Renginang Moroseneng Mojosari yang dibuat secara turun temurun menyerbu pasar Hong Kong - WisataHits
Jawa Timur

Renginang Moroseneng Mojosari yang dibuat secara turun temurun menyerbu pasar Hong Kong

DI Di kecamatan Mojosari terdapat desa yang banyak pengrajinnya. Desa tersebut bernama Sawahan, Kecamatan Mojosari. Saat Anda berkunjung ke desa tersebut, di beberapa halaman rumah warga, Anda bisa melihat rak-rak bambu berisi rengginang yang dijemur. “Ada 11 rumah di sini tempat pembuatan Rengginang. Kebanyakan perempuan yang bikin,” kata Umi Mufidah, 60 tahun, warga Gang 3 Sawahan, saat digerebek di rumahnya, Jumat (11/11).

Di keluarganya sendiri ada generasi ketiga yang membuat jajanan berbahan dasar beras ketan ini. Usaha ini dimulai pada tahun 1978 oleh ibunya. Kemudian ia terus menjalankannya sejak tahun 1998 dan kini anaknya juga sudah mulai menjalankan makanan khas ini. “Usaha pembuatan rengginang sudah turun temurun. Di keluarga saya, ibu dan anak saya semua melakukan rengginang,” katanya.

Meski di tengah pandemi, lanjutnya, industri kecil menengah (ICM) yang merupakan bagian dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Mojokerto tidak pernah sepi peminat. Apalagi menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, permintaan rengginang meningkat drastis. Apalagi dari warga perantauan yang merindukan makanan khas pedesaan. Dan sekarang mereka bisa mengirim 2.000 bungkus Rengginang ke Hong Kong hampir setiap bulan. “Ya, ada peningkatan yang cukup besar. Saat ini saya sedang menyiapkan pesanannya,” kata ibu dua anak ini.

Menurut Nur Kholis, 62 tahun, Rengginang merek Moroseneng yang diproduksinya merintis Rengginang dengan bentuk kemasan lebih kecil dan pesanan terus meningkat setelahnya. Kemudian produksi rengginang dengan berbagai varian rasa seperti jahe manis, rengginang rasa udang dan rengginang Ijen manis sudah dimulai sejak tahun 2000. .

Untuk yang dikirim ke Hongkong, dia bisa menghabiskan rata-rata 500 kilogram per produksi. Untuk produksi lokal, ia menghabiskan sekitar 150 kg setiap harinya. Produk khas Sawahan ini juga mudah ditemukan di beberapa daerah di Jawa Timur dan penjualan online lainnya. “Dulu produk kami juga ada di tempat-tempat wisata dan saat pandemi lebih banyak kami jual secara online,” jelasnya.

Untuk membuat Rengginang Moroseneng ini, ia mempekerjakan 10 warga di desanya untuk memberdayakan perempuan. Untuk harga cukup terjangkau yaitu Rp 8.000 per box isi 16 Rengginang. Konsumen yang ingin menggoreng di rumah juga bisa, karena Moroseneng sebagai produsen juga menyiapkan rengginang mentah. (bass/ron)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button