Petirtaan Dewi Sri Simbatan Magetan, pusaka keramat yang kaya akan mitos, ada tradisi unik dalam membersihkan kampung - WisataHits
Jawa Timur

Petirtaan Dewi Sri Simbatan Magetan, pusaka keramat yang kaya akan mitos, ada tradisi unik dalam membersihkan kampung

Petirtaan Dewi Sri Simbatan Magetan, pusaka keramat yang kaya akan mitos, ada tradisi unik dalam membersihkan kampung

Magetan (beritajatim.com) – Petirtaan Dewi Sri Simbatan, Desa Simbatan, Nguntoronadi, Magetan, Jawa Timur sudah puluhan tahun dibuka untuk wisata edukasi dan sejarah. Tak hanya itu, konon airnya bisa menjadi obat mujarab bahkan membawa berkah bagi yang meminumnya atau menggunakannya untuk membasuh badan. Mitos-mitos terkenal tersebut membuat Sumiran (53), sang juru kunci, sangat pandai menjaga warisan budaya dari abad ke-9 tersebut.

Warga Desa Simbatan Kecamatan Nguntoronadi telah menjadi pengurus selama lebih dari 16 tahun. Tugasnya cukup sulit. Tidak hanya menjadi panduan bagi wisatawan yang ingin mengetahui sejarah Simbatan, tetapi juga untuk melindungi cagar budaya dari niat jahat. Meskipun ia percaya bahwa tidak ada yang datang ke kolam, juga disebut Sendang Beji, dengan niat jahat.

“Sebagian besar dari mereka yang datang ke sini pasti mendapat petunjuk pertama dari mimpi. Ada yang datang lebih awal karena mimpi air disini bisa menyembuhkan penyakit. Dan kemudian gunakan air ini sebagai obat. Dan segera penglihatannya berangsur-angsur membaik. Percaya atau tidak, teruskan, tapi itulah kenyataannya,” kata Sumiran.

Dan masih banyak lagi mitos yang beredar di luar Magetan. Dan sudah menjadi kewajibannya untuk selalu memperhitungkan niat jahat yang dapat merusak warisan budaya dari tahun 837 Saka itu. Meskipun demikian, dia menyambut semua orang. “Kami khusus melayani masyarakat yang ingin mengetahui sejarah petirtaan ini dan untuk ritual yang juga diawasi,” ujarnya.

Merupakan tradisi menari lele sambil membersihkan desa
Petirtaan Dewi Sri Simbatan telah dipugar selama tujuh tahun sejak 2007. Karena kedekatannya dengan tradisi, situs ini dijadikan sebagai ajang tradisi pembersihan desa yang cukup unik. Dalam rangkaian acara bersih desa, terdapat acara berupa tarian lele atau ikan yang ditangkap di kolam yang dikosongkan pada pagi hari sebelum acara inti.

“Setiap bulan di Suro, pada hari Jumat di Pahing, kami pasti mengadakan serangkaian acara bersih-bersih desa. Tahun ini 19 Agustus 2022,” ujarnya.

Diawali dengan ucapan selamat atau salat berjamaah di malam jum’at. Penyembelihan hewan pada Jumat pagi. Kemudian menguras air kolam, membersihkan patung Dewi Sri dan tempat-tempat lain di kolam. Sampai memancing. “Setelah salat Jumat, akan ada tayuban dengan memberikan iringan gamelan kepada ikan lele yang akan digelar kemudian diajak menari,” ujarnya.

Tarian yang dimaksud adalah ikan lele yang menggeliat saat musik dimainkan. Dan itu akan menjadi hiburan tersendiri bagi warga sekitar. Bahkan, penonton juga datang dari luar daerah. Namun, acara 2022 berlangsung dalam skala kecil. Karena ada pandemi. Tahun ini acara tidak seramai 2019. “Mengingat situasi masih belum cukup kondusif, tidak terlalu ramai, hanya tokoh masyarakat dan sesepuh yang hadir,” ujarnya. [kun]

Source: beritajatim.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button