Sinergi PCM dan PCA Sukolilo, gelar pengajian saat wisata Dakwah di Yogyakarta | Pencerahan Viral - WisataHits
Yogyakarta

Sinergi PCM dan PCA Sukolilo, gelar pengajian saat wisata Dakwah di Yogyakarta | Pencerahan Viral

Anggota PCA Sukolilo Surabaya menggelar DUE KAWAH (Kajian Pariwisata Dua Enam Dakwah) di Yogyakarta. (Diah Novi/KLIKMU.CO)

KlikMU.CO – PCM dan PCA Sukolilo Surabaya bergabung menjadi tuan rumah DUE KAWAH 2022 dimana Ustadzah Dr. Hj. Adib Sofia, M.Hum, Sabtu, 23 Juli 2022 pukul 09:30-11:00 WIB di Kantor PP Muhammadiyah Jl. Cik Di Tiro No.23, Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat itu, kajian tersebut mengangkat topik Muktamar Muhammadiyah tentang internasionalisasi Muhammadiyah.

Ir Ganief Rahmadiantoro, Ketua PCM Sukolilo, mengatakan dakwah harus menyenangkan, sehingga wisata dan dakwah menjadi pilihan yang menarik. “Makanya kami mengadakan acara ini,” katanya.

Sementara itu, Ustadzah Dr. Hj Adib Sofia, M.Hum alumnus Islam dan dosen di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta ini mengatakan, di era pergolakan dunia ini berubah dengan cepat dan semua orang juga berubah.

Menurutnya, semua harus berubah kecuali kata change itu sendiri, era dengan tatanan yang berbeda, pandemi, perubahan iklim, sistem yang sudah tertata. Jadi yang ditanamkan berbeda. Itulah sebabnya Sayyidina Ali berkata: “Besarkanlah anak-anakmu sesuai dengan perkembangan zaman”.


“Masa lalu adalah kenangan, masa kini adalah persepsi, dan masa depan adalah harapan. Sebagai masyarakat yang hidup sekarang, kita harus bisa mempersiapkan diri agar tidak melupakan sejarah,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa generasi yang lahir di era disrupsi adalah pecandu gadget pertama, yaitu generasi yang setiap hari memiliki ponsel atau gadget di tangan. Segala sesuatu di ponsel dipikirkan, ponsel menjadi setengah dari kehidupan.

“Kedua, generasi multitasking yang bisa melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan. Ketiga, langsung seperti mengisi tajwid lama harus banyak membaca, sekarang gampang, tinggal buka Google saja, jadi yang dipelajari tidak mendalam,” ujarnya.

Keempat, tsunami informasi era ini tak terbendung. Oleh karena itu, kunci agar anak cucu tidak terpengaruh hal-hal negatif haruslah dengan memperkuat keimanannya. Kelima, hedon materialistis terhadap sesuatu jadi lebih ke gaya hidup, contoh mobil saling bertransformasi dan komoditas lainnya.

Keenam, hibrid atau eklepsis sedang mengalami krisis iman, digunakan informasi yang baik baginya dalam beragama. Misalnya puasa, mudik, lebaran, mudik ke sini.

Kemudian ketujuh, malas atau malas. Sedikit sambil rebahan karena main gadget sambil rebahan. “Maka dia meminta untuk mengingat lima hal sebelum lima hal, salah satunya adalah usiamu sebelum masa mudamu,” katanya. (Diah Novi/RF)

Source: klikmu.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button