Rumah sakit walikota dan megaproyek kedutaan - WisataHits
Jawa Timur

Rumah sakit walikota dan megaproyek kedutaan

Rumah sakit walikota dan megaproyek kedutaan

RUMAH Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Surabaya Timur akhirnya dibangun tahun ini. Hal itu diputuskan Selasa (27/12) lalu dalam rapat paripurna di gedung dewan. Proyek penyediaan fasilitas kesehatan (faskes) di Kalirungkut akan berlangsung selama dua tahun.

Kepastian pembangunan RS Surabaya Timur harus disambut baik. Karena ini merupakan mega proyek pertama setelah Covid-19. Lebih tepatnya, apa yang saat itu digagas oleh pimpinan daerah yang baru. Pagu anggaran mencapai Rp 507 miliar. Semua ditanggung APBD.

Seingat saya, belum ada proyek besar yang dirancang oleh pemerintah kota dalam dua tahun terakhir. Wajah kota metropolis masih sama seperti dulu. Padahal, anggaran Surabaya besar. Total keseluruhannya adalah Rp 10,3 triliun. Terbesar di Jawa Timur.

Dibandingkan 10 tahun lalu, APBD Surabaya saat itu “hanya” Rp 5 triliun. Meski daya beli daerah relatif rendah, pemerintah kota bersemangat untuk mengembangkannya. Taman kota telah ditambahkan dan diperindah. Pemerintah kota juga membangun tiga jembatan sekaligus: Jembatan Suroboyo, Jembatan Ujung Galuh, dan Jembatan Sawunggaling.

Jangan lupakan proyek Frontal Road (FR). Akses pendamping jalan arteri A. Yani dirancang untuk mengurangi kepadatan di pintu masuk-keluar Surabaya. Dibangun di sisi timur dan barat yang memanjang hingga perbatasan Sidoarjo.

Belum lagi pembangunan berbagai museum. Seperti museum pendidikan dan olahraga. Ada juga pengerjaan lapangan tembak, gedung park and ride, serta Surabaya Square di basement. Masyarakat Surabaya banyak mewarisi pembangunan fisik. Peralatan meningkat, kota menjadi lebih nyaman.

Penekanan pada ekonomi dan kesejahteraan penduduk

Mulai tahun 2021, setahu saya, arah pembangunan Pemprov DKI akan mulai berubah. Tidak ada lagi fokus pada proyek infrastruktur besar. Namun, yang diutamakan adalah peningkatan sektor ekonomi dan peningkatan kesejahteraan warga pascapandemi Covid-19. Sisi ekonomi harus dihidupkan kembali karena Corona menyebabkan warga sekitar kehilangan pekerjaan.

Hal ini terlihat dari berbagai program kerja yang dilakukan oleh instansi-instansi tersebut. Ambil contoh program padat karya. Warga berstatus MBR dididik dan diberi tempat untuk berbisnis. Mereka membuat plester untuk dijual. Ada juga yang mengelola aset pemkot berupa tambak yang hasil panennya dijual setelah panen untuk mencari nafkah. Tujuannya, mereka lebih kuat.

Ada juga program asuransi kesehatan universal. Warga hanya perlu menunjukkan KTP ketika ingin berobat ke Puskesmas/Rumah Sakit, maka akan langsung dilayani. Akhir-akhir ini pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dipercepat. Pasien tidak bisa menunggu lama. Jika terjadi keterlambatan, pasien akan diberi kompensasi dalam bentuk tunai.

Namun, perkembangan fisik tidak hilang begitu saja. Hanya skalanya rendah. Misalnya, renovasi Pusat Wisata Kuliner (SWK), perbaikan Puskesmas, dan menghidupkan kembali kawasan wisata seperti Jalan Tunjungan dan kawasan Pecinan Kya-Kya.

Tantangan Pemenuhan Infrastruktur

Di penghujung tahun 2019, Jawa Pos mengadakan diskusi dengan sejumlah pakar dan dosen ITS. Dalam dialog tersebut, para ulama menyampaikan sederet tantangan yang akan dihadapi walikota baru Surabaya pasca kepemimpinan Tri Rismaharini.

Menurut Prof.Dr. Ir Johan Silas, Surabaya perlu dipersiapkan menjadi hub logistik dalam pembangunan ibu kota negara yang baru. Hal ini harus didukung dengan ketersediaan pabrik logistik di Surabaya dan sekitarnya.

Kontribusi tambahan disampaikan oleh Ir Hera Widyastuti MT PhD. Pakar lalu lintas ITS itu menyatakan, lalu lintas di Surabaya belum terintegrasi. Untuk menjadi kota pemasok logistik ibu kota negara yang baru, diperlukan transportasi yang terintegrasi.

Pandangan para ahli tersebut mengisyaratkan bahwa laju pembangunan Surabaya tidak boleh stagnan. Terakhir, pembangunan tersebut juga sejalan dengan visi yang dicanangkan oleh walikota pemerintah kota Surabaya yaitu gotong royong menuju kota global yang berkemajuan, manusiawi dan berkelanjutan.

Sebagai warga Surabaya, saya juga menantikan landmark Kota Pahlawan yang baru. Apakah itu memanifestasikan dirinya dalam bentuk bangunan, struktur atau fasilitas lainnya. Mungkin Rumah Sakit Surabaya Timur adalah rumah sakit yang Anda tunggu-tunggu. Melalui warisan ini, harapnya, saya dan warga Surabaya lainnya bisa mengenang. Ini adalah warisan walikota.

*)ARISKI PRASETYO HADI

Editor Politik dan Pemerintahan

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button