Sawah Banyak Terdampak, Bupati Klaten Tolak Rencana Tol Lingkar Luar Solo – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Lahan pertanian di wilayah Desa Sekaran, Kecamatan Wonosari merupakan salah satu kawasan pertanian yang subur di Klaten. Foto diambil pada Selasa (27/12/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, Klaten — Tim survei untuk studi kelayakan atau studi kelayakan (FS) Bypass Timur-Selatan dari Kota Surakarta menuju rangkaian desa di Klaten. Rencananya, hingga delapan desa tersebar di tiga kecamatan terdampak Bypass Timur-Selatan Kota Surakarta.

Bupati Klaten Sri Mulyani menyatakan tidak setuju dengan rencana perluasan bypass timur-selatan Kota Surakarta.

Green Tokopedia Promotion mengajak UMKM dan Pemda untuk mempromosikan produk ramah lingkungan

“Itu hanya bicara Benar? saya harap tidak itu dia. Karena ini [pembangunan jalan tol Solo-Jogja] cukup untuk menghabiskan lahan pertanian. Harapan saya itu hanya wacana dan semoga tidak dilaksanakan,” kata Mulyani Solopos.comSenin (26/12/2022).

Salah satu alasan Mulyani tidak setuju adalah banyaknya lahan sawah di Klaten yang dibuka untuk pembangunan jalan tol Solo-Jogja. Selama pembangunan jalan tol Solo-Jogja, Klaten merupakan daerah dengan perlintasan jalan tol terpanjang dan terluas.

“Menggunakan jalan tol Sol-Jogja merupakan lahan terpanjang di Klaten dan banyak sawah yang lestari. Mana sawah yang lestari untuk penghidupan kita dan anak cucu kita,” ujarnya.

Baca Juga: Rencana Pembangunan Tol Lingkar Luar Solo, DPPR: Satu Lagi Studi Kelayakan

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUPR) Klaten, Suryanto mengatakan, rencana pembangunan jalan lingkar timur-selatan Kota Surakarta saat ini baru sebatas studi kelayakan. studi kelayakan (FS). Suryanto menjelaskan, ada tiga jalur alternatif yang direncanakan pemerintah pusat.

“Saat ini baru tahap FS. Ada jalur alternatif yang membentang dari Boto ke Kepanjen melalui Klaten dan bergabung dengan jalan tol. Alternatif kedua lebih banyak di Sukoharjo,” ujarnya.

Suryanto mengatakan, Pemkab sudah mengajukan usulan bagaimana rencana itu bisa terwujud. Dalam usulan tersebut, Pemkab meminta agar tidak banyak lahan pertanian yang terkena dampaknya.

“Kemarin kami membuat proposal untuk menggunakan lahan pertanian sesedikit mungkin. Kemudian waktunya tiba [rencana tol lingkar timur-selatan Kota Surakarta] belum masuk RTRW Perda,” ujarnya.

Baca Juga: Tol Lingkar Luar Solo Akan Melewati 8 Desa Di Klaten, Dari Kranggan Hingga Duwet

Lurah Sekaran (Kades) Hery Tri Marjono mengatakan, rencana pembangunan jalan bypass timur-selatan Kota Surakarta itu diketahui warga setelah ada yang melakukan survei dan mengebor tanah.

“Setelah saya diperingatkan, akhirnya dua pejabat datang ke kantor desa untuk menjelaskan Bypass Timur-Selatan Kota Surakarta kepada saya. Mereka juga menunjukkan surat pertunangan. Itu sekitar seminggu yang lalu,” kata Hery Solopos.comSelasa (27/12/2022).

Hery mengatakan hingga saat ini belum ada sosialisasi terkait rencana tersebut. Desa mengetahui rencana tersebut setelah tim survei mengunjungi kantor desa dan menunjukkan peta asli kepada mereka. Di peta terdapat sawah hingga pemukiman yang terkena dampak Bypass Timur-Selatan yang semula direncanakan untuk Kota Surakarta.

“Sesuai gambar asli, ada rumah, pemukiman, dan tanah kas desa. Sebagian besar tanah kas desa. Sesuai gambar, ada RT yang kena hampir semua orang,” jelas Hery.

Baca Juga: Tak Ada Ring Road, Pemerintah Rencanakan Solo Outer Ring Road

Hery mengaku tidak setuju dengan rencana jalan tol tersebut. Meski tidak semua wilayah akan terkena dampak rencana tersebut, banyak sawah lestari di Sekaran yang akan terkena dampaknya.

“Tapi kalau itu menjadi program pemerintah pusat dan itu untuk kepentingan umum dan bermanfaat bagi banyak orang, lalu apa yang bisa Anda lakukan,” katanya.

Source: news.google.com