Sampah, Penghalang Pariwisata Kabupaten Batang? - WisataHits
Jawa Tengah

Sampah, Penghalang Pariwisata Kabupaten Batang?

Liputan6.com, Batang- Sampah plastik masih menjadi batu sandungan bagi Kabupaten Batang dalam mendongkrak kunjungan wisatawan. Kondisi tersebut mendorong Tim Iptek Undip Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menggelar pelatihan dan pendidikan lingkungan hidup di Desa Kalisalak, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang pada Sabtu (23/7/2022).

Acara berlangsung di Balai Desa Kalisalak. Dekan Fakultas Psikologi Undip, Prof. Dian Ratna Sawitri, S.Psi., M.Si., Ph.D, sekaligus ketua tim IDBU menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi. pendidikan tinggi yaitu berupa pendidikan lingkungan kepada masyarakat melalui Iptek untuk Desa Binaan (IDBU) UNDIP.

IDBU memandang keberadaan PKK Desa Kalisalak sebagai pemain kunci dalam keluarga dan masyarakat untuk mewujudkan desa sadar sampah.

Pelatihan yang didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ini bertujuan untuk menandai titik balik dalam pengelolaan sampah.

Anggota LPPM Undip adalah Mochamad Arief Budihardjo, ST, M.Eng.Sc, Env.Eng, Ph.D dan Dr.Ling., Ir. Sri Sumiyati, ST, M.Si., IPM dari Departemen Teknik Lingkungan langsung menyetujui kegiatan ini.

Menurut Prof Sawitri, edukasi ini sangat penting karena Kabupaten Batang memiliki program Visit Batang Year 2022 dan Heaven of Asia untuk mendorong pertumbuhan sektor pariwisata.

“Untuk mendukung dan mempertahankan Batang sebagai daerah tujuan wisata, diperlukan lingkungan zero waste dan masyarakat sadar akan sampah,” ujarnya.

Di satu sisi, Desa Kalisalak di Kecamatan Batang, Kabupaten Batang memiliki volume sampah yang tinggi, khususnya sampah plastik. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menguranginya, seperti: B. pengabdian masyarakat rutin, kegiatan eco-brick, penambahan TPA, dan TPA tambahan.

“Pada tahap awal, kami mensosialisasikan 3R reduce, reuse, dan recycle sebagai dasar,” jelasnya.

Memang peserta pendidikan lingkungan memang khusus untuk ibu-ibu PKK karena mereka adalah orang-orang penting dalam keluarga dan lingkungan terdekat yang bisa mengundang berbagai kelompok.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan pendidikan lingkungan tahun pertama yang sedang dilaksanakan dan akan mensosialisasikan perkembangan pengelolaan sampah,” ujar Prof Sawitri.

Pada tahun kedua akan ada mentor yang akan mengawal intervensi pendidikan di tahun pertama dan memastikan bahwa intervensi tersebut telah dilaksanakan oleh masyarakat.

“Pada tahun ketiga mencoba mengembangkan sektor ekonomi di 3R, bisa bermanfaat bagi perekonomian masyarakat, misalnya saat plastik dibuat menjadi tas,” ujarnya.

Diharapkan dengan kegiatan pendidikan lingkungan ini, ibu-ibu PKK dapat berbagi pengalaman dan keterampilannya dengan komunitas lain.

Lihat video pilihan di bawah ini:

Source: www.liputan6.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button