Prospek bisnis Pertashop semakin menipis • Radar Jogja - WisataHits
Yogyakarta

Prospek bisnis Pertashop semakin menipis • Radar Jogja

Prospek bisnis Pertashop semakin menipis • Radar Jogja

RADAR JOGJA – Prospek bisnis Pertashop yang dulu menjamur kini semakin gelap. Sejumlah cabang terpaksa gulung tikar karena tidak mampu membayar biaya operasional. Mereka kalah bersaing dengan peritel minyak pemanas jenis pertalite (BBM) yang masih menjamur.

Berdasarkan data, pengusaha Pertashop tutup di wilayah Kapanewon Semanu, Nglipar dan Kapanewon Karangmojo. Diantaranya masih berusaha bertahan dengan pengurangan jam kerja dan perampingan.

Pemilik Pertashop di Jalan Wonosari-Panggang KM 25, Padukuhan Jetis, Kelurahan Jetis, Kapanewon Saptosari, Mahmudi Hartanto mengatakan kemarin (2/1) penurunan penjualan Pertashop dipengaruhi beberapa faktor.

Sejauh ini mereka bertahan. Karena diuntungkan dengan jalur strategis untuk wisata Pantai Selatan. Berbeda dengan pengusaha Pertashop lainnya, mereka mengeluhkan biaya operasional yang sangat tinggi. “Sekali lagi, pengecer untuk Pertalit masih banyak. Padahal aturannya tidak memungkinkan,” ujarnya.

Seperti diketahui, Pertashop merupakan bentuk kemitraan dalam bentuk SPBU mini PT Pertamina. Pertamina membuka peluang kepada masyarakat untuk menjadi mitra Pertashop melalui dua model bisnis. Program bisnis yang ditawarkan adalah Village Investment Program dan Pertamina Investment Program dengan tiga kategori bisnis yaitu Gold, Platinum dan Diamond.

Warga Candirejo, Semin, Suyamto mengatakan, Pertashop di wilayahnya sudah cukup lama tutup. Awalnya saya berlangganan saat harga eceran Rp 9.000 per liter. Beralihlah ke Pertalit sekarang karena harganya dianggap jauh lebih murah. “Tentu kami memilih harga yang jauh lebih murah karena selisih harga yang cukup besar,” kata Suyamto.

Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Gunungkidul Kelik Yuniantoro mengaku tidak banyak yang bisa dilakukan terkait pengaduan pengusaha Pertashop tersebut karena hubungannya dengan Pertamina langsung dengan bupati,” kata Kelik Yuniantoro.

Dalam pertemuan itu, para pengusaha mendorong bupati mengkondisikan mobil-mobil milik negara untuk membeli BBM di Pertashop. Ia pun meminta Pertashop bisa menjual Pertalit. “Upaya penjualan Pertalit kami tindak lanjuti dengan video,” ujarnya.

Tapi persoalannya, kata Kelik, Pemkab abai dengan regulasi Pertamina. Apakah ada aturan baru atau tidak. Pihaknya menegaskan, warga tidak boleh menjual Pertalit secara eceran: “Tidak, SPBU tidak melayani,” ujarnya. (senjata/suara)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button