Poltekpar NHI Bandung Lakukan Riset di Desa Wisata Sangiran, Ini Hasilnya – Solopos.com - WisataHits
Jawa Barat

Poltekpar NHI Bandung Lakukan Riset di Desa Wisata Sangiran, Ini Hasilnya – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Para pemangku kepentingan pengelola Desa Wisata Sangiran duduk mengelilingi meja saat mengikuti sosialisasi terbaru penelitian dan pengabdian masyarakat di NHI Poltekpar Bandung di The Manohara Hotel Yogyakarta. (Mursita Aji Istimewa/Tangguh)

Solopos.com, SRAGEN—Potensi wisata di desa wisata Sangiran, Kalijambe, Sragen ini belum dimanfaatkan oleh pemerintah kota karena kurangnya pemahaman pengelola desa wisata dalam mengemas potensi tempat wisata.

Akibatnya, aktivitas wisata di kawasan Sangiran masih terbatas dan mayoritas pengunjung hanya terfokus pada Museum Sangiran.

Daihatsu Rocky Promotion, Harga Mobil Rp 200 Juta Jadi Hanya Rp 99.000

Demikian protokol diseminasi hasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan Politeknik Pariwisata (Poltekpar) NHI Bandung di desa-desa sekitar kawasan Borobudur Authority (BOB) dan dilaksanakan pada tanggal 9-12 Oktober 2022 di The Manohara Hotel Yogyakarta.

Protokol tersebut disiapkan Pakar Muda Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Adyatama atau Sub Koordinator Promosi dan Atraksi Pariwisata Bidang Pemasaran Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispora) Sragen, Tangguh Mursita Aji saat dihubungi menjadi solopos.com, Jumat (14/10/2022).

Baca Juga: Dispora Sragen Perkenalkan 3 Paket Wisata Keren Sragen Sinau

Aji, panggilan akrabnya, menjelaskan bahwa Desa Wisata Sangiran, Sragen, merupakan salah satu desa yang menjadi subjek penelitian dan pengabdian masyarakat Kelompok Dosen Tahap 1.

Selain Desa Wisata Sangiran, kata dia, penelitian dan pengabdian masyarakat dilakukan di Desa Wisata Pandanrejo Purworejo, Desa Wisata Sumberbulu Karanganyar, Desa Wisata Pakarisan Banjarnegara, Desa Wisata Giyanti Wonosobo dan Desa Wisata Temanggung.

“Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa potensi wisata khususnya di Desa Wisata Sangiran belum dimanfaatkan oleh masyarakat karena kurangnya pemahaman bagaimana mengemas potensi daya tarik wisata. Fasilitas di kawasan Sangiran cukup memadai bagi wisatawan, seperti; Tinggal di rumah, Tempat, tempat ibadah dan lain-lain sehingga wisatawan tidak perlu khawatir dengan kebutuhan pokoknya,” jelas Aji.

Ia melanjutkan, pengembangan kawasan Sangiran dan Desa Wisata Sangiran sebagai Kawasan Lindung Warisan Dunia dibatasi oleh kebijakan tersebut karena pengembangan pariwisata di kawasan tersebut ditujukan untuk pengembangan skala kecil hingga menengah, terutama pengembangan pariwisata terbatas.

Baca juga: Temui Museum Miri Purba, Museum Daerah Pertama Pemerintah Sragen

Penyusunan program pariwisata yang tidak dilaksanakan oleh pemerintah kota atau kelompok sadar wisata (Pokdarwis) menyebabkan kegiatan pariwisata sangat terbatas dan mayoritas wisatawan terkonsentrasi di Museum Sangiran, jelasnya.

Aji mengatakan keberadaan Museum Sangiran membuat sosial ekonomi masyarakat semakin beragam, antara lain mata pencaharian sebagai pengrajin, industri rumahan, usaha katering dan restoran, souvenir, Keluarga angkat, dan transportasi.

“Dari sisi kelembagaan, pengelolaan Desa Wisata Sangiran melibatkan berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun masyarakat. Penelitian dari perspektif makanan dan minuman (makanan dan minuman) Sangiran belum memiliki makanan khusus,” kata Aji.

Di sisi lain, Aji menjelaskan sosialisasi Sapta Pesona dengan Pokdarwis Desa Wisata Sangiran sudah dilakukan oleh Dispora Sragen, namun kesadaran dan kepedulian terhadap pariwisata di Desa Wisata Sangiran masih rendah, sehingga pelaksanaan Satpa-Pesona di Sangiran belum optimal.

Baca Juga: SangiRUN Night Trail, Jalur Anti-Mainstream untuk Menjelajahi Situs Arkeologi

Aji mengatakan hasil kajian tersebut merekomendasikan pemanfaatan potensi daya tarik yang ada dengan mengembangkan dan menatanya secara bersih dan terawat.

“Perlu menyiapkan program paket wisata, membuat kode etik penyelenggaraan kegiatan wisata bagi pengunjung dan masyarakat, serta menikmati dan mempelajari kuliner lokal,” ujarnya.

Ia berharap masukan dari hasil penelitian tersebut dapat meningkatkan Desa Wisata Sangiran. Selain itu, bantuan tersebut dapat disalurkan ke desa-desa wisata lainnya di Kabupaten Sragen.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button