PHRI Jabar: Pasca pandemi, okupansi hotel belum mencapai 100 persen - WisataHits
Jawa Barat

PHRI Jabar: Pasca pandemi, okupansi hotel belum mencapai 100 persen

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Setelah lebih dari 2 tahun pandemi Covid-19, okupansi hotel atau okupansi pengunjung hotel belum pulih hingga 100 persen di Jawa Barat.

“Tingkat okupansi hotel di Jabar baru sekitar 40-45%,” kata Herman Muchtar, Ketua PHRI Jabar, saat melaksanakan ibadah umrah di wisata kiblat, Sabtu (22/10/2022).

Sementara itu, lanjut Herman, tingkat hunian hotel di kawasan Bandung baru mencapai 50-55%. “Belum seperti diberitakan media yang menginformasikan okupansi hotel sudah mencapai 90%. Ini datanya dari mana?” kata Herman.

Terima-Penghargaan.jpgKetua PHRI Jawa Barat menerima penghargaan (FOTO: Dokumen pribadi)

Herman berharap dalam kondisi seperti itu ada upaya kooperatif dan langkah strategis yang dilakukan pemerintah. Dalam hal ini, pemulihan ekonomi pariwisata harus menjadi program pemerintah.

“Jadi akan ada kebijakan untuk mendukung pemulihan itu, dan program pendanaan perlu ditingkatkan,” kata Herman.

Selain itu, Herman berharap anggaran sektor pariwisata juga harus terus ditingkatkan. “Tidak bisa kalau tidak diperbaiki,” kata Herman.

Kalau anggaran pariwisata di pemerintah berkurang, bagaimana program itu bisa berjalan?” Sebenarnya kami tertarik dengan pemulihan pariwisata. Kami berharap segera Restorasi Makanya kami sering promosikan diri,” kata Herman.

Dari sisi PAD (Pendapatan Asli Daerah), kebangkitan pariwisata berarti jumlah wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisatawan) akan meningkat.

“Nah, itu yang juga akan saya diskusikan dengan kepala dinas pada Selasa, 26 Oktober 2022,” jelas Herman.

Herman-Muchtar-Gesamt-Foto.jpgHerman Muchtar berfoto bersama (FOTO: dokumen pribadi)

Beberapa waktu lalu, menurut Herman, ia mendengarkan presentasi Presiden Joko Widodo tentang pidato yang menyampaikan risiko atau implikasi resesi pada 2023. “Perkiraan ke depan akan lebih gelap dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” kata Herman.

Akibat resesi global, 14 negara telah bergabung sebagai “pasien” IMF. Kemudian 28 negara akan menyusul, sehingga total negara yang akan menjadi pasien adalah 60 negara.

“Hanya seingat saya, negara Indonesia bukan termasuk negara yang ‘bersabar’ dengan IMF,” kata Herman.

Menurut Herman, kondisi ini bagi negara yang “bermasalah” juga berdampak pada kunjungan wisman ke Indonesia.

“Itu karena wisatawan asing dari Eropa akan memprioritaskan kebutuhannya berdasarkan kondisi yang ada. Sementara itu, pariwisata bukanlah kebutuhan primer, melainkan kebutuhan sekunder. Jadi itu dampaknya ke pariwisata,” jelas Herman.

Sementara di Inggris saja jumlah pekerja seks saat ini meningkat, di Prancis saja 140.000 orang berdemonstrasi di depan pemerintah karena kekurangan bahan bakar. Negara-negara Eropa terkena embargo yang diberlakukan Rusia,” kata Herman.

Semua ini juga akan mempengaruhi sektor pariwisata di Indonesia. Belum lagi kurs $1 yang sekarang bisa mencapai Rp 15.600 tentunya akan membuat masyarakat menabung dengan mengutamakan kebutuhan primer terlebih dahulu baru kemudian memperhatikan kebutuhan sekunder.

Meski dengan kondisi tersebut, Herman berharap situasinya tidak seperti pandemi Covid-19. “Kalau itu terjadi, bisa jadi ini yang kedua kalinya kami kena sembari tengkurap,” jelas Herman prihatin.

Namun demikian, PHRI Jawa Barat tetap melakukan kegiatan seperti: B. Kegiatan umroh saat ini kita mengadakan pameran, kita melakukan konsolidasi, pembenahan internal di PHRI.

Ketua PHRI Jabar masih mensyukuri situasi saat ini, okupansi hotel di kota Bogor dan Cirebon masih relatif stabil dan baik. Semoga daerah lain bisa menyusul.

**)

Dapatkan update informasi harian terpilih dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Suka, klik tautan ini dan bergabung. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button