Referensi 100 hari Iswanto - WisataHits
Jawa Timur

Referensi 100 hari Iswanto

Oleh: Munawar AR*)

Sejak dilantik pada 14 Juli 2022, karakter keren ini tak butuh waktu lama untuk menyesuaikan diri dengan para pelaku birokrasi di pemerintahan Aceh Besar.

Sebelum menjadi orang nomor 1 di jajaran pemerintahan Aceh Besar, Muhammad Iswanto miskin di seluruh pemerintahan Aceh Besar dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Kantor Tata Usaha Sekretariat Daerah Aceh.

Iswanto memanfaatkan penunjukan Mendagri sebagai Pj Bupati untuk mengabdikan diri di kampung halaman.

Iswanto segera bertindak cepat untuk menyelesaikan masalah Aceh Besar yang tidak sepenuhnya diselesaikan oleh kepemimpinan sebelumnya.

Hal ini dibuktikan dengan para pimpinan SKPD diundang untuk mempresentasikan kinerja, pelaksanaan, capaian dan tujuannya serta untuk memimpin OPD masing-masing.

Langkah cepat ini mengejutkan para ketua OPD mengingat roda pemerintahan selama ini berjalan seperti biasa.

Seorang kepala departemen sedikit terkejut dengan pola kerja baru yang coba diterapkan Iswanto.

Hasil presentasi kinerja pimpinan OPD menjadi bahan bagi Iswanto untuk merancang kebijakan.

Selain itu, Iswanto membuat gebrakan baru, melobi salah satu perusahaan besar di Aceh yang tergabung dalam Tribune Group Serambi Indonesia untuk menyalurkan zakatnya melalui Baitul Mal Aceh Besar.

Penyaluran zakat ini terasa istimewa karena diserahkan langsung oleh Pemimpin Redaksi Serambi Indonesia, Zainal Arifin M. Nur, di Desa Serambi, Menasah Manyang, PA, Dinas Sumber Daya Manusia Want Jaya Aceh Besar.

Hingga saat ini, penyaluran zakat untuk korporasi besar telah disalurkan melalui Baitul Mal Aceh.

Pada saat yang sama, Iswanto juga mengimbau kepada perusahaan lain yang beroperasi atau berkantor di Aceh Besar untuk menyalurkan zakatnya melalui Baitul Mal Aceh Besar.

Dalam catatan penulis, salah satu kerja cepat eksternal yang dilakukan Iswanto saat sedang dalam proses penyelesaian kasus kekerasan pelajar di Montasik, Aceh Besar, beberapa waktu lalu Iswanto bergerak cepat mengirimkan tim investigasi untuk mengambil langkah perbaikan.

Dan terbukti kasus tersebut dapat dilakukan dengan proses perdamaian tanpa tindakan hukum oleh pihak keluarga tetapi dengan mempertimbangkan kepentingan korban.

Selain itu, berurusan dengan coyote membuat warga di Kecamatan Suka Makmur dan Kuta Malaka resah karena ternaknya mati karena dimangsa anjing.

Akibatnya, masyarakat Aceh Besar dihimbau untuk membatasi ternaknya agar tidak dimakan anjing.

Untuk mengatasi masalah ini, Iswanto kembali bertindak cepat dengan mengirimkan tim kolektif dengan BKSDA untuk menyelesaikan keluhan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.

Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa menempatkan Iswanto sebagai Pj Bupati Aceh Besar adalah orang yang tepat di tempat yang tepat.

Hal ini dibuktikan dengan langkah cepat untuk tetap berhubungan dengan Jakarta, atau lebih sering disebut dengan memungut anggaran dari pemerintah pusat untuk menggenjot pembangunan di Kabupaten Aceh Besar yang dipimpinnya.

Mal Layanan Publik dan gairah politik

Lambaro, sebagai pusat perekonomian Kabupaten Aceh Besar dan kecamatan penunjang ibukota Provinsi Aceh, berpotensi sebagai daerah transit masyarakat yang akan berkunjung ke Banda Aceh.

