Sejak kenaikan harga BBM bersubsidi diumumkan, 30 persen hotel di toko perangkat keras telah dibatalkan - WisataHits
Yogyakarta

Sejak kenaikan harga BBM bersubsidi diumumkan, 30 persen hotel di toko perangkat keras telah dibatalkan

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, okupansi hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga terpukul akibat penurunan pemesanan kamar yang drastis.

“Yang dulunya tingkat hunian 60-70 persen kini hanya mencapai 50 persen setelah harga BBM naik,” kata Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranawo Eryano, Minggu (9/11/2022). . . )

Menurutnya, hotel berbintang dua ke bawah merasakan penurunan okupansi paling kuat.

Hotel bintang tiga hingga lima masih terpengaruh, tetapi kegiatan formal masih didukung.

Baca juga: Kenaikan BBM Bersubsidi, PHRI DIY Minta keringanan pajak 5 persen

“Misalnya pertemuan, insentif, kongres, pameran (MICE) oleh lembaga negara dan swasta,” jelasnya.

Deddy mengatakan, turunnya tingkat hunian disebabkan banyaknya penundaan dan pembatalan reservasi kamar hotel, dengan persentase mencapai 30 persen.

“Pembatalan 30 persen itu banyak, meski lebih rendah dibandingkan saat pandemi,” katanya.

Menurut Deddy, kenaikan biaya transportasi membuat tamu hotel terpaksa menunda atau membatalkan perjalanan wisata ke kota Gudeg.

“Karena ongkos angkut dengan bus otomatis naik, rombongan besar dan kecil menunda atau membatalkan karena tidak mau kalau tarif (angkutan) mau naik,” katanya.

Baca Juga: PHRI DIY Klaim Banyak Investor Beralih ke Ruang Lain

Kondisi ini membuat pelaku bisnis perhotelan enggan menaikkan tarif pelayanan saat daya beli masyarakat turun.

“Ini dilema bagi kami. Daya beli masyarakat memang menurun, tapi di sisi lain biaya operasional kami naik,” ujarnya.

Pengusaha hotel yang tergabung dalam PHRI DIY saat ini sedang merumuskan langkah tepat untuk mengurangi beban operasional.

“Menaikkan tarif memang dilematis bagi kami, tapi mau tidak mau, kalau nanti berat kami sepakati kenaikan, dengan konsekuensi menarik wisatawan dengan pangsa pasar yang selektif,” pungkasnya. (tribunjogja.com)

Source: jogja.tribunnews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button