Pj Gubernur Jawa Timur memperhatikan perkembangan kawasan di sekitar Selingkar Wilis - WisataHits
Jawa Timur

Pj Gubernur Jawa Timur memperhatikan perkembangan kawasan di sekitar Selingkar Wilis

Selasa, 12 Juli 2022 | 10:48 WIB

| penulis:

Buku Catatan: Kuznadi

Surabaya, InfoPublik – Pl. Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak memperhatikan perkembangan wilayah kabupaten Wilis yaitu pertumbuhan ekonomi, jumlah tenaga kerja, kemiskinan dan pariwisata, serta potensi pertanian.

Disampaikan oleh Letnan Gubernur Emil, tujuan dari proyek Selingkar Wilis adalah untuk mensinergikan program pembangunan daerah di bidang infrastruktur seperti infrastruktur jalan yang terintegrasi di perbatasan daerah di kawasan Selingkar Gunung Wilis dalam rangka optimalisasi pengembangan potensi sumber daya alam daerah. dan sumber daya manusia.

“Dengan dibukanya akses jalan ini diharapkan dapat mendorong perkembangan daerah lain seperti kemudahan mobilitas orang dan barang baik dalam satu kabupaten maupun ke kabupaten lain,” katanya saat berbincang dengan Jawa Pos Radar Kediri dengan topik “ Terabas Medan, Bersatu dalam Satu Rogo Mandiri” di Hotel Bukit Daun, Senin (7/11/2022).

Emil mengatakan, pengembangan Selingkar Wilis yang saat ini menjadi Dana Alokasi Khusus (DAK) Selingkar Wilis menjadi prioritas Perpres Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Wilayah Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan, di kawasan Bromo – Tengger – Semeru dan di kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.

“Lingkaran Wilis kita koordinasikan untuk mengubah pandangan bahwa gunung yang memisahkan 6 kabupaten yakni Nganjuk, Trenggalek, Madiun, Kediri, Ponorogo dan Tulungagung membutuhkan realisasi jalan Wilis-Selingkar,” jelas Emil.

“Selain itu, akan mendorong tumbuhnya potensi daerah seperti pariwisata, pertanian dan jasa perkebunan,” tambahnya.

Diharapkan jalur yang menghubungkan enam wilayah di kaki gunung tersebut, mulai Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Madiun, Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Kediri, akan mengembangkan potensi ekonomi yang pesat.

“Masyarakat yang sebelumnya merasa memiliki peluang ekonomi yang lebih sedikit kemudian bisa langsung terkoneksi dan membangun potensi ekonomi di sekitar Wilis,” ujarnya.

Selain itu, Emil menjelaskan, total output pertumbuhan ekonomi di wilayah Selingkar Wilis, PDRB di wilayah Selingkar Wilis adalah Rp 171,22 triliun. Sedangkan kontribusi PDRB Selingkar Wilis ke Jawa Timur sebesar 7 persen.

Secara rinci, PDRB Sektor Pertanian merupakan lingkaran dari Wilis hingga PDRB Sektor Pertanian Jawa Timur sebesar 14,95 persen. PDRB sektor industri Kabupaten Wilis terhadap PDRB sektor industri Jawa Timur sebesar 3,98 persen, kemudian PDRB sektor komersial Kabupaten Wilis terhadap PDRB sektor komersial Jawa Timur sebesar 7,16 persen.

Maka jumlah pegawai di lingkaran wilis adalah 3.168.961 atau 15,06 persen. Rinciannya, Kabupaten Kediri 822.944 atau 25,97 persen, Kabupaten Tulungagung 573.418 atau 18,09 persen, Kabupaten Trenggalek 397.576 atau 12,55, Kab Ponorogo 500.941 atau 15,81 persen, Kabupaten Madiun 358.979 atau 11,33 persen, dan Kab Nganjuk 515.053 atau 16,25 persen.

Berdasarkan angka Jawa Timur tahun 2022, Kemiskinan di Wilayah Selingkar Wilis, Kab. Tulungagung 78,59 persen, Trenggalek 84,89 orang, Ponorogo 89,94 orang, Kediri 184,49 ribu orang, Kabupaten Nganjuk 125,53 ribu Orang, Kab. Madiun 81,61 ribu orang.

“Hasil BPS Jatim 2022 menempatkan penduduk miskin Jatim sebanyak 4.259,6 ribu jiwa atau 10,59 persen per September 2021, dengan angka kemiskinan perkotaan 7,99 persen dan angka kemiskinan pedesaan 13,79 persen”, jelasnya.

Menurut Emil, arah pengembangan wilayah Selingkar Wilis adalah kondisi geografis struktur PDRB wilayah Selingkar Wilis bersama dengan PDRB Jawa Timur yang berdampak signifikan terhadap sektor pertanian. Arah pengembangan wilayah dengan demikian diarahkan pada pengembangan agribisnis dan agrowisata.

“Sebagian besar situasi kemiskinan yang ada ada di daerah pedesaan. Oleh karena itu, pembangunan harus fokus pada daerah pedesaan dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan serta memberikan akses ke daerah-daerah potensial,” katanya.

Selain itu, untuk mengatasi kondisi ketenagakerjaan (sumber daya manusia) yang didominasi oleh lulusan SD dan SMP, diperlukan peningkatan keterampilan melalui pendidikan kesetaraan terpadu, pelatihan vokasi, pelatihan vokasi dan BLK sesuai kebutuhan industri pertanian dan pertanian. Pariwisata. Tujuannya untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing terkait potensi agropolitik di Kabupaten Wilis melalui pemetikan, pengolahan dan penjualan.

“Dalam 10 tahun ke depan, hingga 38,58 persen angkatan kerja di kabupaten Wilis akan memasuki usia lanjut (60 tahun ke atas) dan sebagian besar pekerjaan utama di sektor jasa adalah 39,85 persen, dengan pendidikan terakhir dasar dan SLTP. SMA,” jelasnya.

Emil menambahkan, potensi wisata di sekitar Kabupaten Wilis harus mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke kawasan strategis pariwisata nasional (Borobudur, Bromo, Tengger, Semeru dan Bali) dengan dibangunnya Tol Trans Jawa dan Bandara Kediri serta Jalan Pantai Selatan (Pansela). ).

“Adaptasi dan pengurangan risiko bencana harus diperhitungkan dalam setiap proses perencanaan pembangunan,” pungkasnya.

Turut hadir Sekretaris Daerah Kabupaten Kediri Dede Sujana, Pj Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, Wakil Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo, Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita, Direktur Jawa Pos Radar Kediri Kurniawan Muhammad, Pemimpin Redaksi dan Moderator Forum Acara Machfud dan Kepala Dinas PU Bina Marga dan Bappeda Jatim tentang infrastruktur. (MC Diskominfo Provinsi Jawa Timur/non-sti)

Anda dapat mengirim ulang, menulis ulang, dan/atau menyalin konten ini asalkan Anda mencantumkan sumbernya InfoPublik.id

Source: infopublik.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button