Reklamasi ribuan meter lahan pertanian yang rusak akibat Batu Kapur Tobong - WisataHits
Yogyakarta

Reklamasi ribuan meter lahan pertanian yang rusak akibat Batu Kapur Tobong



Wonosari, (pidjar.com) –Kementerian Lingkungan Hidup dan Pemerintah Desa Gari, Kapanewon Wonosari, sedang merencanakan program reklamasi atau restorasi lahan rusak di Padukuhan Tegalrejo. Kerusakan lahan sendiri terjadi beberapa tahun lalu akibat aktivitas industri tobong dan penebangan pohon.

Widodo, Kepala Desa Gari, mengatakan sejak awal, ratusan kepala keluarga di Desa Gari hidup dari penambangan batu kapur. Namun lambat laun kegiatan ini menyebabkan kerusakan lahan. Akhirnya, karena kekhawatiran akan kerusakan lahan yang meluas, disepakati bahwa kegiatan hanya akan dilokalisasi di Padukuhan Tegalrejo dan tidak diperbolehkan di daerah lain.

Di Tegalrejo sendiri saat ini terdapat sekitar 30 buah tobong yang cukup besar dengan tinggi sekitar 4 meter. Pengoperasian tobong batu kapur sendiri berdampak pada lahan pertanian seluas 6.000 meter persegi yang kini tidak dapat digunakan lagi.

“Kegiatan tobong kami dihentikan sekitar tahun 2017 atas kesepakatan bersama karena kerusakan lahan yang meluas,” kata Widodo, Jumat (8/5/2022).

Penutupan kegiatan Tobong tentu saja menimbulkan dilema tersendiri. Karena sekitar 500 keluarga di Desa Gari mencari nafkah dari kegiatan ini. Mulai dari pekerja, pemilik armada dan pengemudi serta orang-orang yang berjualan. Sehingga dengan adanya penutupan yang perlu dilakukan, mereka harus berubah pikiran untuk mencari mata pencaharian lain.

Dijelaskannya, di bawah tanah yang rusak ini terdapat lahan pertanian yang produktif bagi masyarakat dan pemerintah desa juga tidak ingin lahan ini rusak. Pemerintah desa kemudian berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengupayakan restorasi lahan.

“Tanahnya sudah rusak dan tidak bisa digunakan kembali, makanya kami bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengklaimnya kembali. Beberapa tahun telah diajukan usulan agar masyarakat dapat menggunakan kembali lahan tersebut,” jelasnya.

“Kami ingin menyelamatkan pertanian hasil tinggi yang ada di bawahnya. Jadi apa yang akan dikembangkan ke depan terkait dengan pembangunan pertanian dan nantinya bisa mengarah ke pariwisata,” kata Widodo.

Menurut ide, akan dibangun sebuah kolam mini atau kolam dengan teknologi modern di atas lahan yang rusak ini. Saat ini, tim menghitung kebutuhan air untuk pertanian selama musim kemarau, sehingga pasokan air tetap tersedia untuk pertanian dan konsumsi lebih lanjut selama tahun ini.

“Kami akan mengembangkan sistem pemanenan air hujan untuk mengairi lahan kritis dan sekitarnya selama musim kemarau. Karena itu, lahan yang ada dapat terus digunakan,” lanjut direktur pelaksana.

Adapun pariwisata di kawasan ini, menurutnya, bukanlah tujuan utama, namun tentu ada jalan menuju ke sana. Bagi Widodo, lokasi tentu saja dekat dengan kota jika membangun objek wisata agak sulit. Karena banyak wisatawan yang memanjakan diri di pantai selatan dan tempat wisata lainnya.

“Saya kira akan lebih cocok untuk wisata kuliner di tempat ini. Tapi tujuan kami adalah menyelamatkan dan mengembangkan pertanian,” kata Widodo.

Saat ditanya soal anggaran reklamasi lahan ini, dia tidak bisa menjelaskan lebih lanjut. Karena semuanya masih diperiksa oleh tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Beberapa bangunan Tobong yang masih kokoh kemudian dijadikan tugu peringatan di kawasan pemugaran tanah ini. Hal ini untuk mengingatkan bahwa di masa lalu banyak Gari yang bergantung pada kegiatan di daerah tersebut.

Sementara itu, Pj Kepala Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul Rakhmadian Wijayanto menambahkan, pemerintah kabupaten mendukung penuh skema tersebut. Ke depan, tentunya pemerintah juga akan terlibat dalam pemulihan negeri ini. Termasuk perluasan fasilitas yang akan disediakan.

“Kami telah berkomunikasi dengan kepala desa dan kementerian. Kemarin kami cek ke lokasi pendataan dan melihat langsung kondisi di lapangan,” kata Rakhmadian


Source: pidjar.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button