RPH Bukan Sekedar Perusahaan Pemotongan Hewan, AH Thony: Langkah RPH Bukan Solusi - WisataHits
Jawa Timur

RPH Bukan Sekedar Perusahaan Pemotongan Hewan, AH Thony: Langkah RPH Bukan Solusi

Laporan Nuraini Faiq, Reporter Tribun Jatim Network

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Masa depan perusahaan daerah (PD) rumah jagal (RPH) Surabaya saat ini dipertaruhkan.

Apakah BUMD ini akan terus stagnan atau bisa diandalkan untuk menghasilkan keuntungan? Asal dikelola secara profesional, inovatif, dan mau membuka tangan kerjasama, BUMD ini diyakini bisa maju.

“Jangan sampai merugi karena potensi RPH ini besar. Ingat RPH bukan RPH. Ini kuno. Harus berani masuk ke perdagangan dan pengelolaan daging di kota Surabaya” ujarnya. Wakil Ketua DPRD Surabaya. Hermas ThonyMinggu (10/9/2022).

Pimpinan DPRD prihatin ketika Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot) berencana “mencampuri” urusan daerahnya dengan rencana menutup RPH Jl. Pegirian dekat area traffic light ke Jl. Banjar Sugihan. Menurut Thony, rencana transfer ini bukanlah solusi. Tidak hanya akan menambah jarak, tetapi transmisi harus dipetakan dan dipelajari dengan cermat.

Jika ada rencana pengembangan kawasan wisata religi di Sunan Ampel, RPH tidak perlu direlokasi. Bahkan jika itu hanya tentang memindahkan kandang babi. Menurut Thony, BUMD ini sekarang perlu didorong untuk mengembangkan dan mengembangkan usahanya.

Cara membuka layanan RPH untuk seluruh wilayah Surabaya. Singkirkan pola pikir bahwa RPH hanyalah tempat untuk menyembelih hewan. Namun mereka perlu terlibat dan lebih berperan dalam pengendalian pangan di wilayah Surabaya.

Baca Juga: Desak Percepatan Realisasi Wisata Kesehatan, DPRD Surabaya: Fasilitas Pendukung Harus Diperkuat

Dikatakan RPH juga harus melakukan survei kebutuhan daging. Karena itu belum ada sebelumnya. Survei tersebut dapat menjadi kajian untuk melihat perspektif ekonomi dan distribusi sistem perdagangan daging. Sehingga kebutuhan masyarakat akan daging terdistribusi secara merata.

“RPH harus bisa menjamin dan menentukan kecukupan kebutuhan dan konsumsi daging dan ayam. Masyarakat Surabaya tidak heran lagi jika harga daging melonjak karena Surabaya bisa mengendalikannya,” jelas Thony.

Sebaliknya, politisi Gerindra ini mendorong BUMD ini untuk fokus pada pembangunan untuk mencari keuntungan. Yakni, menjadikan RPH sebagai tempat produksi daging yang bisa dikonsumsi masyarakat. Menurut Thony, langkah demi langkah perlu dilakukan sebelum memindahkan RPH ke lokasi sentral di Banjar Sugihan.

Source: jatim.tribunnews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button