Ritual kucing-kucing, seperti warga Probolinggo meminta hujan berkah - WisataHits
Jawa Timur

Ritual kucing-kucing, seperti warga Probolinggo meminta hujan berkah

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Warga Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur memiliki ritual khusus untuk meminta hujan kepada Yang Maha Kuasa. Ini disebut ritual pendamping kucing. Dengan ritual ini, warga berharap hujan berkah. Tidak ada bencana.

Dalam ritual ritual kucing ini hanya ada dua desa. Yaitu Desa Wonokerso dan Desa Sumberanom. Sumber lain mengatakan bahwa ritual meminta hujan juga ada di desa Gemito. Ketiganya masuk ke Kecamatan Sumber yang terletak di Pegunungan Tengger.

Seperti namanya, ritual katering membutuhkan seekor kucing. Kucing yang harus ikut dalam prosesi ini adalah kucing hitam polos. “Mereka yang tidak memiliki kulit putih di tubuhnya,” kata tokoh masyarakat Wonokerso Suliono kepada TIMES Indonesia.

Dalam ritual kucing, seekor kucing hitam yang telah didandani ditaruh di atas kuda kencak dan digiring dari rumah kepala desa ke Sanggar Pamujan. Diiringi musik ketipung, prosesi ini diikuti oleh warga desa yang membawa sesajen dan dawet.

Karena prosesi ini, maka ritual kucing di Kecamatan Sumber disebut juga dengan Ritual Kucing Ngarak.

Suliono mengatakan, ritual mengiringi kucing di Desa Wonokerso dilakukan saat musim hujan sudah dekat. Waktu pelaksanaannya ditentukan oleh pengobat tradisional dengan standar yang telah berlaku secara turun temurun.

Untuk Desa Wonokerso, ritual kucing dilaksanakan setiap hari Jumat Legi. Sementara itu, dilakukan di Desa Sumberanom hingga Wonokerso. Yakni di pentas senin. “Yang menentukan dan mengarahkan ritual dukun Pandata,” kata mantan kepala desa Wonokerso itu.

Jika ritual kucing dilaksanakan di Desa Wonokerso pada Jumat (10/7/2022), ritual yang sama akan dilakukan pada Senin (17/10/2022) di Desa Sumberanom. 10 hari terpisah.

prosesi ritual

Rangkaian acara ritual kucing dimulai di rumah kepala desa. Di sini warga berkumpul dengan membawa sesaji dan dawet yang terbuat dari talas atau tepung ganyong. Kuda Kencak juga ada di sini.

Ritual Chariot-Cat-2.jpgDukun pandita membacakan mantra saat ritual kucing di Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo (Foto: Iwan untuk TIMES Indonesia)

Prosesi dimulai, dipimpin oleh dukun Pandata. Kucing hitam terbungkus karung goni. Kemudian ditaruh di atas kuda Kencak dan digiring dengan berjalan kaki dari rumah kepala desa menuju Sanggar Pamujan.

Diiringi musik ketipung, prosesi ini diikuti oleh warga desa yang membawa sesajen dan dawet.

Sesampainya di Sanggar Pamujan, ada pertunjukan kuda Kencak. Dan biasanya upacara “mengemudi kucing” ini dilanjutkan dengan kesenian ojung sebagai simbol persaudaraan antar warga sekitar.

Ritual kucing dipimpin oleh seorang dukun dari desa. Berbagai mantra dibaca. Kemudian seekor kucing hitam digiring keluar dari rumah kepala desa, disiram air yang sudah didaraskan, dan prosesi selesai.

Prosesi diakhiri dengan makan bersama Dawet di Sanggar Pamujan.

Sejak prosesi dari rumah kepala desa ke Sanggar Pamujan, ritual kucing berlangsung sekitar empat jam. “Berangkat dari rumah Pak Tinggi (kepala desa, catatan redaksi) pukul 09.00. Pulang jam 1 siang,” kata Suliono.

Warga lainnya, Sudir Supriyadi, mengatakan, pendampingan kucing dilakukan setahun sekali di bawah arahan dukun. Oleh karena itu, ritual tidak dapat dilakukan setiap saat. Wisatawan yang ingin melihatnya perlu mengetahui jadwalnya.

Namun, upacara ini mewakili Jawa Timur dalam festival upacara adat di provinsi Bali tahun 2011. Upacara ini juga merupakan bagian dari pawai awal tahun ajaran yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo (Dispendik).

“Tapi itu dengan izin dukun,” kata Sudir.

Berdampingan dengan Gunung Bromo

Di antara sembilan desa yang ada di Kecamatan Sumber, desa Wonokerso dan Sumberanom yang mayoritas penduduknya beragama Hindu Tengger. Desa lain yang juga dihuni mayoritas umat Hindu Tengger adalah Ledokombo.

Ritual Chariot-Cat-3.jpgPemuda desa bermain ojung dalam ritual kucing di Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo (Foto: Iwan untuk TIMES Indonesia)

Secara geografis, desa wisata Wonokerso dan Sumberanom yang populer berada di sisi timur Gunung Bromo. Desa Wonokerso dikatakan sebagai desa tertinggi di Kabupaten Probolinggo.

Di desa ini terdapat tempat wisata yang disiapkan sebagai alternatif wisata Gunung Bromo. Yaitu Puncak P-30 atau dikenal dengan sebutan negeri di atas awan. Di sini wisatawan seolah berada di atas awan dan melihat Gunung Bromo dari ketinggian.

Berdasarkan Google Maps, Desa Wonokerso berjarak 12 kilometer dari Terminal Sukapura, dengan waktu tempuh 33 menit. Sedangkan Desa Sumberanom berjarak 35 kilometer dengan waktu tempuh 39 menit.

Sebagai “tetangga” Gunung Bromo, desa Wonokerso dan Sumberanom menawarkan pemandangan alam yang tak kalah indah. Kedua desa ini juga memiliki banyak kesenian, tradisi dan ritual. Salah satunya adalah ritual kucing meminta hujan.

**)

Dapatkan update informasi harian terpilih dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Suka, klik tautan ini dan bergabung. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: www.timesindonesia.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button