Pupuk Kimia Mahal, DM UB Beri Gapoktan Bimtek di Banyuwangi - WisataHits
Jawa Timur

Pupuk Kimia Mahal, DM UB Beri Gapoktan Bimtek di Banyuwangi

Malang, Memorandum.co.id – Tim Doktor Pelayanan (DM) Universitas Brawijaya memberikan pelatihan dan bimbingan teknis pembuatan teknologi agens hayati di desa Buluagung, Seneporejo dan Temurejo di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Mengingat ketiga desa tersebut memiliki potensi yang besar sebagai desa wisata penghasil buah naga. Namun, di luar musim panen, terdapat permasalahan terkait rendahnya produktivitas.

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) menggunakan obat-obatan kimia dan metode lampu untuk menjaga stabilitas produktivitas buah naga. Namun, hal itu tidak dapat diterapkan oleh semua petani karena dianggap mahal. Selain itu, pupuk kimia yang dihasilkan juga tidak efisien.

“Untuk permasalahan tersebut, kami telah menginisiasi inovasi teknologi berupa agen hayati. Memberikan pelatihan yang dapat membantu menjaga stabilitas produktivitas buah naga di luar musim panen,” jelas tim DM UB, Dr. Siti Asmaul Mustaniroh, STP, MP., Vindhya Tri Widayanti, STP, MP., Dr. Rer Nat Ir Arief Rachmansyah, Tita Widjayanti, SP, MSc, dan Devi Farah Azizah, SSos, MAB.

Pelatihan, lanjut tim DM UB, dilakukan melalui pembelajaran di Balai Desa Temurejo. Praktek teknologi manufaktur untuk produksi zat aktif biologis. Berdasarkan teknologi fermentor yang diterapkan di desa.

Alat-alatnya disusun satu di belakang yang lain, dengan selang (masuk dan keluar) sebagai penghubung. Mulai dari Aerator – Botol KMnO4 – Botol Glass Wool – Galon – Botol Lainnya. Aerator sebagai penggerak utama, galon sebagai media dan wadah isolator, botol berwarna gelap untuk wadah KMnO4, botol dengan glass wool dan botol lainnya sebagai kontrol untuk menyaring oksigen.

Media yang digunakan adalah bakteri dan jamur. Bakteri dari ekstrak kedelai dengan kandungan protein tinggi. Sedangkan media jamur ekstrak kentang dengan kandungan karbohidrat adalah untuk pertumbuhan jamur.

“Mahasiswa peserta KKNT-DM memiliki peran langsung mulai dari merakit fermentor hingga memproduksi media obat hayati. Selama produksi, mahasiswa didukung oleh Gapoktan setempat,” jelas Dr. Siti Asmaul Mustaniroh, GfbV, MP bersama tim. (edr/gus).

Source: memorandum.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button