PMK Tak Menular ke Manusia, Australia Masih Khawatir Warganya Berlibur di Bali: Okezone Travel - WisataHits
Jawa Timur

PMK Tak Menular ke Manusia, Australia Masih Khawatir Warganya Berlibur di Bali: Okezone Travel

SEBUAH Analis dan dokter hewan terkemuka kembali mendesak pemerintah Australia untuk memperkenalkan protokol yang lebih ketat untuk pelancong yang kembali dari tujuan wisata populer seperti Bali setelah wabah penyakit mulut dan kuku di wilayah tersebut.

Dr. Ross Ainsworth menulis dalam Laporan Pasar Daging Sapi Asia Tenggaranya bahwa dengan meningkatnya jumlah pelancong dari Australia ke beberapa bagian Indonesia, khususnya Bali, risiko tertular penyakit ini juga meningkat.

“Menurut saya risiko[penularan PMK dari Indonesia ke Australia]sangat tinggi dalam satu hingga enam bulan ke depan,” tulis Dr. Ainsworth.

Pada bulan Mei, Departemen Pertanian, Air dan Lingkungan (AWE) Australia diperingatkan tentang wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia dengan jumlah awal lebih dari 2.000 sapi yang terinfeksi di provinsi Sumatera Utara dan Jawa Timur. .

Hingga wabah ini, Indonesia telah bebas PMK sejak 1986, status yang diakui secara internasional oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia pada tahun 1990.

Tempat kerajinan tangan di Bali

Pada Jumat pekan lalu, Kementerian Pertanian RI mengumumkan 63 ekor sapi terdiagnosis penyakit tersebut di tiga lokasi di sekitar Bali.

Bulan lalu, seorang analis pertanian global mengatakan warga Australia dilarang bepergian ke Bali selama enam bulan menyusul wabah penyakit yang cepat.

Analis Global AgriTrends Simon Quilty mengatakan kepada Yahoo News bahwa dia khawatir tentang “respons yang lambat” di Indonesia terhadap wabah tersebut dan harus secara serius mempertimbangkan untuk mengambil tindakan sekarang karena penyakit itu dapat menyebar ke pakaian dan sepatu.

“Sebagai negara, kita perlu memikirkan secara serius untuk melarang orang masuk ke Bali,” kata Simon.

Dia memperkirakan, jika tidak segera diambil tindakan di Indonesia dalam delapan hingga 12 bulan ke depan, penyakit itu kemungkinan akan menyebar ke daerah lain dan bahkan Timor Timur dan Papua Nugini.

Sementara itu, dokter Ainsworth mengatakan protokol yang lebih ketat perlu diberlakukan untuk menghentikan penyebaran ke Australia.

“Sampai Bali terlindungi sepenuhnya dengan memvaksinasi populasi sapi dan babinya, perhatian lebih akan diberikan kepada wisatawan yang kembali ke Australia, terutama sepatu mereka,” katanya.

“Mengingat besarnya dampak wabah PMK di Australia dan peningkatan risiko secara dramatis yang ditimbulkan oleh epidemi saat ini di Indonesia, adalah tepat untuk memperkuat langkah-langkah biosekuriti untuk mengatasi peningkatan risiko ini,” katanya.

“Wisatawan terbiasa dengan banyak intervensi Covid yang mengganggu. Persyaratan tambahan seperti memastikan sepatu bersih dan berjalan melalui spons basah yang dibasahi disinfektan sebelum naik dan setelah turun dari penerbangan tampaknya merupakan tindakan sederhana dan masuk akal yang dapat membantu mengurangi risiko tertular penyakit mulut dan kuku,” kata Ainsworth.

Wabah PMK itu sendiri mempengaruhi spesies berkaki terbelah seperti domba, kambing, kerbau, unta, rusa dan babi. Ini dapat menyebar dari hewan ke hewan dan melalui kendaraan dan peralatan yang terkontaminasi. Gejalanya meliputi demam, depresi, penurunan nafsu makan, peningkatan air liur, dan kepincangan yang fatal.

Source: travel.okezone.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button