PPKM akan berakhir sementara protokol kesehatan tetap diprioritaskan • Radar Jogja - WisataHits
Yogyakarta

PPKM akan berakhir sementara protokol kesehatan tetap diprioritaskan • Radar Jogja

RADAR JOGJA – Menteri Pariwisata, Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno memastikan dunia pariwisata di Indonesia berada dalam tren positif. Ditunjukkan dengan tingkat pertumbuhan wisatawan setiap bulannya. Kondisi ini muncul setelah kasus Covid-19 di Indonesia mulai terkendali.

Di satu sisi, ia berpesan agar para pelaku wisata dan wisatawan tidak gegabah. Dalam artian tidak terlena setelah kasus Covid-19 terpuruk di Indonesia. Ini karena ancaman virus masih ada.

“Ngomong-ngomong, perpu yang mendasari kebijakan Covid berakhir pada 31 Desember dan tidak ada cara untuk memeriksa tingkat kekebalan rakyat kita. Jika tingkat kekebalan tetap di atas 98 persen, diharapkan PPKM berakhir,” jelasnya dalam laporan akhir 2022 secara daring, Senin (26/12).

Dalam catatannya masih ada bahaya munculnya varian baru. Hal ini muncul dari pemberitaan tentang varian baru Covid-19 di China. Jika dibiarkan, itu bisa menyebar ke negara lain.

Di satu sisi, wacana penghentian PPKM akan ditelaah lebih lanjut. Setidaknya dengan varian baru yang terkendali. Didukung dengan upaya vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan Covid-19.

“Saat PPKM berakhir, kami akan terus menjaga kesehatan, kesehatan protokol dan sertifikasi yang berjalan. Agar pelajaran dari pandemi tidak luntur. Prioritaskan kesehatan rakyat kita,” katanya.

Untuk tahun 2023, Sandi optimistis dunia pariwisata di Indonesia akan terus meningkat. Didukung dengan rangkaian acara yang berlangsung di nusantara. Baik lokal, nasional maupun internasional.

Beberapa program juga diberikan oleh pemerintah. Tentang fasilitasi visa untuk turis asing. Hal itu terlihat dari digelarnya Moto GP dengan koneksi G20.

“Kami telah menerima kunjungan kejutan dari wisatawan asing, yang telah meningkatkan kualitas lama tinggal dan kualitas belanja ekonomi lokal. Total nilai pariwisata awalnya diperkirakan $1,7 miliar hingga $4,2 miliar,” katanya.

Berakhirnya PPKM, lanjut Sandi, bukan berarti protokol kesehatan longgar. Itu masih memberlakukan sertifikasi CHSE. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pariwisata dunia di Indonesia.

“Oleh karena itu kami menghimbau kepada para anggota parlemen industri dan investasi yang bertanggung jawab atas CHSE untuk terus mengawasi mereka. Secara khusus, para pelaku industri mematuhi aturan atau standar terkait CHSE terkait kebersihan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan,” ujarnya. (Dua)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button