Bagi masyarakat Aceh Besar, Lambaro merupakan pusat sentra wilayah Jantho, Krueng Raya, Lhoong dan Pulo Aceh.

Ketika Aceh Besar dipimpin oleh Mukhlis Basyah, sudut Pasar Lambaro dihidupkan kembali dengan dibangunnya pasar bertingkat, namun hingga kepemimpinannya selesai, pasar bertingkat di depan Masjid Lambaro tidak pernah beroperasi.

Pada masa kepemimpinan Mawardi Ali, muncul inisiatif untuk mengubah pasar bertingkat yang dibangun oleh Mukhlis Basyah menjadi pusat pelayanan yang terintegrasi dan terintegrasi, yaitu Mal Pelayanan Publik.

Berlokasi di Kecamatan Want Jaya, gedung berlantai tiga ini rencananya akan digunakan di lantai dua untuk semua jenis layanan antara lain layanan manajemen kependudukan, layanan izin usaha terpadu, koperasi, layanan kesehatan, unit kerja layanan pajak, PDAM dan layanan perbankan.

Tentu saja, apresiasi yang sebesar-besarnya atas keinginan ini, meski pusat pelayanan publik tidak berfungsi sampai Mawardi Ali dan Waled Husaini memimpin.

Puluhan miliar telah dihabiskan untuk menjalankan mal publik, tetapi akselerasinya hanya menghasilkan penetrasi yang minimal.

Bahkan, masyarakat sangat berharap agar pusat pelayanan terpadu segera bekerja untuk memudahkan masyarakat Krueng Raya, Lhoong, Pulo Aceh mengurus pengelolaan kependudukan tanpa harus ke ibu kota Aceh Besar Jantho.

Penulis yakin Muhammad Iswanto mampu mewujudkan keinginan masyarakat Aceh Besar untuk segera membuka Mall Layanan Umum.

Pasalnya, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh itu tidak termakan oleh keserakahan politik.

Aceh Besar sebagai ikon pariwisata dan komitmen kepada petani

Tentu saja, sebagai PJ Bupati yang diangkat oleh Mendagri, Iswanto lebih mudah melakukan pembenahan, terutama pembenahan internal, karena ia tidak terkooptasi oleh kepentingan politik, seperti yang biasa terjadi pada pemimpin daerah yang dipilih oleh DPRD. proses pemilu.

Sebagai daerah yang potensial untuk pertanian dan peternakan, Iswanto menunjukkan kepedulian kepada petani dengan membantu menyalurkan pupuk cair dan memberikan bantuan mesin pertanian kepada kelompok tani di Aceh Besar.

Keinginan Iswanto menjadikan Aceh Besar sebagai daerah surplus daging dan beras terwujud beberapa waktu lalu melalui pertemuan tatap muka dengan Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo, di Jakarta.

Pada saat yang sama, Iswanto meminta Menteri Pertanian untuk meningkatkan kuota pupuk bersubsidi bagi petani di Aceh Besar.

Hal ini dilakukan dalam rangka melestarikan peran Aceh Besar sebagai pendukung swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Program pengumpulan sampah tempat wisata Iswanto selama satu jam setiap Sabtu merupakan langkah baru untuk menjaga pantai wisata tetap bersih.

Destinasi wisata di Aceh Besar menjadi salah satu ikon daerah. Kegiatan ini seperti penegasan komitmen Iswanto untuk mewujudkan tempat wisata yang benar-benar bersih di Aceh Besar.

Bukan hanya lingkungan yang bersih, namun juga kebersihan tempat ibadah dan toilet yang kurang diperhatikan oleh para pelaku pariwisata.

*PENULIS adalah Penikmat Kue Pulot dari KUD yang berdomisili di Aceh Besar | Sekretaris DPW PKB Aceh

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel adalah tanggung jawab penulis.[Serambinews.com]

Berita FA

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button