Sensasi mandi di kolam alami sungai Mudal Ekowisata • Radar Jogja - WisataHits
Yogyakarta

Sensasi mandi di kolam alami sungai Mudal Ekowisata • Radar Jogja

RADAR JOGJA – Ekowisata sungai Mudal di Desa Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, Kulonprogo semakin ramai dikunjungi terutama pada akhir pekan. Destinasi wisata yang satu ini menawarkan panorama alam yang indah dan udara yang segar.

Jauh dari kebisingan kota, tempat wisata ini terletak di akumulasi Perbukitan Menoreh. Salah satu yang paling dicari pengunjung adalah serasa mandi di kolam-kolam alami yang airnya bersih. Jika beruntung, pengunjung bisa menikmati air di kolam alami berwarna biru kehijauan. Warna airnya sangat dipengaruhi oleh struktur batugamping khas Menoreh.

Ekowisata Sungai Mudal berjarak kurang lebih 30 kilometer atau 1 jam perjalanan dengan kendaraan bermotor dari pusat kota Jogja. Namun karena berada di dataran tinggi pegunungan, pastikan kendaraan dalam kondisi prima. Beberapa titik pengunjung melintasi medan yang berkelok-kelok, naik turun. Namun jangan khawatir, akses jalan menuju Mudal sudah cukup bagus dan beraspal.

Saat memasuki kawasan ekowisata Sungai Mudal, pengunjung terlebih dahulu diarahkan ke tempat parkir oleh pengelola. Dari tempat parkir mobil ini, masuklah ke pintu masuk wisata yang jaraknya sekitar 50 meter. Harga tiket self park mulai dari Rp 2.000 untuk sepeda motor, Rp 5.000 untuk mobil dan Rp 10.000 untuk bus. Harga tiket masuknya hanya Rp 2.000 untuk anak-anak dan Rp 10.000 untuk dewasa.

Di loket, suara air terjun dari mata air setempat mulai terdengar. Airnya mengalir melalui sungai-sungai kecil dan mengisi kolam-kolam alami di beberapa tempat di kawasan wisata tersebut. Setidaknya ada 4 kolam dengan kedalaman berbeda. “Di sini ada 4 tambak, kedalamannya berbeda-beda. Ada yang meteran untuk anak-anak, ada yang sampai 2 meter,” kata Pengelola Ekowisata Sungai Mudal, Mudi Heriyanto, Jumat (10/11).

Kolam di sini masih alami karena mata airnya berasal dari Tuk Mudal, demikian masyarakat menyebut mata air di Jatimulyo. Mata air tersebut, kata Mudi, sudah ada sejak zaman dahulu dan tidak pernah kering hingga saat ini. Bahkan di musim kemarau. “Mata air ini selalu mengalir, tidak pernah kering,” katanya.

Air yang mengalir terus menerus menjaga kebersihan tambak di Mudal. Anda bisa melihatnya di air kolam pirus. Kondisi kolam di sini tidak hanya jernih, tapi juga bersih. Sejauh mata memandang tidak ada sampah sedikit pun, karena pembersihan dilakukan setiap hari.

Dalam keadaan ini, setiap orang yang bermain di kolam merasa betah. Apalagi jika melihat sekeliling yang masih ditumbuhi pepohonan yang lembab. Tidak hanya bermain air, pengunjung juga bisa menikmati terapi ikan di kolam yang terletak di hulu Sungai Mudal.

Bagi yang ingin mandi tapi takut karena belum bisa berenang, pihak pengelola menawarkan persewaan rakit. Ada jaket pelampung yang disewakan dengan harga Rp 10.000 per orang dan pelampung ban dengan harga Rp 5.000.

Usai bermain air, pengunjung bisa bersantai sambil makan di warung-warung yang tersebar di sekitar kawasan wisata. Fasilitas lain yang bisa Anda nikmati di sini antara lain kamar mandi, mushola, dan free WiFi yang sangat membantu mengatasi kesulitan akses internet di Perbukitan Menoreh. “Sebenarnya ada juga wahana seperti Flying Fox, tapi untuk sementara belum kami fungsikan karena peralatannya masih terbatas,” ujarnya.

Seorang pengunjung dari Tabah mengatakan, waktu berkunjung ke objek wisata itu sudah ditentukan. Mulai pukul 08.30-15.00. “Karena di luar waktu tersebut, pengunjung tidak diperbolehkan masuk,” jelasnya. (Tom/Eno)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button