

Baca Juga: Nikmatnya Pecel Kupluk Pak Sabar Ponggok Klaten, Telur Seukuran Piring

“Pangsit yang disajikan adalah pangsit segar. Biasanya, saya mengolah siomay setiap hari mulai pukul 05.00 WIB,” kata Erna.

Meski jauh dari kota dan berada di jalan desa, stand Pangsit Le Gino di Klaten ini sering dikunjungi pecinta kuliner dari berbagai daerah. Tak hanya dari Klaten, pecinta kuliner dari Karanganyar, Semarang hingga Lumajang pun kerap mampir ke stand tersebut.

Mengenai sejarah berdirinya stand Le Gino Pangsit, Erna menceritakan bahwa mertuanya yang berasal dari Wonogiri adalah seorang memasak Hotel. Setelah pensiun sebagai memasakSugiyono dan istrinya Daryanti membuka jasa catering di Jakarta untuk membuka stand pangsit goreng.

Soal cerita bagaimana siomay buatan Sugiyono berhasil masuk ke istana, Erna mengatakan, sebelumnya, seseorang yang ditunjuk presiden datang ke gerai pangsit Le Gino di Jakarta. Usai menjajal hasil masakan mereka, Sugiyono-Daryanti dengan dibantu putranya diundang ke keraton untuk menyiapkan 500 porsi siomay.

Baca Juga: Kisah Karso Djukut Jual dengan Bahu Jadi Angkringan

“Saat itu, 500 porsi pangsit dibuat di sana. Itu untuk makan siang,” kata Erna.

Erna mengatakan Dumpling Le Gino diundang ke rumah pasangan artis Raffi Ahmad-Nagita Slavina beberapa waktu lalu.

“Kalau tidak salah waktu itu istri Mas Raffi Ahmad mengidam. Terus undang Le Gino Dumplings ke rumahnya. Saat itu, suami dan ayah saya ada di sana,” kata Erna.

Salah satu pembeli, Sarwo Edi, 35, mengaku sudah dua kali mengunjungi stand Le Gino Pangsit di Klaten.

Baca Juga: Tak Ada Lagi Stand Apung di Rawa Jombor Klaten, Ini Penggantinya

“Awalnya viral di mana-mana. Kemudian Anda tahu mengapa Anda membukanya di Klaten dan akhirnya membelinya. Rasanya manis dan gurih. Harganya murah, porsinya besar,” kata warga Bendotanganan, Kabupaten Klaten Selatan.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button