Semakin banyak siswa di Yogyakarta yang melakukan pemeriksaan mata minus karena pandemi Covid-19 - WisataHits
Yogyakarta

Semakin banyak siswa di Yogyakarta yang melakukan pemeriksaan mata minus karena pandemi Covid-19

Harianjogja.com, JOGJA– Kegiatan belajar online di masa pandemi Covid-19 disinyalir memicu munculnya gangguan kesehatan mata pada anak sekolah di Jogja. Durasi dan jarak mata yang terus dipantau perangkat berarti risiko kesehatan mata berpotensi memburuk.

Ketua Panitia Bakti Sosial Pemeriksaan Mata Gratis di RS Dr. Beberapa masalah kesehatan mata yang muncul, seperti miopia atau miopia dan mata malas atau yang biasa disebut dengan ambliopia.

Baca lebih lanjut: Maaf! Gudang DIY untuk pembalap yang tidak memiliki trek balap permanen

“Karena pandemi, banyak anak yang memeriksakan mata,” kata Anggun di sela-sela pemeriksaan mata gratis di Grha Padmanaba yang dilakukan alumni SMAN 3 Jogja (Padmanaba) 1983 bekerjasama dengan Dr. Rumah Sakit Yap, Senin (15/8/2022). ).

Menurut Anggun, fenomena miopia pada mata anak sekolah merupakan masalah kesehatan yang paling umum. Ini biasanya karena anak-anak sering melihat perangkat dari dekat dan untuk waktu yang lama. Ada juga faktor risiko lain berupa aktivitas membaca yang terlalu dekat atau sering melihat layar gadget.

“Sekarang kecenderungannya ke rabun jauh, rabun jauh atau mata minus, kalau disebut begitu. Mungkin karena sekarang kita lebih banyak melihat perangkat dan kegiatan belajar mengajar secara online melalui laptop, sehingga mata minus lebih banyak dikenali,” jelas Anggun.

Dalam bakti sosial tersebut, sebanyak 85 siswa dari berbagai jenjang SD, SMP, dan SMA diperiksa oleh dokter spesialis mata secara gratis. Pemeriksaan dimulai dengan melihat ketajaman penglihatan anak melalui alat khusus, dan juga gambar huruf pada jarak tertentu. Kemudian mereka juga diperiksa dengan keratometer autorefractory dan koreksi refleksi dan pemeriksaan oleh dokter mata.

“Setelah diperiksa akan terlihat minus dan berapa silindernya. Setelah itu, kami akan memberikan kacamata untuk menunjang proses belajar mereka,” ujarnya.

Anggun menambahkan bahwa semakin dini pemeriksaan mata dan intervensi yang diberikan akan berdampak lebih baik pada pemantauan kesehatan mata anak. Jika pengobatan dan deteksi terlambat dimungkinkan, masalah kesehatan mata akan berdampak luas dan menimbulkan gejala penyakit lain.

Indah Rahayu, Ketua Pelaksana Bakti Sosial Berbagi Kacamata Alumni Padmanaba 1983 mengatakan, pemeriksaan mata gratis bagi anak sekolah ini merupakan rangkaian bakti sosial dalam rangka memperingati 80 tahun SMAN 3 Jogja (Padmanaba). Bahkan ada 85 siswa yang dididik dari berbagai sekolah di DIY yang berasal dari siswa kurang mampu.

“Kami memilih sekolah secara acak, kami juga meminta guru dan kepala sekolah untuk menerima siswa yang bermasalah mata,” katanya.

Indah mengatakan, bakti sosial ini dipilih karena sudah ada sejumlah keluhan dari orang tua siswa. Anak SD mengeluh tidak bisa membaca dengan lancar. Selain itu, siswa yang duduk di barisan depan seringkali tidak dapat melihat pelajaran yang diberikan guru saat pelajaran berlangsung.

“Kondisi ini juga mempengaruhi nilai mereka. Makanya kami punya ide agar siswa yang bermasalah mata bisa ikut ujian sekaligus mendapatkan kacamata gratis,” imbuhnya.

BACA JUGA: Pemuda Ini Ungkap Alasannya Buka Wisata di Pelosok Gunungkidul

Dengan dikemas dalam bakti sosial, diharapkan anak-anak tidak lagi cemas dan cemas saat diperiksa matanya. Pengeluaran kacamata akan berlangsung pada puncak acara Lustrum pada 19 September 2022.

“Sekarang kami hanya memesan setelah pemeriksaan dan pengambilan pada 17 September, kami mendistribusikannya kepada mereka. Sebagai puncak acara hari itu, selain membagikan kacamata, kami juga membagikan bingkisan setiap hari,” pungkasnya.

Source: jogjapolitan.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button