Potensi besar, akses pendukung yang tidak memadai - WisataHits
Jawa Timur

Potensi besar, akses pendukung yang tidak memadai

Kawasan Selingkar Wilis memiliki potensi yang cukup besar di bidang pariwisata dan pertanian. Sayangnya, potensi tersebut belum sepenuhnya terwujud karena minimnya akses suporter di kawasan Tunggal Rogo Mandiri.

sekretaris Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kediri Dede Sudjana mengumumkan bahwa posisi strategis Selingkar Wilis berada pada konstelasi Kawasan Pengembangan Strategis (WPS) 12, yaitu penghubung Jogjakarta-Prigi-Blitar-Malang. Menurutnya, dalam rencana pola tata ruang Selingkar Wilis, tidak hanya infrastruktur yang dikembangkan.

“Pemerintah juga akan memetakan kawasan untuk konservasi dan pelestarian cagar budaya,” kata Dede seraya menambahkan bahwa rencana kawasan konservasi dimulai dari atas untuk melindungi mata air dan mata air di kaki Gunung Wilis.

Untuk kawasan budidaya, termasuk pengelolaan hutan komersial, hutan rakyat, hingga kawasan wisata. Pria berkacamata itu mengaku, jumlah tempat wisata di Tunggal Ronggo Mandiri (Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Nganjuk, Madiun, dan Kediri) mendominasi puncak Wilis.

Mulai dari wisata alam, agrowisata dan wisata sejarah dan budaya. “Potensi itu tidak didukung oleh akses yang memadai,” akunya. Dede menjelaskan, sektor pertanian memberikan kontribusi signifikan terhadap struktur PDRB wilayah Selingkar Wilis. Oleh karena itu, di Kabupaten Kediri berorientasi pada pengembangan kawasan agribisnis dan agrowisata.

Meski memiliki potensi wisata dan pertanian yang besar, kawasan Selingkar Wilis juga memiliki pekerjaan rumah (PR) besar yang harus segera diselesaikan. Yakni kasus kemiskinan di sebagian besar wilayah pedesaan di lereng Wilis.

Dari enam wilayah Selingkar Wilis, Kabupaten Kediri memiliki angka kemiskinan tertinggi. Jumlahnya mencapai 184.49.000 jiwa yang tersebar di Kabupaten Mojo, Semen, Banyakan, dan Grogol.

Untuk mengurangi angka kemiskinan, pembangunan di daerah nantinya dapat difokuskan pada peningkatan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan. Serta memungkinkan akses ke daerah-daerah potensial.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Kediri pada tahun 2021 adalah 72,56. Angka itu masih di atas IPM Jatim sebesar 72,14. Jika dirinci, usia harapan hidup penduduk Kabupaten Kediri mencapai 72,65 tahun. Sekolah adalah 13,44 tahun. Selain itu, rata-rata lama sekolah adalah 8,08 tahun. Apalagi pengeluaran per kapita hanya Rp 11.127.

Tenaga kerja Kabupaten Kediri didominasi oleh lulusan SD dan SMA. Tingkat pengangguran terbuka adalah 5,15 persen tahun lalu. Persentase itu masih di bawah Provinsi Jawa Timur yang mencapai 5,47 persen.

Khusus untuk tenaga kerja Kabupaten Kediri di wilayah Selingkar Wilis mencapai 822.994 tenaga kerja atau 25,97 persen. “Harus ada peningkatan keterampilan melalui pendidikan kesetaraan terpadu, pelatihan vokasi dan BLK,” kata Dede seraya menyebutkan bahwa pemerintah kabupaten sedang menyesuaikan dengan kebutuhan pengembangan agribisnis dan agriwisata. Menurutnya, pengembangan kawasan juga memperhitungkan adaptasi dan mitigasi bencana.

Reporter: rekaman

Source: radarkediri.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button