Rise of 2000, dibenci turis | RADAR BOGOR - WisataHits
Jawa Barat

Rise of 2000, dibenci turis | RADAR BOGOR

SUKAMAKMUR RADAR BOGOR, kemiringan 2000. Kemiringannya adalah 45 derajat. Panjangnya 100 meter. Kontur mesh bergelombang. Ada lubang longsoran setinggi 30 sentimeter di sisi kanan jalan.

Pendakian ini merupakan pendakian yang paling dibenci oleh wisatawan Jabodetabek saat mereka sedang berlibur di kawasan wisata Sukamakmur. Terutama kendaraan roda empat. Bahkan jika kawasan Sukamakmur ramai dikunjungi wisatawan.

Kendaraan harus berbaris satu per satu untuk mendaki tanjakan 2000. Tidak sedikit kendaraan yang bermasalah. Ventilasi asap karena kopling slip dan tidak naik.

Baca Juga: Banyak Warga Eksodus Terkena Proyek Double Rail, 3.200 Pemilih Kota Bogor Menghilang

Seperti Agung, turis asal Bekasi. Mobil tidak bisa naik. Hampir kembali dan masuk ke jurang. Untungnya ada orang yang bertugas di sana. Secara signifikan membantu menahan mobil dengan memblokirnya.

“Tunggu, jalang. Penumpang turun duluan,” teriak seorang warga.

Itu tidak hanya terjadi sekali. Radar Bogor melihat ada 15 mobil yang mengalami hal serupa. Lereng tahun 2000 tidak bisa didaki.

Bukan hanya mobil, tapi juga sepeda motor. Banyak sepeda motor yang jatuh. Karena terpaksa naik ke belakang mobil. Jika DNA mobil tidak menanjak ke belakang, motor akan terpaksa mundur dan sering terjatuh.

Baca Juga: Masjid DKM Al-Muslimun Tahun 2022-2025 Resmi Diresmikan

Untuk nama kenaikan tahun 2000, ini bukan nama aslinya. Itulah julukan pendakian di jalan Sukamakur-Sukawangi.

Disebut pendakian 2000 karena setiap kendaraan yang gagal mendaki akan dibantu oleh warga sekitar yang berjaga di sepanjang jembatan. Setelah membantu, biasanya wisatawan memberikan Rp 2000 kepada masyarakat. Sehingga nama pendakian tersebut dikenal dengan nama 2000 ramp.

“Ya, makanya tanjakannya 2.000. Banyak turis yang memberikan Rp 2.000 kepada warga setempat yang membantu mereka,” kata Eni Yuliani, warga setempat.

Baca Juga: Jembatan Otista Diperbaiki Tahun Depan, Bima Arya: Lelang Dipercepat

Sementara itu, Yadi Setiadi, salah satu wisatawan, mengaku terbantu oleh warga yang mengawal pendakian 2000 tersebut.

“Sangat membatu. Lereng terjal berkelok-kelok, jalan bergelombang dan ada yang ambruk. Jadi ada yang menjalankannya,” ujarnya. (Setiap orang)

Editor: Rany

Source: www.radarbogor.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button