Pring Sedapur Alat musik bambu unik karya Klaten, gagasan Ronda - WisataHits
Jawa Tengah

Pring Sedapur Alat musik bambu unik karya Klaten, gagasan Ronda

clats

Pring Sedapur adalah musik tradisional dari Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno tertarik memainkannya kemarin saat berkunjung ke desa tersebut, Jumat (07/01). Lalu apa itu Pring Sedapur?

Pring Sedapur berarti bambu terkait dalam bahasa Indonesia. Nama tersebut menjadi nama koleksi alat musik bambu milik Ki Sutikno Hadi, 85, warga desa Bugisan.

Meski terbuat dari bambu, teknik memainkan alat musik Pring Sedapur ini sangat berbeda dengan angklung getar. Cara memainkannya sama persis dengan gamelan jawa yaitu dengan cara dipukul.

Alat musik pring sedapur identik dengan kentongan. Ukurannya juga memiliki panjang antara 80-100 sentimeter dengan lima jenis.

Kelima jenis tersebut antara lain kentongan bonang, bass, kethuk kenong, gong besar, dan gendang besar. Kelima spesies tersebut memiliki ukuran bambu yang berbeda.

Meski terlihat sederhana, ternyata Pring Sedapur sudah mulai ditampilkan di berbagai acara. Bahkan, ide awalnya datang dari musik patroli desa, atau thek-thek.

“Pring Sedapur adalah musik bambu yang aslinya berasal dari kegiatan patroli Siskamling thek-thek. Saya mulai tahun 1985,” kata pelopor Pring Sedapur Ki Sutikno Hadi (85). detikJateng, Sabtu (2/7/2022).

Pria yang akrab disapa Mbah Parman itu mengaku berinisiatif membuat lembaran musik dari musik patroli malam itu. Kelengkungan tersebut disesuaikan dengan putaran gamelan.

“Saya menggunakan Gamelan Crook, kalahkan cara memainkannya. Bahannya jenis bambu ori dan petung karena alami dan mudah untuk mencatat,” jelas Sutikno.

Terkait gamelan Jawa, Sutikno mengatakan jenisnya mirip dengan gamelan Jawa, seperti Bonang, Bass, Kethuk Kenong, Gong Gede, dan Kendang Gede. Pring Sedapur bisa dipadukan dengan Gamelan dan Angklung.

“Angklung terdengar berbeda, tapi kita juga bisa memasukkannya karena kita sama-sama bambu. Tapi lagunya bisa Jawa, musik bahkan dangdut,” lanjut Sutikno, mantan penari balet Ramayana.

Untuk bermain, kata Sutikno, dibutuhkan sekitar 5-10 orang untuk tumbuh. Saat ini, Pring Sedapur semakin populer dan sering tampil.

“Ada pertunjukan di mana-mana, dari Taman Wisata Prambanan, Semarang hingga Jakarta,” pungkas Sutikno.

Pring Sedapur, Gamelan dari Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Klaten.  (Achmad Hussain Syauqi detik Jawa Tengah)Pring Sedapur, Gamelan dari Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Klaten. (Achmad Hussain Syauqi detikJawa Tengah) Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikcom

Seorang peternak Pring Sedapur, Slamet (65), mengatakan tidak sulit memainkan Pring Sedapur. Karena nadanya hampir sama dengan gamelan jawa.

“Hampir sama dengan gamelan Jawa, seperti Bonang, Saron, Bass dan lain-lain. Kalau sudah tahu gamelan Jawa lebih mudah,” kata Slamet.

Menurut Slamet, satu-satunya cara bermain adalah memukul. Alat ini sudah ada sejak lama.

“Sudah lama sekali, sejauh yang saya ingat, 1985. Dulu, Pak Parman berlatih di sana (Prambanan), yang saya ikuti sebelum bergabung dengan kelompok Srandul (seni seperti tari drama),” kata Slamet.

Tonton video “Polisi menculik pria yang mengaku anggota Brimob menipu janda di kudus”
[Gambas:Video 20detik]
(aplikasi/saya)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button