Satu set bangunan bersejarah Portugis yang cocok untuk wisata sejarah - WisataHits
Yogyakarta

Satu set bangunan bersejarah Portugis yang cocok untuk wisata sejarah

Harianjogja.com, JOGJA—Selain peninggalan kolonial Belanda, sejumlah daerah di Indonesia juga dihiasi bangunan peninggalan Portugis. Saksi sejarah ini kini menjadi pilihan wisata yang menyimpan banyak cerita.

Menurut sejarah, pada tanggal 15 Agustus 1511, Portugis berhasil merebut Malaka. Mereka kemudian menguasai Maluku untuk memanfaatkan kekayaan rempah-rempahnya.

Selama pendudukan Maluku, bangsa ini juga membangun gedung-gedung, khususnya benteng, sebagai bentuk pertahanan saat berperang. Saat ini peninggalan tersebut masih berdiri, meskipun beberapa di antaranya telah direnovasi.

Benteng Tolukko

Benteng Tolukko atau juga dikenal dengan Fort Hollandia adalah benteng Portugis di Indonesia yang dibangun pada tahun 1540 oleh seorang komandan Portugis bernama Francisco Sereo.

Benteng ini terletak di Desa Sangadji, Kota Ternate, Maluku Utara. Sayangnya, setelah direnovasi pada tahun 1996, keaslian bangunan seperti terowongan bawah tanah yang terhubung langsung ke laut itu dihilangkan.

benteng oranye

Ada juga peninggalan Portugis lainnya di kota yang sama, yaitu Benteng Oranje. Destinasi wisata ini terletak di Desa Gamalama, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, Maluku Utara.

Benteng Oranje dulunya merupakan peninggalan Portugis yang dihuni oleh orang Melayu. Namun benteng tersebut dipugar oleh Belanda dan dijadikan sebagai pusat pemerintahan tertinggi Hindia Belanda yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jenderal VOC Pieter Both, Laurenz Realal, Herald Reyist dan JC Coum.

gereja monumen

Bangsa Portugis juga memiliki warisan di DKI Jakarta, lebih tepatnya di Jakarta Utara. Peninggalan Portugis ini disebut Gereja Tugu. Ada juga beberapa makam keturunan Portugis di area gereja.

Bentuk asli bangunan yang berusia lebih dari dua abad ini tetap dipertahankan. Hingga saat ini, Gereja Tugu masih digunakan oleh umat Kristen keturunan Portugis yang telah bercampur dengan warga Jakarta lainnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Source: wisata.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button