Rangkaian 8 Fakta Unik Kota Kediri: Beberapa Candi, Gunung Kelud hingga Pondok Pesantren Lirboyo - WisataHits
Jawa Timur

Rangkaian 8 Fakta Unik Kota Kediri: Beberapa Candi, Gunung Kelud hingga Pondok Pesantren Lirboyo

TEMPO.CO, kediri -Kediri merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur. Kediri diapit oleh 5 kecamatan. Sebelah barat berbatasan dengan Tulungagung dan Nganjuk. Sebelah utara berbatasan dengan Nganjuk dan Jombang. Sebelah timur berbatasan dengan Jombang dan Malang. Dan di sebelah selatan berbatasan dengan Blitar dan Tulungagung.

8 Fakta Kediri

Berikut 8 fakta menarik tentang Kediri dilansir dari situs resmi Kabupaten Kediri dan sumber lainnya.

1. Asal Nama Kediri

Nama Kediri berasal dari kata “Kedi” yang artinya mandul atau wanita yang tidak mendapat haid. Dalam kamus Jawa Kuna karya Wojo Wasito, Kedi berarti bidan atau dukun yang dikebiri. Kedi juga berarti suci bila berdasarkan pertunjukan wayang. Sedangkan “diri” berarti adeg, anghdiri, ikut serta atau menjadi raja. Hal ini tercantum dalam prasasti Wanua pada tahun 830 Saka.

Pakar Javanologist Soekarton Kartoadmodjo berpendapat bahwa nama Kediri tidak ada hubungannya dengan “Kedi” atau karakter “Rara Kilisuci”. Namun, nama Kediri berasal dari kata “diri” yang berarti adeg (berdiri), yang diawali dengan “Ka” yang berarti “menjadi raja” dalam bahasa Jawa Kuno.

2. Gunung Kelud

Gunung Kelud merupakan gunung berapi aktif. Gunung ini terletak di perbatasan Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, sekitar 35 km sebelah timur dari pusat kota Kediri dan 25 km sebelah utara dari pusat kota Blitar.

Sejak 1000 M, Gunung Kelud telah meletus lebih dari 30 kali, dengan yang terbesar mengukur Volcanic Explosivity Index (VEI) sebesar 5. Letusan terakhir Gunung Kelud terjadi pada tahun 2014.

Menuju kawasan puncak Gunung Kelud, sambungan jalan sudah diperbaiki sejak tahun 2004 untuk memudahkan wisatawan dan warga. Gunung Kelud telah menjadi objek wisata di Kabupaten Kediri, dengan daya tarik utama berupa kubah lava.

Di puncak Gajahmungkur dibangun pos pengamatan dengan tangga semen. Pada malam akhir pekan, kubah lava diterangi dengan lampu warna-warni. Selain itu, disediakan jalur pendakian di puncak Sumbing, pemandian air panas, dan flying fox.

3. Pusat Pelatihan Bahasa Inggris

Kampung Inggris yang awalnya berada di Desa Tulungrejo ini didirikan oleh Bapak Kalender BEC mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Perkembangannya sampai ke desa tetangga seperti Desa Lamong.
Citra Kampung Inggris di Kabupaten Kediri telah tertanam kuat di benak masyarakat Indonesia, sehingga jumlah peserta pelatihan terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan bahasa Inggris merupakan salah satu keterampilan yang sangat dibutuhkan saat ini.

4. Situs sejarah berupa candi.

Kediri memiliki banyak situs sejarah berupa candi, di antaranya Candi Penataran, Candi Tondowongso, Candi Tuban, Candi Tegowangi, Candi Gurah dan Candi Surowono. Menurut warga Kediri, banyak situs berupa candi yang belum ditemukan.

Baru-baru ini, warga Dusun Kebonagung, Desa Brumbung, Kecamatan Kepung dikejutkan dengan penemuan struktur dasar candi saat menggali tanah untuk dijadikan kolam renang. Candi-candi ini konon dibangun pada masa Kerajaan Panjalu atau dikenal dengan Pu-chia-lung dalam babad Cina berjudul Ling Wai Tai Ta pada masa pemerintahan Sri Jayabhaya.

5. Pesantren tertua di Indonesia.

Pesantren ini terletak di Kediri, tepatnya di kecamatan Mojoroto. Pabrik peleburan ini didirikan oleh KH pada tahun 1910 M. Abdul Karim di Desa Lirboyo. Nama desa tersebut kemudian dijadikan nama pesantren yaitu Ponpes Lirboyo. Bagi Anda yang ingin belajar di pesantren Salafi, tempat ini sangat direkomendasikan.

Seorang santri mendemonstrasikan jurus pencak silat usai upacara bendera yang digelar Nahdlatul Ulama (NU) pada Jumat 22 Oktober 2021 di Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur. Upacara bendera diakhiri dengan demonstrasi pencak silat di pondok pesantren besar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

6. Monumen Simpang Lima Gumul

Monumen Simpang Lima Gumul atau biasa disingkat SLG merupakan salah satu bangunan yang menjadi ikon Kabupaten Kediri yang mirip dengan Arc de Triomphe di Paris, Prancis. SLG dibangun pada tahun 2003 dan diresmikan pada tahun 2008, yang diprakarsai oleh Bupati Kediri saat itu, Sutrisno.

Gedung ini terletak di Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, tepat di tengah perempatan lima jalan menuju kota Kediri, Pagu, Pare, Pesantren dan Plosoklaten, Kediri. Pendirian monumen ini diilhami oleh Jongko Jojoboyo, raja Kerajaan Kediri abad ke-12, yang ingin menyatukan lima wilayah di Kabupaten Kediri.

Terletak di kawasan yang strategis, Monumen Simpang Lima Gumul dilengkapi dengan berbagai fasilitas umum seperti gedung pertemuan, gedung serbaguna, bank daerah, terminal bus antar kota dan MPU (Mobil Penumpang Umum), pasar TuGu ( Sabtu-Minggu) dan fasilitas rekreasi seperti wisata air, Gumul Paradise Islanda waterpark dan juga SLG Green Park. Di SLG Green Park ada lokomotif uap sebagai tempat selfie

7. Monas Jawa

Cerobong asap pabrik gula di Desa Need, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri merupakan cerobong asap tertinggi di Indonesia. Peninggalan kolonial Belanda muncul sekitar tahun 1800. Cerobong asap ini kemudian dikenal dengan nama Monas Jawa.

Ketinggian cerobong pabrik gula yang terletak di selatan Kabupaten Kediri ini sekitar 100 meter. Dikatakan bahwa ketika cerobong asap sedang dibangun, banyak orang Indonesia tewas karena jatuh dari ketinggian. Pabrik gula tersebut merupakan pabrik gula terbesar di Indonesia saat itu.

Sementara itu, pabrik gula juga merupakan pabrik gula terbesar di Indonesia saat itu. Pabrik gula di bagian selatan Kabupaten Kediri hancur dalam pertempuran antara Belanda dan pribumi Indonesia. Meski bangunan pabrik hancur, cerobong asap masih berdiri. Kini bangunan yang dirancang oleh Belanda ini ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.

8. Pabrik rokok terbesar di Indonesia.

Gudang Garam adalah salah satu perusahaan rokok terkemuka. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1958 oleh Surya Wonowidjojo yang memiliki kompleks tembakau seluas 514 hektar di pusat Kota Kediri.

IDRIS BUFAKAR
Baca: Berkunjung ke Rumah Pendiri NU KH Hasyim Asy’ari di Kediri

Source: travel.tempo.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button