Sebagai tulang punggung perekonomian, Majelis Komisi III Jabar meminta pemerintah daerah mengucurkan anggaran untuk UMKM - WisataHits
Jawa Barat

Sebagai tulang punggung perekonomian, Majelis Komisi III Jabar meminta pemerintah daerah mengucurkan anggaran untuk UMKM

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi sektor pendukung dalam situasi pandemi Covid-19, yang mampu menghidupkan kembali perekonomian negara.

Tak heran, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melalui Kementerian Koperasi dan UKM juga sangat concern terhadap para pelaku UMKM tersebut.

Aep Nurdin, Anggota Komisi III DPRD Jabar dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), mengatakan sangat penting untuk memfasilitasi kebangkitan pelaku UMKM dan membantu perekonomian negara melalui pemasukan ke kas negara.

Sebagai anggota DPRD Jawa Barat yang berasal dari daerah pemilihan Bandung dan Bandung Barat, ia melihat Bandung Barat belum memiliki tempat kuliner khusus di daerah pemilihannya, namun masih tersebar luas.

“Pemerintah daerah perlu mendorong wisata kuliner menjauh dari distribusi dan lain-lain. Oleh karena itu, perhatian pemerintah daerah harus lebih terfokus pada APBD, karena UMKM merupakan tulang punggung untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Intinya, pemerintah harus benar-benar mendukung UMKM dari segi anggaran melalui pelayanan KUKM,” ujarnya, Jumat (19/8/2022) saat dihubungi.

Aep juga mengakui kegiatan Pemprov Jabar dalam rangka HUT ke-77 melalui festival kuliner sangat tepat karena menampilkan kuliner khas Jawa Barat atau Sunda.

Selain itu, pemerintah negara bagian juga memperkuat pelaku UMKM.

“Pelaku UMKM telah diuji di masa pandemi, khususnya yang berkaitan dengan bisnis online mereka,” katanya.

Menteri Koperasi dan UKM Indonesia Teten Masduki sebelumnya dalam kunjungan ke Bandung meluncurkan program yang disebut SKOPI dan ISMEI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah kondisi inflasi global.

Dia juga menyerukan untuk meningkatkan konsumsi masyarakat, termasuk dengan menciptakan lapangan kerja dan mendorong masyarakat Indonesia untuk membeli produk UMKM.

“Mari kita siapkan bahan pangan agar stabil, termasuk produksi kacang koro karena memiliki rendemen yang lebih tinggi, seperti tahu dan tempe yang selama ini kurang inovatif. Data UMKM yang kita miliki perlu diperkuat karena Indonesia masih 3,18 persen dan untuk menjadi negara maju minimal minimal 4%. Sekarang negara maju menyumbang 10-14% dari pelaku UMKM. Jadi kita perlu mengubah pendekatan kita dengan mempersiapkan UMKM klasik, seperti B. Inkubasi terintegrasi dengan pendanaan dan pasar sehingga tidak hanya sekedar pelatihan lagi,” ujarnya.

Source: jabar.tribunnews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button