Rehabilitasi Sragen Dinas Sosial Rumah Singgah, Ruang PGOT Jadi Lebih Representatif - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Rehabilitasi Sragen Dinas Sosial Rumah Singgah, Ruang PGOT Jadi Lebih Representatif – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Ruangan PGOT di Rumah Singgah Dinas Sosial Sragen dibangun untuk meningkatkan pelayanan, Kamis (25/8.2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Sosial (Dinsos) Sragen merehabilitasi sejumlah ruangan di Rumah Penampungan, tempat tinggal para Pengemis, Gelandangan, dan Terlantar (PGOT). Menghabiskan dana hingga Rp 550 juta, halte PGOT kini lebih representatif karena sejumlah sarana dan prasarana telah ditambah.

Proyek rehabilitasi ini masih berlangsung dan tidak hanya ditujukan pada shelter PGOT.

PromosiJos! Petani dan peternak Klaten bisa menjadi pendukung kedaulatan pangan

Direktur Pelayanan Sosial Sragen Finuril Hidayati telah memperbaiki lima ruangan melalui Kasubdit Rehabilitasi Sosial, Disabilitas Sosial dan Korban Trafficking Ine Marliah. Kelima kamar tersebut antara lain kamar khusus PGOT perempuan, kamar PGOT laki-laki, kamar anak jalanan. Selain itu, kantor, dapur, toilet, pagar dan area sekitarnya diperbaiki.

“Semua fasilitas ini untuk PGOT di Shelter House ini. Sejauh ini tahun ini kami telah memproses 139 PGOT. Kebanyakan masyarakat terabaikan,” kata Ine saat ditemui wartawan, Kamis (25/8/2022).

Baca Juga: Memotret Rumah Panti Sosial Sragen, Rumah Rehabilitasi Anak Jalanan

Semua PGOT yang dibawa ke Rumah Singgah telah didaftarkan identitasnya. Dinsos menggunakan alat biometrik yang disinkronkan dengan data populasi untuk melacak identitas dan alamat mereka.

“Alat ini merupakan inovasi kami yang sudah digunakan sejak tahun 2020. Jika alamat ditemukan, mereka akan dicari untuk dikembalikan ke keluarganya,” lanjut Ine.

Ada juga PGOT yang dirujuk ke pusat rehabilitasi atau ke rumah sakit jiwa (RSJ) tergantung kondisinya. Para PGOT rata-rata sudah dewasa, meski ada anak usia sekolah yang menjadi anak jalanan.

“Kasusnya berbeda. Saat dikembalikan ke keluarga, ternyata ada keluarga yang tidak bisa menerima, sehingga harus dibawa ke pusat rehabilitasi. Ada juga yang menjadi tunawisma karena terlilit hutang kepada rentenir, namun kasusnya tidak banyak. Kebanyakan tunawisma adalah psikotik atau gila. Biasanya mereka bertemu karena perawatan lanjutan di RSJ dan keluarga miskin,” kata Ine.

Baca Juga: Inilah Alasan Kepala Desa Sragen Wetan Termiskin Di Sragen

Ada gelandangan psikotik yang mengganggu lingkungan sehingga diasingkan, bahkan ada yang diikat. Ine mengatakan kasus orang di Pasung ditemukan di wilayah Sambirejo, Connectmacan dan Sragen. Sekarang mereka dibawa ke RSJ.

“Rata-rata anggaran Rp 460 juta dialokasikan setiap tahun untuk menangani semua ini,” jelasnya.

Berikut data jumlah PGOT yang diproses oleh Dinas Sosial Shelter Sragen.

Jumlah PGOT di Rumah Dinas Sosial (Dinsos) Sragen

jumlah tahun

2018 281 orang

2019 320 orang

2020 156 orang

2021 209 orang

2022 139 orang*

Sebanyak 1.105 orang

Informasi:

*Data untuk tahun 2022 adalah dari Januari hingga 25 Agustus 2022.

Jumlah PGOT yang dirawat Shelter 2022

jumlah bulan

17 Januari orang

13 Februari orang

20 Maret orang

18 April orang

14 Mei orang

21 Juni orang

21 Juli orang

15 Agustus Orang*

Sebanyak 139 orang

Informasi:

*Data Agustus per 25 Agustus 2022

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button