Rumah khas Tionghoa, wisata baru di Kampung Sanan
KOTA MALANG – Mungkin ini wisata baru di Kampung Sanan, Desa Purwantoro, Kecamatan Blimbing. Selain membuat keripik tempe, wisatawan Sanan juga berkesempatan mengunjungi rumah khas Tionghoa.
Sering disebut wisatawan, rumah tersebut terletak di Gang Nasucha atau Gang 11 RT 7 RW 15, Desa Purwantoro. Rumah milik Norhasim AM Saat saya berkunjung ke rumah Norhasim kemarin (4/1), rumah berukuran 9×17 meter itu didominasi warna merah dan emas. Di dinding latar ada gambar Dewi Kwan Im, di bagian lain ada lampion hingga ornamen kotak-kotak dan naga.
Rumah yang ditinggali Norhasim dan keluarganya sejak tahun 1980-an awalnya biasa saja. Namun, pada tahun 2006, ia merenovasi seluruhnya sehingga menjadi Cina. Tidak ada alasan khusus mengapa dia merenovasi.
Dia terinspirasi oleh buku dan film tentang Cina. Norhasim menghabiskan delapan bulan untuk merenovasi. Dia melakukan pekerjaan renovasi setiap malam tanpa istirahat.
Ditanya soal biaya renovasi, Norhasim hanya terkekeh. Karena memberikan tambahan ornamen atau lukisan tergantung dari budget anda. “Baru-baru ini, setahun yang lalu, saya memasang lukisan di dinding bawah rumah. Namun, setiap kali membutuhkan biaya untuk menambahkan lukisan atau ornamen, saya melakukannya. Saya menginginkannya,” katanya.
Namun, Norhasim menjelaskan bahwa lukisan di dinding rumahnya tidak memiliki arti khusus. Semua gambar yang dia buat, dia pelajari secara otodidak karena minat belaka. “Ngomong-ngomong, saya menemukan inspirasi, jadi saya menggambarnya,” tambah Norhasim.
Selain di bagian depan rumah, begitu masuk ke dalam rumah Anda juga akan menemukan berbagai koleksi bertema Tionghoa. Dari foto Chinatown hingga kliping koran China. “Bahkan sebelum pandemi, RT selalu menyarankan wisatawan untuk berkunjung ke rumah ini,” ujarnya. (surat/dan)
KOTA MALANG – Mungkin ini wisata baru di Kampung Sanan, Desa Purwantoro, Kecamatan Blimbing. Selain membuat keripik tempe, wisatawan Sanan juga berkesempatan mengunjungi rumah khas Tionghoa.
Sering disebut wisatawan, rumah tersebut terletak di Gang Nasucha atau Gang 11 RT 7 RW 15, Desa Purwantoro. Rumah milik Norhasim AM Saat saya berkunjung ke rumah Norhasim kemarin (4/1), rumah berukuran 9×17 meter itu didominasi warna merah dan emas. Di dinding latar ada gambar Dewi Kwan Im, di bagian lain ada lampion hingga ornamen kotak-kotak dan naga.
Rumah yang ditinggali Norhasim dan keluarganya sejak tahun 1980-an awalnya biasa saja. Namun, pada tahun 2006, ia merenovasi seluruhnya sehingga menjadi Cina. Tidak ada alasan khusus mengapa dia merenovasi.
Dia terinspirasi oleh buku dan film tentang Cina. Norhasim menghabiskan delapan bulan untuk merenovasi. Dia melakukan pekerjaan renovasi setiap malam tanpa istirahat.
Ditanya soal biaya renovasi, Norhasim hanya terkekeh. Karena penyediaan perhiasan atau lukisan tambahan tergantung dari budget Anda. “Baru-baru ini, setahun yang lalu, saya memasang lukisan di dinding bawah rumah. Namun, setiap kali membutuhkan biaya untuk menambahkan lukisan atau ornamen, saya melakukannya. Saya menginginkannya,” katanya.
Namun, Norhasim menjelaskan bahwa lukisan di dinding rumahnya tidak memiliki arti khusus. Semua gambar yang dia buat, dia pelajari secara otodidak karena minat belaka. “Ngomong-ngomong, saya menemukan inspirasi, jadi saya menggambarnya,” tambah Norhasim.
Selain di bagian depan rumah, begitu masuk ke dalam rumah Anda juga akan menemukan berbagai koleksi bertema Tionghoa. Dari foto Chinatown hingga kliping koran China. “Bahkan sebelum pandemi, RT selalu menyarankan wisatawan untuk berkunjung ke rumah ini,” ujarnya. (surat/dan)
Source: news.google.com