Sanusi mendorong setiap desa memiliki status mandiri: bermanfaat bagi masyarakat, bukan bupati - WisataHits
Jawa Timur

Sanusi mendorong setiap desa memiliki status mandiri: bermanfaat bagi masyarakat, bukan bupati

JATITIMES – Bupati Malang HM. Sanusi mendorong setiap desa di Kabupaten Malang untuk mandiri. Di atas segalanya, kemandirian ekonomi.

Hal ini tidak hanya berlaku di daerah atau desa saja. Namun, ada juga kemandirian ekonomi di masyarakat untuk mendukung kemajuan desa.

Berdasarkan catatan Sanusi, saat ini terdapat 91 desa dari total 378 desa di Kabupaten Malang yang berstatus desa mandiri. Potensi yang dikembangkan di masing-masing daerah tersebut juga berbeda-beda.

“Apa dampaknya seperti Pisang Mulyo di Dampit? Tampaknya ada investor yang berencana membangun pabrik pengolahan pisang. Untuk siapa itu? Untuk rakyat sendiri, bukan untuk bupati,” kata Sanusi.

Di antara desa-desa yang disebutkan Sanusi yang diyakininya menciptakan kemerdekaan adalah desa Sanankerto dengan kawasan ekowisata Boonpring, desa Pujon Kidul dengan kawasan wisata Sawah Cafe, dan desa Karangsuko dengan wisata air Sumber Maron.

Untuk itu, demi kemajuan, Sanusi mendorong setiap desa untuk melakukan perubahan dan terus berkreasi. Secara khusus, untuk melakukan aktivitas apa pun yang dapat menyebabkan peningkatan pendapatan.

Bupati Malang, HM.  Sanusi (Foto: Riski Wijaya/MalangTIMES).

“Mereka (rakyat) bekerja secara mandiri. Di Pakis dan Jabung singkong dibekukan, baru bisa diekspor. Di Poncokusumo, sayuran dibekukan dan kemudian diekspor. Harganya bisa naik. Nanti bisa menjadi pasar global untuk Kabupaten Malang,” ujarnya.

Pada tahun 2023, Sanusi meminta jajarannya dari Sekretaris Daerah (Sekda), Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya untuk mendata potensi yang ada. Tujuannya agar dapat dikembangkan dan didukung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Kalau (potensi) itu muncul, kita bisa dukung dari APBD. Oleh karena itu, untuk tahun depan saya minta Menlu, Bappeda, dan Asisten III lebih berhati-hati dalam melakukan inventarisasi (potensi yang ada),” jelas Sanusi.

Selain itu, Kabupaten Malang berkali-kali menjadi rujukan negara lain. Tujuan lainnya adalah melihat potensi yang ada yang bisa dibawa ke negara asalnya. Salah satunya dari Nigeria beberapa waktu lalu.

“Kemarin ada kedutaan dari Nigeria untuk melihat potensi (di Kabupaten Malang) untuk dibawa ke Nigeria. Begitu juga sebaliknya,” jelas Sanusi.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button