Petani milenial berekspansi di Madiun, menanam kakao dan mengembangkan agrowisata - WisataHits
Jawa Timur

Petani milenial berekspansi di Madiun, menanam kakao dan mengembangkan agrowisata

WAKTU INDONESIA, MADIUN – Meski terlahir dari keluarga petani di Desa Morang, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Siswanto awalnya tidak berpikir untuk mewarisi pekerjaan ayahnya. Anggota Kelompok Tani Milenial Jati Mulyo Desa Morang ini lebih memilih bekerja di sektor lain setelah lulus SMA.

“Ketika saya masih sekolah, saya akan membantu mencari rumput untuk ternak, membantu ayah saya di kebun atau di sawah. Tapi setelah lulus sekolah, saya hanya jalan-jalan dan bekerja di konstruksi bangunan,” kata Siswanto.

Sepulang dari luar negeri, Siswanto mulai memikirkan apa yang harus dilakukan. Bertani adalah satu-satunya pilihan karena tidak ada potensi industri di desa. Karena banyak anak muda memutuskan untuk merantau, potensi pertanian di desa mereka tidak terwujud.

“Kalau anak muda semua ke luar negeri, siapa yang akan mengurus lahan pertanian. Akhirnya saya coba ke sana,” kata Siswanto.

Petani-Milenial-Madiun-2.jpgKegiatan kelompok tani milenial di desa Morang, Kare saat mereka menggarap lahan untuk perikanan dan pertanian kakao. (Foto: Klomtan Jati Mulyo untuk TIMES Indonesia)

Bersama beberapa pemuda di desanya, Siswanto kemudian mendirikan kelompok tani bernama Kelompok Tani Milenial Jati Lestari. Kelompok tani tersebut kemudian berkembang dan membentuk sub kelompok setingkat dusun, yaitu Kelompok Tani Milenial Jati Mulyo. Saat ini ada 20 anggota.

“Awalnya kami bekerja di perikanan. Kemudian di pembibitan kakao dan kopi,” kata Siswanto.

Khusus untuk kakao, kelompok tani bekerja sama dengan industri pengolahan cokelat dengan merek Monaco. Kelompok tani Jati Mulyo menyediakan bahan baku dan terlibat dalam pemasaran produk cokelat.

“Kerjasama dengan Monaco sudah berlangsung selama satu tahun sekarang. Ini agar tanaman kakao yang dibudidayakan di Desa Morang sekitar tahun 2009 nanti bisa tumbuh lagi,” kata Siswanto.

Untuk menarik minat anak muda lainnya untuk terjun ke dunia pertanian, kelompok tani milenial mulai menggeluti sektor agrowisata. Salah satunya adalah pembuatan lahan pendidikan pertanian.

“Nanti kita akan buat semacam tempat belajar pertanian dan peternakan. Tujuannya adalah anak sekolah atau anak muda yang ingin belajar pertanian,” jelas Siswanto.

Keberadaan Kelompok Tani Milenial bertujuan untuk memotivasi generasi muda untuk menjadi petani. Dan mengubah pola pikir bahwa bertani itu sulit dan tidak menjanjikan kekayaan.

“Bertani tidak sesulit dulu. Petani sekarang lebih mudah dengan teknologi dan alat pertanian modern,” katanya.

Ketua Kelompok Tani Milenial Jati Mulyo Hartono optimis bisa mengajak lebih banyak anak muda untuk terjun ke sektor pertanian. “Sebenarnya tidak sulit mengajak anak muda. Apalagi sekarang sulit mencari pekerjaan. Tentu selama bersatu dan semangat pasti ada hasilnya,” kata Hartono.

Agar usaha kelompok tani milenial terus berkembang, Hartono mengharapkan dukungan dari pihak terkait. Secara khusus, sarana prasarana seperti rumah kaca untuk taman kanak-kanak, pompa air dan kursus pelatihan.

Anggota Kelompok Tani Milenial Jati Mulyo, Desa Morang, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, menjadi salah satu peserta Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Petani dan Pembina yang dilakukan oleh Polbangtan Malang bersama Kementerian Pertanian RI dan Komisi IV Kementerian Pertanian RI. DPR RI.

**)

Dapatkan update informasi pilihan harian dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Suka, klik tautan ini dan bergabung. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: www.timesindonesia.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button